Penjualan Elpiji 12 Kg Turun Akibat Migrasi ke 3 Kg
A
A
A
CIREBON - Penjualan elpiji 12 ki logram (kg) di wilayah Cirebon turun. Kondisi itu diindikasi akibat membanjirnya suplai el piji 3 kg di pasaran.
Bahkan, aksi pencurian gas me lon tersebut belakangan men cuat dan merugikan para pe milik pangkalan yang di keluhkan oleh para pemilik agen elpiji. “Biasanya penjualan tabung el piji 12 kg maupun bright gas bisa mencapai 30.000 tabung se tiap bulannya. Tapi sejak harganya naik beberapa waktu lalu, penjualan elpiji 12 kg pun terus turun,” ungkap Kepala Cabang PT Rezeki Indo Alam, salah satu agen elpiji di kawasan Pekalipan, Kota Cirebon, Gunawan Kalita, kemarin.
Saat ini penjualan tabung 12 kg maupun bright gas hanya 23.000 -24.000 tabung setiap bu lannya. Bukan hanya itu, sekitar dua minggu lalu seseorang tak dikenal pernah mencoba mem beli tabung 12 kg yang dimi likinya. Tak tanggung-tanggung, jum lah yang diminta mencapai 30 tabung. Gunawan yang juga Ko ordinator Daerah Wilayah Ko ta Cirebon dan Kabupaten Ci rebon Hiswana Migas Cirebon ini pun menolak karena pihak agen tak diizinkan membeli ta bung 12 kg.
Jika tidak, agen resmi dianggap tak patuh dan te r ancam sanksi dari Pertamina. Kepala Bidang Migas Hiswana Migas Cirebon Fauzie Hasan me ngakui, adanya kesulitan yang dihadapi pangkalan untuk me nyerap elpiji 3 kg yang di kirimkan kepada mereka. Penyebabnya, pasokan elpiji 3 kg terus di tambah hingga menyebabkan kelebihan suplai ke pasaran. “Umumnya, pasokan elpiji 3 kg se-Wilayah Cirebon yang meliputi Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, men capai 4,2 juta tabung setiap bu lan,” papar dia saat di kon firmasi media, kemarin.
Namun sejak Maret, pasokan elpiji 3 kg ditambah menjadi 4.430.000 tabung setiap bulannya. Salah satu pe nye babnya berupa kebijakan yang mewajibkan SPBU menjual elpiji 3 kg. Akibatnya, terjadi kelebihan su plai di pasaran. Agen dan pang kalan pun akhirnya kesulit an menyerap elpiji 3 kg. Bahkan saat truk bongkar ada pa ngkalan yang tabungnya belum ko song. Padahal, tegas dia, elpiji 3 kg me rupakan barang bersubsidi yang pengawasan distribusinya harus ketat karena di peruntukkan bagi masyarakat terbatas, yak ni orang-orang dengan ekonomi menengah ke bawah dan UMKM.
Dengan berlebihnya suplai, menurut dia, me mungkinkan terjadinya pengoplosan dari tabung 3 kg ke tabung 12 kg. Dia menyebutkan, satu tabung 12 kg hanya dibutuhkan em pat tabung 3 kg. Dengan harga hanya Rp16 ribu/tabung untuk 3 kg, maka dana operasional yang harus dikeluarkan pe ngoplos hanya Rp64.000. Sementara harga elpiji 12 kg saat ini su dah mencapai Rp143.000/ ta bung. Tak heran, jika dijual pe ngo plos bisa memperoleh un tung besar.
Karena itu, pi hak nya meminta Pertamina mem ba tasi pasokan elpiji 3 kg di pasaran. Terpisah, Senior Sales Executif Rayon X Ciayumajakuning PT Pertamina Herdi Surya Indra wan mengklaim, kondisi tersebut sebagai kewajaran. Hal itu karena harga elpiji 12 kg baru saja naik. “Makanya terjadi pengurang an penggunaan elpiji 12 kg,” cetus dia.
Dia pun meyakinkan, efek tersebut bersifat sementara dan hanya berlangsung sebulan saja sebelum kemudian normal kembali. Dia menyebutkan, saat ini setiap rumah tangga rata-rata memiliki dua jenis tabung, be rupa tabung 3 kg dan tabung 12 kg. Dengan begitu, ketika harga elpiji 12 kg naik, tak sedikit konsumen yang beralih ke elpiji 3 kg.
Erika lia
Bahkan, aksi pencurian gas me lon tersebut belakangan men cuat dan merugikan para pe milik pangkalan yang di keluhkan oleh para pemilik agen elpiji. “Biasanya penjualan tabung el piji 12 kg maupun bright gas bisa mencapai 30.000 tabung se tiap bulannya. Tapi sejak harganya naik beberapa waktu lalu, penjualan elpiji 12 kg pun terus turun,” ungkap Kepala Cabang PT Rezeki Indo Alam, salah satu agen elpiji di kawasan Pekalipan, Kota Cirebon, Gunawan Kalita, kemarin.
Saat ini penjualan tabung 12 kg maupun bright gas hanya 23.000 -24.000 tabung setiap bu lannya. Bukan hanya itu, sekitar dua minggu lalu seseorang tak dikenal pernah mencoba mem beli tabung 12 kg yang dimi likinya. Tak tanggung-tanggung, jum lah yang diminta mencapai 30 tabung. Gunawan yang juga Ko ordinator Daerah Wilayah Ko ta Cirebon dan Kabupaten Ci rebon Hiswana Migas Cirebon ini pun menolak karena pihak agen tak diizinkan membeli ta bung 12 kg.
Jika tidak, agen resmi dianggap tak patuh dan te r ancam sanksi dari Pertamina. Kepala Bidang Migas Hiswana Migas Cirebon Fauzie Hasan me ngakui, adanya kesulitan yang dihadapi pangkalan untuk me nyerap elpiji 3 kg yang di kirimkan kepada mereka. Penyebabnya, pasokan elpiji 3 kg terus di tambah hingga menyebabkan kelebihan suplai ke pasaran. “Umumnya, pasokan elpiji 3 kg se-Wilayah Cirebon yang meliputi Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, men capai 4,2 juta tabung setiap bu lan,” papar dia saat di kon firmasi media, kemarin.
Namun sejak Maret, pasokan elpiji 3 kg ditambah menjadi 4.430.000 tabung setiap bulannya. Salah satu pe nye babnya berupa kebijakan yang mewajibkan SPBU menjual elpiji 3 kg. Akibatnya, terjadi kelebihan su plai di pasaran. Agen dan pang kalan pun akhirnya kesulit an menyerap elpiji 3 kg. Bahkan saat truk bongkar ada pa ngkalan yang tabungnya belum ko song. Padahal, tegas dia, elpiji 3 kg me rupakan barang bersubsidi yang pengawasan distribusinya harus ketat karena di peruntukkan bagi masyarakat terbatas, yak ni orang-orang dengan ekonomi menengah ke bawah dan UMKM.
Dengan berlebihnya suplai, menurut dia, me mungkinkan terjadinya pengoplosan dari tabung 3 kg ke tabung 12 kg. Dia menyebutkan, satu tabung 12 kg hanya dibutuhkan em pat tabung 3 kg. Dengan harga hanya Rp16 ribu/tabung untuk 3 kg, maka dana operasional yang harus dikeluarkan pe ngoplos hanya Rp64.000. Sementara harga elpiji 12 kg saat ini su dah mencapai Rp143.000/ ta bung. Tak heran, jika dijual pe ngo plos bisa memperoleh un tung besar.
Karena itu, pi hak nya meminta Pertamina mem ba tasi pasokan elpiji 3 kg di pasaran. Terpisah, Senior Sales Executif Rayon X Ciayumajakuning PT Pertamina Herdi Surya Indra wan mengklaim, kondisi tersebut sebagai kewajaran. Hal itu karena harga elpiji 12 kg baru saja naik. “Makanya terjadi pengurang an penggunaan elpiji 12 kg,” cetus dia.
Dia pun meyakinkan, efek tersebut bersifat sementara dan hanya berlangsung sebulan saja sebelum kemudian normal kembali. Dia menyebutkan, saat ini setiap rumah tangga rata-rata memiliki dua jenis tabung, be rupa tabung 3 kg dan tabung 12 kg. Dengan begitu, ketika harga elpiji 12 kg naik, tak sedikit konsumen yang beralih ke elpiji 3 kg.
Erika lia
(ars)