Jurnalis Profesi Terbuka untuk Siapa Saja

Jum'at, 17 April 2015 - 10:02 WIB
Jurnalis Profesi Terbuka untuk Siapa Saja
Jurnalis Profesi Terbuka untuk Siapa Saja
A A A
BANDUNG - Sama seperti sebelumnya, ratusan mahasiswa selalu antusias mengikuti SINDO Goes To Campus yang menghadirkan pembicara- pembicara andal di bidangnya.

Kemarin, ratusan mahasiswa Universitas Pasundan (Unpas) beramai-ramai mengikuti talkshow dan workshop yang di kemas dalam suasana serius, tapi santai itu. Unpas menjadi kampus penutup rangkaian roadshow di Kota Bandung, setelah sehari sebelumnya pada Rabu (15/4) SINDO Goes To Campus menyambangi Telkom University (Tel-U) dan beberapa waktu lalu Universitas Islam Bandung (Unisba).

Manager Produksi iNews TV Khoiri Akhmadi, salah satu pembicara pada talkshow tersebut mengungkapkan, dunia jurnalis tidak melulu memiliki latarbelakang ilmu komunikasi. Jurnalis merupakan profesi yang terbuka dan bisa digeluti oleh siapa saja.

Akan tetapi, Khoiri menekankan pentingnya seorang jurnalis yang bertanggung jawab terhadap pemberitaannya kepada publik. “Seorang jurnalis harus jujur dalam pemberitaannya karena profesi jurnalis memiliki pengaruh yang kuat terhadap lingkungan sekitar,” ungkapnya.

Khoiri mengingatkan ada sekian banyak keuntungan menjadi seorang jurnalis. Masyarakat juga perlu tahu bahwa menjadi jurnalis tidak melulu enak. Dalam setiap reportasenya ada tanggung jawab moral yang besar yang tak bisa dilepaskannya. Hal serupa juga diungkapkan Wakil Pimpinan Redaksi KORAN SINDO Djaka Susila.

Di awal kariernya sebagai jurnalis, Djaka mengaku lebih banyak mendapat tantangan berat. Ia memulai karier sebagai jurnalis dengan gaji yang sangat minim, namun tanggung jawab yang berat. Belum lagi pandangan masyarakat saat itu masih belum terbuka seperti saat ini, di mana jurnalis masih dianggap profesi yang tidak populer.

“Apalagi saat itu sebagai seorang sarjana, tidak pernah terpikirkan oleh saya untuk menjadi seorang jurnalis dengan berbagai kesusahan waktu, tenaga, dan pikiran. Tapi dengan tantangan seberat itu, apakah saya kapok jadi wartawan? Tidak,” ucap Djaka.

Djaka menyakini profesinya saat itu bukanlah sebuah puncak kariernya. Untuk itu, ia mengambil peluang menjadi jurnalis di Jakarta. Saat itu dengan gaji yang tak seberapa dan tantangan pemberitaan di ibu kota, ia hanya fokus dalam pemberitaan dan bekerja keras.

Bagi nya menjadi seorang jurnalis bukan hanya persoalan ilmu jurnalistik, tapi juga kemampuan membaca kondisi dan mengelola sisi humanis yang kerap menjadi dilema. Dalam beberapa kondisi, seringkali Djaka mengaku kerap terbentur dengan perannya apakah sebagai wartawan atau manusia.

Terlebih saat ia dihadapi dengan kondisi menyaksikan sebuah musibah, apakah ia akan menolong korbannya sebagai manusia atau mendahulukan meliput peristiwa tersebut sebagai seorang jurnalis. “Dalam kondisi seperti itu saya akan memilih menolong korban dulu, baru setelah itu meliput. Karena kita dilahirkan sebagai manusia saat pertama lahir ke bumi, bukan sebagai jurnalis,” tuturnya.

Redaktur KORAN SINDO Ma’ruf pun memaparkan penga lamannya. Menurutnya, tidak semua jurnalis akan selalu membahas soal politik, ekonomi, ataupun kriminal. Salah satu yang menjad latar belakangnya yakni ia menjadi jurnalis olah raga. Desk ini salah satu yang simpel dan memaparkan informasi sesuai dengan yang disaksikan. Pelajaran yang berharga adalah jangan pernah tidak melakukan konfirmasi saat berada di area yang tidak dikenali.

Dalam suatu peliputan, Ma’ruf pernah ditugaskan ke daerah yang penuh dengan berandalan. Berbagai peringatan diamatinya demi menjaga keselamatan selama dalam proses liputan. “Kita perlu mengenal daerah atau medan liputan yang akan kita sambangi. Maka mengonfirmasi kepada orang sekitar perlulah dilakukan demi menjaga keselamatan. Yang utama itu adalah keselamatan dulu baru berita. Karena jika tidak selamat, bagaimana kita bisa dapat berita bukan?” katanya.

Menanggapi kegiatan SINDO Goes To Campus, Wakil Rektor III Unpas Dede Ramdan mengatakan, pihaknya saat mendukung acara serupa dan berharap program ini berkelanjutan. Ilmu komunikasi khususnya di bidang jurnalistik sangat membutuhkan media seperti ini sebagai target praktek lapangan mahasiswa.

“Terlebih saat ini peran media sangat kuat, baik dalam pengusung berbagai kepentingan masyarakat maupun penyaluran informasi,” ujarnya.

Anne rufaidah
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7360 seconds (0.1#10.140)