Bandung Jadi Lautan Angklung

Jum'at, 24 April 2015 - 08:58 WIB
Bandung Jadi Lautan Angklung
Bandung Jadi Lautan Angklung
A A A
LEBIH dari 20.000 orang, mayoritas pelajar, menggoyangkan angklung ketika Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bertanya, siapa yang jomblo?

Seketika stadion Siliwangi riuh rendah oleh suara angklung berbagai nada dan teriakan peserta Angklung for the World, kemarin. Gaya komunikasi massa Emil, sapaan akrabnya, yang dekat dengan kaum muda mampu menggelorakan semangat para peserta yang sudah kepanasan dan mulai terkuras tenaganya.

Betapa tidak, acara pemecahan rekor dunia bermain angklung dengan peserta terbanyak belum juga mulai pada pukul 11.00 WIB. Padahal, mereka sudah ber kumpul sejak pagi. Bahkan ada peserta yang mengaku telah tiba di lokasi sejak pukul 05.00 WIB. Terlihat beberapa peserta sampai jatuh pingsan lantas ditandu tim kesehatan untuk men da patkan perawatan.

Acara pemecahan rekor bermain angklung terbanyak di dunia itu molor dari jadwal karena masalah teknis mengenai jumlah peserta. Penghitungan yang semula akan menggunakan alat digital akhirnya harus dilakukan manual. Pasalnya, alat digital tersebut rusak. Sehingga pihak dari Guiness World of Records menunda pelaksanaan karena pe serta belum mencapai target yang ditentukan.

Lucia dari Guiness World of Records menujukkan kecemasannya. Dia tampak hilir mudik dari panggung utama di bagian timur stadion ke pintu gerbang di bagian Barat. Hal tersebut dilakukan Lucia karena beberapa peserta tampak mulai berniat pulang. Namun akhirnya, permainan angklung untuk memecahkan rekor dunia itu pun dimulai sekitar pukul 11.30 WIB.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku, menurut perhitungan pihaknya, peserta sudah melebihi target. Angklung yang dibuat sebanyak 20.000 untuk peserta utama dan 2.000 untuk cadangan habis semua. Satu orang memegang satu buah angklung. “Karena ada permasalahan teknis, akhirnya melakukan peng hitungan manual. Satu relawan berhimpun di 50 pemain. Ada sebanyak 400 relawan. Artinya sudah ada 20.000. Official MURI sudah menyatakan rekor MURI sudah ter pecah kan. Tinggal dari Guiness Book World of Records. Masih dihitung, hasilnya satu-dua minggu ke depan katanya,” ungkap Emil.

Pemecahan rekor dunia bermain angklung dengan peserta terbanyak kali ini membawakan lagu We are the World yang di populerkan Michael Jackson. Para peserta yang berhimpun baik di tengah lapangan hingga memenuhi tribun penonton di stadion tersebut bermain angklung dengan dipandu konduktor dari Saung Angklung Udjo. Lagu itu selesai dimainkan dalam waktu sekitar 7 menit.

Mereka mengikuti arahan berupa gerakan tangan sang konduktor yang juga ditampilkan pada dua layar besar di tengah lapangan dan layar kecil di pinggir tribun penonton. Setiap gerakan tangan mengisyaratkan angklung bernada tertentu yang harus diangkat. Sebelumnya masing-masing nada angklung diberi tanda nama daerah di Indonesia.

Meskipun belum ada keputusan rekor dunia sudah terpecah kan atau belum, bagi Emil, yang penting bukan pecah rekornya, tapi hadiahnya adalah kekompakannya. “Gotong royong, cinta Bandung, Jawa Barat, Indonesia terperlihatkan dengan rasa kebanggaan. Kalau Anda lihat dari atas panggung, pasti merinding melihat semangat warga Bandung,” tutur Wali Kota.

Terkait banyak peserta yang pingsan, Emil mengatakan, hal tersebut di luar dugaan karena terik panas matahari yang menyengat. “Ada yang pingsan, akhirnya saya berinisiatif kepanggung, menyemangati mereka. Semoga dengan wali kota naik, mereka akan lebih bersemangat,” ungkap Emil.

Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengemukakan, pemecahan rekor bermain angklung ini sebagai pesan perdamaian yang di gaungkan untuk Asia-Afrika. “Alhamdulillah lancar. Dulu kita menyuarakan kemerdekaan, sekarang kita menyuarakan seni budaya. Angklung merupakan lambang kebersamaan. Karena mana mungkin main angklung sendirian. Lambang kebersamaan Asia Afrika khususnya, dunia pada umumnya,” kata Aher.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, angklung me rupakan kesenian yang sudah dimainkan di KAA 1955. Alat musik ini diakui sebagai karya Indonesia di Unesco.

“Angklung milik bangsa (Indonesia), bukan negara lain. Rekor yang tercatat di dunia, pernah di Washington DC tahun 2011 dengan 5.185 peserta. Di Beijing tahun 2012 dengan 5.393. Hari ini (kemarin) di Bandung rekor dunia akan terpecahkan karena pesertanya 20.000,” ungkap Arief.

Fauzan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.5039 seconds (0.1#10.140)
pixels