Bentrok Lagi, Bentrok Lagi...!
A
A
A
MEDAN - Kawasan Jalan Sutomo kembali mencekam menyusul terjadinya bentrok lagi antara tim gabungan dengan pedagang kaki lima (PKL) yang melakukan penertiban kemarin pagi.
Untuk menghalangi tim penertiban, pedagang membakar puluhan kios sehingga menimbulkan kobaran api cukup besar. Pedagang juga menyerang tim gabungan dengan batu, cabai giling dan tomat busuk, sebagai bentuk penolakan atas penertiban yang dilakukan. Untuk penertiban yang ketujuh kalinya ini, tim gabungan memilih waktu pagi hari.
Tidak seperti sebelumnya yang selalu turun melakukan penertiban mulai tengah malam hingga jelang subuh. Kehadiran tim gabungan membuat pedagang yang telah sepekan lebih bebas berjualan di Jalan Sutomo, sontak terkejut dan tidak berani membuka lapak. Sementara pedagang di seputaran Jalan Veteran, Jalan Bintang, Jalan Bulan, dan Jalan Sei Kera, tetap nekat menggelar lapak. Mereka seakan tidak mempedulikan kehadiran tim gabungan.
Berdasarkan pantauan KORANSINDO MEDAN , tim gabungan yang berjumlah sekitar 800 orang sudah mulai berkumpul di sekitar Jalan Sutomo mulai pukul 04.30 WIB Senin (20/4). Tim gabungan terdiri atas unsur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perhubungan, PD Pasar, Polresta Medan, Kodim 0201/ BS, aparat kelurahan/ kecamatan serta kepala lingkungan.
Setelah membentuk formasi, tepat pukul 06.55 WIB, Kasatpol PP Kota Medan M Sofyan selaku ketua tim gabungan, memerintahkan mulai dilakukan penertiban. Dalam penertiban kemarin, tim penertiban menggunakan dua unit alat berat milik Dinas Bina Marga Kota Medan. Di barisan terdepan, seratusan personel Satpol PP dilengkapi helm, tameng, dan pentungan, mulai merangsek maju.
Lalu diikuti ratusan petugas Satpol PP lainnya tanpa menggunakan pelaratan pendukung. Setelah itu diikuti dua unit alat berat dan truk milik Dinas Bina Maraga, PD Pasar, dan Dinas kebersihan. Selanjutnya satu unit mobil water canon milik Polresta Medan mengikuti dari belakang. Di belakang mobil water canon berbaris seratusan petugas Polresta Medan dilengkapi pakaian pengaman, helm, dan pentungan, serta polisi bersepeda motor.
Penertiban dimulai dari Jalan veteran. Seluruh dagangan maupun meja milik pedagang diangkut tim gabungan, meski pedagang berusaha mempertahankannya. Barang dagangan dan meja, termasuk payung diangkut dan dimasukkan dalam truk. Jeritandanmakianpuntak putus keluar dari mulut pedagang sebagai bentruk protes.
Pada saat melakukan pembersihan di Jalan Bulan, persis di dekat terminal angkutan umum, pedagang memberikan perlawanan, terutama dari pedagang kaum perempuan alias inang-inang. Selain melempari personel Satpol PP dengan tomat, mereka juga melempari petugas dengan batu.
Malah salah seorang inang-inang sempat melempar cabai giling ketika personel Satpol PP mengangkat meja dan dagangangannya. Ahkan, wajah sang ketua tim, M Sofyan, sempat terkena siraman cabai giling yang dilempar salah seorang perempuan paro baya lantaran tidak senang meja dan dagangannya diangkut.
Meski ada perlawanan, namun penertiban terus berjalan. Ratusan lapak liar pedagang di sekitar Jalan Martinus Lubis (Jalan Bulan) dan Jalan DR F L Tobing (Jalan Bintang) berhasil diratakan tim gabungan. Kondisi ini membuat para pedagang semakin kalap. Mereka lalu membabi buta berusaha menggagalkan penertiban. Termasuk, menyiramkan petugas satpol PP dengan minyak goreng.
Namun perlawan itu tidak mampu menyurutkan langkah tim gabungan melakukan penertiban. Bentrok fisik nyaris terjadi setelah seratusan petugas mendapat kabar ada salah seorang rekan mereka disandera pedagang. Seratusan personel Satpol PP pun langsung tersulut emosi. Mereka lalu memaksa menerobos masuk ke tempat yang diduga sebagai tempat diamankannya rekan mereka tersebut.
Namun bentrokan fisik dapat dihindarkan setelah Kasatpol PP menyisiri lokasi dan memastikan tidak ada anggotanya yang disandera pedagang. Bersamaan dengan itu, dua unit alat berat beraksi merubuhkan lapak para pedagang di Jalan Bulan. Seluruh lapak yang ada rata dengan tanah, termasuk bangunan WC umum yang selama ini dijadikan tempat MCK oleh pedagang.
Untuk menghalangi tim gabungan, pedagang nekat membakar puluhan kios milik mereka. Dalam sekejap kobaran api pun membesar, sehingga penertiban sempat tertunda sejenak. Untuk memadamkan kobaran api, tim gabungan minta bantuan Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) Kota Medan.
Tak lama ber-selang, dua unit mobil pemadam kebakaran datang dan langsung melakukan pemadaman. Setelah api berhasil dipadamkan, dua unit alat berat kembali meneruskan pembongkaran lapak pedagang sampai seputaran Jalan Bintang. Sekitar pukul 10.30WIB, tim gabungan pun berhasil memberihkan seputaran Jalan Bulan dan Jalan Bintang dari lapak para pedagang.
Setelah itu tim gabungan pun meninggalkan lokasi diiringi teriakan serta hujatan para pedagang dan berkumpul kembali di depan kantor PD Pasar. Selain melakukan pembakaran, pedang juga menyerang petugas dengan batu. Tak mau konyol, petugas sambil berlindung balas melempar sehingga sempat terjadi hujan batu. Kondisi ini membuat suasana mencekam, para pemilik rumah toko yang umum dihuni warga turunan Tionghoa pun langsung menutup pintu.
Pelemparan baru terhenti setelah mobil canon water masuk ke lokasi diikuti seratusan polisi, termasuk polisi bersepeda motor. Namun, akibatpelemparanbatuini, Kepling VTegalRejo, Abdul, terkenalemparan batu dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Untuk menghentikan aksi penertiban ini, para pedagang tidak hanya melakukan aksi lempar batu dan cabai giling maupun tomat busuk, tapi juga memaki-maki petugas.
“Bakar saja, besok bisa kami dirikan lagi kios yang lebih bagus. Memang nggak ada otaknya kalian, cuma ininya tempat kami berjualan dan mencari makan, itu pun kalian hancurkan. Mau ke mana lagi kami berjualan? Di Pasar Mamak (Induk) itu kami tidak punya lapak, di sana pun tak aman, kawan kami sudah kenak klewang, mau ke mana lagi kami cari makan,” teriak para pedagang.
Sementara itu, Kasatpol PP M Sofyan mengatakan, kekuatan tim gabungan yang diturunkan dalam penertiban kemarin mencapai 800 orang. Tim gabungan sengaja memilih waktu penertiban di pagi hari sebagai salah satu strategi agar hasilnya maksimal. Ia pun memastikan penertiban akan terus dilakukan sepanjang para pedagang masih menggelar lapak di Jalan Sutomo dan sekitarnya.
Tim gabungan, kata Sofyan, akan terus memantau aktivitas para pedagang. Jika para pedagang kembali menggelar lapak, maka tim gabungan akan langsung melakukan penertiban. “Penertiban baru kami hentikan setelah kawasan jalan Sutomo steril dari padahg kaki lima!” tegasnya.
Lia anggia nasution
Untuk menghalangi tim penertiban, pedagang membakar puluhan kios sehingga menimbulkan kobaran api cukup besar. Pedagang juga menyerang tim gabungan dengan batu, cabai giling dan tomat busuk, sebagai bentuk penolakan atas penertiban yang dilakukan. Untuk penertiban yang ketujuh kalinya ini, tim gabungan memilih waktu pagi hari.
Tidak seperti sebelumnya yang selalu turun melakukan penertiban mulai tengah malam hingga jelang subuh. Kehadiran tim gabungan membuat pedagang yang telah sepekan lebih bebas berjualan di Jalan Sutomo, sontak terkejut dan tidak berani membuka lapak. Sementara pedagang di seputaran Jalan Veteran, Jalan Bintang, Jalan Bulan, dan Jalan Sei Kera, tetap nekat menggelar lapak. Mereka seakan tidak mempedulikan kehadiran tim gabungan.
Berdasarkan pantauan KORANSINDO MEDAN , tim gabungan yang berjumlah sekitar 800 orang sudah mulai berkumpul di sekitar Jalan Sutomo mulai pukul 04.30 WIB Senin (20/4). Tim gabungan terdiri atas unsur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perhubungan, PD Pasar, Polresta Medan, Kodim 0201/ BS, aparat kelurahan/ kecamatan serta kepala lingkungan.
Setelah membentuk formasi, tepat pukul 06.55 WIB, Kasatpol PP Kota Medan M Sofyan selaku ketua tim gabungan, memerintahkan mulai dilakukan penertiban. Dalam penertiban kemarin, tim penertiban menggunakan dua unit alat berat milik Dinas Bina Marga Kota Medan. Di barisan terdepan, seratusan personel Satpol PP dilengkapi helm, tameng, dan pentungan, mulai merangsek maju.
Lalu diikuti ratusan petugas Satpol PP lainnya tanpa menggunakan pelaratan pendukung. Setelah itu diikuti dua unit alat berat dan truk milik Dinas Bina Maraga, PD Pasar, dan Dinas kebersihan. Selanjutnya satu unit mobil water canon milik Polresta Medan mengikuti dari belakang. Di belakang mobil water canon berbaris seratusan petugas Polresta Medan dilengkapi pakaian pengaman, helm, dan pentungan, serta polisi bersepeda motor.
Penertiban dimulai dari Jalan veteran. Seluruh dagangan maupun meja milik pedagang diangkut tim gabungan, meski pedagang berusaha mempertahankannya. Barang dagangan dan meja, termasuk payung diangkut dan dimasukkan dalam truk. Jeritandanmakianpuntak putus keluar dari mulut pedagang sebagai bentruk protes.
Pada saat melakukan pembersihan di Jalan Bulan, persis di dekat terminal angkutan umum, pedagang memberikan perlawanan, terutama dari pedagang kaum perempuan alias inang-inang. Selain melempari personel Satpol PP dengan tomat, mereka juga melempari petugas dengan batu.
Malah salah seorang inang-inang sempat melempar cabai giling ketika personel Satpol PP mengangkat meja dan dagangangannya. Ahkan, wajah sang ketua tim, M Sofyan, sempat terkena siraman cabai giling yang dilempar salah seorang perempuan paro baya lantaran tidak senang meja dan dagangannya diangkut.
Meski ada perlawanan, namun penertiban terus berjalan. Ratusan lapak liar pedagang di sekitar Jalan Martinus Lubis (Jalan Bulan) dan Jalan DR F L Tobing (Jalan Bintang) berhasil diratakan tim gabungan. Kondisi ini membuat para pedagang semakin kalap. Mereka lalu membabi buta berusaha menggagalkan penertiban. Termasuk, menyiramkan petugas satpol PP dengan minyak goreng.
Namun perlawan itu tidak mampu menyurutkan langkah tim gabungan melakukan penertiban. Bentrok fisik nyaris terjadi setelah seratusan petugas mendapat kabar ada salah seorang rekan mereka disandera pedagang. Seratusan personel Satpol PP pun langsung tersulut emosi. Mereka lalu memaksa menerobos masuk ke tempat yang diduga sebagai tempat diamankannya rekan mereka tersebut.
Namun bentrokan fisik dapat dihindarkan setelah Kasatpol PP menyisiri lokasi dan memastikan tidak ada anggotanya yang disandera pedagang. Bersamaan dengan itu, dua unit alat berat beraksi merubuhkan lapak para pedagang di Jalan Bulan. Seluruh lapak yang ada rata dengan tanah, termasuk bangunan WC umum yang selama ini dijadikan tempat MCK oleh pedagang.
Untuk menghalangi tim gabungan, pedagang nekat membakar puluhan kios milik mereka. Dalam sekejap kobaran api pun membesar, sehingga penertiban sempat tertunda sejenak. Untuk memadamkan kobaran api, tim gabungan minta bantuan Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) Kota Medan.
Tak lama ber-selang, dua unit mobil pemadam kebakaran datang dan langsung melakukan pemadaman. Setelah api berhasil dipadamkan, dua unit alat berat kembali meneruskan pembongkaran lapak pedagang sampai seputaran Jalan Bintang. Sekitar pukul 10.30WIB, tim gabungan pun berhasil memberihkan seputaran Jalan Bulan dan Jalan Bintang dari lapak para pedagang.
Setelah itu tim gabungan pun meninggalkan lokasi diiringi teriakan serta hujatan para pedagang dan berkumpul kembali di depan kantor PD Pasar. Selain melakukan pembakaran, pedang juga menyerang petugas dengan batu. Tak mau konyol, petugas sambil berlindung balas melempar sehingga sempat terjadi hujan batu. Kondisi ini membuat suasana mencekam, para pemilik rumah toko yang umum dihuni warga turunan Tionghoa pun langsung menutup pintu.
Pelemparan baru terhenti setelah mobil canon water masuk ke lokasi diikuti seratusan polisi, termasuk polisi bersepeda motor. Namun, akibatpelemparanbatuini, Kepling VTegalRejo, Abdul, terkenalemparan batu dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Untuk menghentikan aksi penertiban ini, para pedagang tidak hanya melakukan aksi lempar batu dan cabai giling maupun tomat busuk, tapi juga memaki-maki petugas.
“Bakar saja, besok bisa kami dirikan lagi kios yang lebih bagus. Memang nggak ada otaknya kalian, cuma ininya tempat kami berjualan dan mencari makan, itu pun kalian hancurkan. Mau ke mana lagi kami berjualan? Di Pasar Mamak (Induk) itu kami tidak punya lapak, di sana pun tak aman, kawan kami sudah kenak klewang, mau ke mana lagi kami cari makan,” teriak para pedagang.
Sementara itu, Kasatpol PP M Sofyan mengatakan, kekuatan tim gabungan yang diturunkan dalam penertiban kemarin mencapai 800 orang. Tim gabungan sengaja memilih waktu penertiban di pagi hari sebagai salah satu strategi agar hasilnya maksimal. Ia pun memastikan penertiban akan terus dilakukan sepanjang para pedagang masih menggelar lapak di Jalan Sutomo dan sekitarnya.
Tim gabungan, kata Sofyan, akan terus memantau aktivitas para pedagang. Jika para pedagang kembali menggelar lapak, maka tim gabungan akan langsung melakukan penertiban. “Penertiban baru kami hentikan setelah kawasan jalan Sutomo steril dari padahg kaki lima!” tegasnya.
Lia anggia nasution
(bbg)