Anak Medan,No!
A
A
A
MEDAN - PSMS Medan dinilai tidak perlu memanggil pulang anak Medan yang bermain di Qatar National Bank (QNB) League. Yang dibutuhkan Ayam Kinantan bukan anak Medan yang bermain di liga profesional, melainkan pemain yang bisa mengangkat performa PSMS.
Parlin Siagian, mantan pemain PSMS yang ditunjuk Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Edy Rahmayadi sebagai penyeleksi pemain dan penasihat teknik Ayam Kinantan mengatakan, pelatih akan menilai kemampuan pemain yang benarbenar memiliki tekad yang besar mengembalikan marwah PSMS.
”Kami tidak akan memanggil pemain yang sudah profesional karena nilainya mahal. Istilahnya, anak Medan no! Kalau mau bergabung silakan datang, pelatih akan menilai layak atau tidaknya,” tandas Parlin di Lapangan Makodam I/BB kemarin. Anak Medan yang berlaga di Kompetisi QNB League adalah Donny F Siregar, Riko Simanjuntak, M Rifqi, Romi Agustiawan, Ronny Fatahilah (Persegres Gresik United), Rahmad Hidayat, dan Ghazali Siregar (Pelita Bandung Raya).
Parlin menegaskan, PSMS menginginkan pemain yang memiliki ekspektasi besar mengangkat kembali nama tim yang lahir 1950 itu. Status pemain tidak menjadi penilaian penting, lebih baik pemain amatir, yang memiliki kemampuan mumpuni tampil fightdi lapangan. ”Yang terpenting bagi kami, pemain dengan semangat yang besar. Semangat memperbaiki kekurangan dan semangat mengembalikan PSMS,” tuturnya.
Tahap seleksi sendiri masih berlangsung. Tim pelatih masih melihat dan menilai kemampuan pemain dengan posisi masingmasing. Tak ingin membeli kucing dalam karung, para pemain akan diberikan waktu hingga diputuskan Sabtu (18/4). Terlihat Pelatih Edi Syahputra dan Suharto AD memberikan instruksi kepada para pemain. Keduanya enggan berkomentar soal proses seleksi. Saat ini keduanya disibukkan menyeleksi pemain. Menurut Parlin, saat proses seleksi pihaknya tidak akan mencoret pemain sebelum diputuskan nanti. Proses seleksi membutuhkan adaptasi sehingga memerlukan waktu.
”Kalau dari segi seleksi belum bisa melihat secara sempurna pemain ini. Sebab, kami masih berupaya memberikan motivasi dulu untuk pemain. Silakan tunjukan kemampuan pemain, pelatih nanti yang menentukan pemain mana yang layak menjadi pemain PSMS, terakhir pertandingan uji coba nanti,” ujarnya. Parlin menegaskan, status seluruh pemain tidak ada yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan jika Tri Yudha Handoko dkk harus berjuang untuk tetap menghuni mes Kebun Bunga, markas PSMS.
”Status pemain semua pemain masih seleksi. Tidak ada yang sudah menjadi pemain PSMS. Bisa saja mereka (yang telah ditetapkan sebagai pemain sebelumnya) dicoret dari tim dan diganti dengan pemain lain, yang lebih baik. Selama menunggu bergulirnya kompetisi, tim akan terus mencari dan mempersiapkan pemain yang benarbenar siap,” pungkas Parlin.
Haris dasril
Parlin Siagian, mantan pemain PSMS yang ditunjuk Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Edy Rahmayadi sebagai penyeleksi pemain dan penasihat teknik Ayam Kinantan mengatakan, pelatih akan menilai kemampuan pemain yang benarbenar memiliki tekad yang besar mengembalikan marwah PSMS.
”Kami tidak akan memanggil pemain yang sudah profesional karena nilainya mahal. Istilahnya, anak Medan no! Kalau mau bergabung silakan datang, pelatih akan menilai layak atau tidaknya,” tandas Parlin di Lapangan Makodam I/BB kemarin. Anak Medan yang berlaga di Kompetisi QNB League adalah Donny F Siregar, Riko Simanjuntak, M Rifqi, Romi Agustiawan, Ronny Fatahilah (Persegres Gresik United), Rahmad Hidayat, dan Ghazali Siregar (Pelita Bandung Raya).
Parlin menegaskan, PSMS menginginkan pemain yang memiliki ekspektasi besar mengangkat kembali nama tim yang lahir 1950 itu. Status pemain tidak menjadi penilaian penting, lebih baik pemain amatir, yang memiliki kemampuan mumpuni tampil fightdi lapangan. ”Yang terpenting bagi kami, pemain dengan semangat yang besar. Semangat memperbaiki kekurangan dan semangat mengembalikan PSMS,” tuturnya.
Tahap seleksi sendiri masih berlangsung. Tim pelatih masih melihat dan menilai kemampuan pemain dengan posisi masingmasing. Tak ingin membeli kucing dalam karung, para pemain akan diberikan waktu hingga diputuskan Sabtu (18/4). Terlihat Pelatih Edi Syahputra dan Suharto AD memberikan instruksi kepada para pemain. Keduanya enggan berkomentar soal proses seleksi. Saat ini keduanya disibukkan menyeleksi pemain. Menurut Parlin, saat proses seleksi pihaknya tidak akan mencoret pemain sebelum diputuskan nanti. Proses seleksi membutuhkan adaptasi sehingga memerlukan waktu.
”Kalau dari segi seleksi belum bisa melihat secara sempurna pemain ini. Sebab, kami masih berupaya memberikan motivasi dulu untuk pemain. Silakan tunjukan kemampuan pemain, pelatih nanti yang menentukan pemain mana yang layak menjadi pemain PSMS, terakhir pertandingan uji coba nanti,” ujarnya. Parlin menegaskan, status seluruh pemain tidak ada yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan jika Tri Yudha Handoko dkk harus berjuang untuk tetap menghuni mes Kebun Bunga, markas PSMS.
”Status pemain semua pemain masih seleksi. Tidak ada yang sudah menjadi pemain PSMS. Bisa saja mereka (yang telah ditetapkan sebagai pemain sebelumnya) dicoret dari tim dan diganti dengan pemain lain, yang lebih baik. Selama menunggu bergulirnya kompetisi, tim akan terus mencari dan mempersiapkan pemain yang benarbenar siap,” pungkas Parlin.
Haris dasril
(ars)