Mahasiswa UMY Raih Harvard WMUN 2015
A
A
A
YOGYAKARTA - Tiga mahasiswa UMY meraih penghargaan terbaik pada kategori Social Venture Challenge (SVC) Resolution Project di ajang internasional 24th Harvard World Model United Nation (WMUN) 2015.
Penghargaan tersebut diraih usai mereka memperkenalkan program kegiatan sosial CancerCARE.
Mereka adalah Ahmad Jawwad dan Asep Suryana dari program studi (prodi) Hubungan Internasional serta Andi Amitya Resti Dwiyanti dari Magister Politik dan Hubungan Internasional.
Ajang tersebut merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Harvard University dengan mempertemukan delegasi mahasiswa dari seluruh universitas di dunia.
WMUN tahun ini dilaksanakan di Korea International Exhibition Center (INTEX), Seoul, Korea Selatan, pada 16-20 Maret 2015 lalu.
"Ada dua kategori perlombaan yakni SCV Resolution Project dan Simulasi Sidang PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Dari dua kategori perlombaan ini, hanya ada tiga delegasi asal Indonesia yang meraih penghargaan terbaik, yakni delegasi UMY di posisi pertama pada kategori SVC Resolution Project, lalu tim Djarum Foundation dan Universitas Indonesia (UI) pada kategori Simulasi Sidang PBB," ungkap Ketua Tim UMY Ahmad Jawwad, Selasa (14/4/2015).
Ahmad Jawwad menuturkan, SVC merupakan kategori kompetisi di mana para pemuda atau mahasiswa peserta WMUN 2015 diharuskan untuk menyampaikan proyek-proyek sosial di negaranya masing-masing. Proyek mereka ialah CancerCARE.
"CancerCARE merupakan proyek kepedulian sosial. Dalam proyek ini kami ingin menambah pengetahuan dan menyadarkan masyarakat umum untuk lebih peduli pada penderita kanker, khususnya anak-anak. Karena kalau kita perhatikan, anak-anak penderita kanker itu tingkat sosialnya rendah dan minder. Untuk itulah kami mengajukan proyek ini," jelasnya.
Ahmad Jawwad juga mengaku sempat kaget dan tidak percaya saat timnya dinyatakan meraih penghargaan sebagai delegasi terbaik. Pasalnya, untuk bisa menjadi peserta ajang tersebut saja tidak mudah karena mereka harus melewati serangkaian seleksi.
Selain itu, setelah mereka dinyatakan maju ke babak semi final dan final, mereka diharuskan melakukan presentasi di hadapan juri serta delegasi dari universitas-universitas di dunia yang ikut pada ajang tersebut.
"Tidak mudah untuk bisa sampai ke sana. Selain karena adanya tantangan dengan berbagai seleksi itu, kami juga terhambat dengan masalah dana. Tapi syukur, Alhamdulillah kami bisa berangkat dan bisa meraih prestasi membanggakan ini," imbuhnya.
Hal senada pun disampaikan Asep Suryana. Menurut Asep, meski para peserta lainnnya tergolong pesaing terberat, mereka selalu berusaha menampilkan yang terbaik.
Baginya, rasa percaya diri yang menjadi kunci keberhasilan di tingkat internasional. Karenanya, ia mengingatkan agar mahasiswa Indonesia tidak perlu merasa minder untuk berlaga di ajang internasional.
"Asal percaya diri, saya kira semua pasti bisa. Kendala tak lancar berbahasa Inggris tak masalah juga, karena yang penting apa yang kita katakan diucapkan dengan jelas," tuturnya.
Penghargaan tersebut diraih usai mereka memperkenalkan program kegiatan sosial CancerCARE.
Mereka adalah Ahmad Jawwad dan Asep Suryana dari program studi (prodi) Hubungan Internasional serta Andi Amitya Resti Dwiyanti dari Magister Politik dan Hubungan Internasional.
Ajang tersebut merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Harvard University dengan mempertemukan delegasi mahasiswa dari seluruh universitas di dunia.
WMUN tahun ini dilaksanakan di Korea International Exhibition Center (INTEX), Seoul, Korea Selatan, pada 16-20 Maret 2015 lalu.
"Ada dua kategori perlombaan yakni SCV Resolution Project dan Simulasi Sidang PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Dari dua kategori perlombaan ini, hanya ada tiga delegasi asal Indonesia yang meraih penghargaan terbaik, yakni delegasi UMY di posisi pertama pada kategori SVC Resolution Project, lalu tim Djarum Foundation dan Universitas Indonesia (UI) pada kategori Simulasi Sidang PBB," ungkap Ketua Tim UMY Ahmad Jawwad, Selasa (14/4/2015).
Ahmad Jawwad menuturkan, SVC merupakan kategori kompetisi di mana para pemuda atau mahasiswa peserta WMUN 2015 diharuskan untuk menyampaikan proyek-proyek sosial di negaranya masing-masing. Proyek mereka ialah CancerCARE.
"CancerCARE merupakan proyek kepedulian sosial. Dalam proyek ini kami ingin menambah pengetahuan dan menyadarkan masyarakat umum untuk lebih peduli pada penderita kanker, khususnya anak-anak. Karena kalau kita perhatikan, anak-anak penderita kanker itu tingkat sosialnya rendah dan minder. Untuk itulah kami mengajukan proyek ini," jelasnya.
Ahmad Jawwad juga mengaku sempat kaget dan tidak percaya saat timnya dinyatakan meraih penghargaan sebagai delegasi terbaik. Pasalnya, untuk bisa menjadi peserta ajang tersebut saja tidak mudah karena mereka harus melewati serangkaian seleksi.
Selain itu, setelah mereka dinyatakan maju ke babak semi final dan final, mereka diharuskan melakukan presentasi di hadapan juri serta delegasi dari universitas-universitas di dunia yang ikut pada ajang tersebut.
"Tidak mudah untuk bisa sampai ke sana. Selain karena adanya tantangan dengan berbagai seleksi itu, kami juga terhambat dengan masalah dana. Tapi syukur, Alhamdulillah kami bisa berangkat dan bisa meraih prestasi membanggakan ini," imbuhnya.
Hal senada pun disampaikan Asep Suryana. Menurut Asep, meski para peserta lainnnya tergolong pesaing terberat, mereka selalu berusaha menampilkan yang terbaik.
Baginya, rasa percaya diri yang menjadi kunci keberhasilan di tingkat internasional. Karenanya, ia mengingatkan agar mahasiswa Indonesia tidak perlu merasa minder untuk berlaga di ajang internasional.
"Asal percaya diri, saya kira semua pasti bisa. Kendala tak lancar berbahasa Inggris tak masalah juga, karena yang penting apa yang kita katakan diucapkan dengan jelas," tuturnya.
(lis)