Imigrasi Sulit Lacak Warga Bantul di Suriah
A
A
A
BANTUL - Kantor Imigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta mengaku sulit melacak keberadaan warga Bantul di Suriah. Hal ini terkait seorang warga Bantul dari Kecamatan Bambanglipuro yang saat ini masih ada di Suriah.
Kepala Sub Seksi (Kasubsi) Penindakan Kantor Imigrasi DIY, Bambang Dwi Prayoko saat berada di Bantul mengaku sampai saat ini pihaknya belum mengetahui secara pasti jumlah warga DIY yang berada di Suriah.
Bambang mengaku cukup kesulitan untuk mengetahui jumlah warga DIY yang pergi ke Suriah.
Pasalnya, mereka biasanya tidak langsung pergi ke Suriah, tetapi singgah terlebih dahulu di Negara tetangga.
“Orang-orang yang pergi ke negara tersebut sering kali singgah ke Malaysia terlebih dahulu sehingga sulit dilacak,” tutur Bambang, Senin (13/4/2015).
Selain melalui negara lain, biasanya mereka pergi ke luar negeri dengan alasan untuk ibadah.
Seperti yang banyak diketahui, ada warga Indonesia yang awalnya pergi umrah sebelum akhirnya mereka menyeberang ke Suriah.
Bambang mengakui umrah sering digunakan sebagai alasan ketika membuat paspor di Kantor Imigrasi.
Bambang mengaku, dengan alasan umrah tersebut pihak kantor imigrasi tidak dapat berbuat banyak dan meluluskan permintaan mereka untuk membuat paspor.
Bila sudah melengkapi dokumen serta memiliki alasan jelas, maka pasti akan diloloskan oleh petugas.
"Kalau dokumen sudah lengkap dan alasan jelas tentu kita tidak bisa menolaknya. Masalahnya banyak yang suka melipir,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Bantul, AKBP Surawan menjelaskan, belum lama ini pihaknya memang menemukan ada dua orang warga Bantul yang memiliki rekam jejak pernah singgah di Negara Suriah.
Dua orang tersebut berasal dari Kecamatan Bambanglipuro dan Banguntapan. Satu dari mereka yang berasal dari Bambanglipuro masih berada di Suriah.
Pihaknya masih menelusuri siapa yang mendanai satu orang tersebut di Suriah. Selain itu, pihaknya juga mencoba mengungkap motif salah seorang warga Bambanglipuro tersebut pergi ke Suriah.
Meskipun belum secara positif terbukti terlibat organisasi ISIS, tapi kepolisian terus memantau pergerakan warga tersebut.
"Kita bekerja sama dengan Balai Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT),” timpalnya.
Untuk warga Banguntapan yang sudah pulang ke tanah air, Surawan mengaku terus melakukan pemantauan.
Hanya saja, Surawan mengaku belum dapat melakukan interogasi karena belum ada alasan yang kuat.
Terkecuali bila yang bersangkutan telah melakukan hal-hal yang menguatkan untuk dilakukan interogasi, baru kepolisian akan bertindak.
"Belum ada pemanggilan ataupun pemeriksaan. Kami pantau-pantau saja sejauh ini," tandasnya.
Kepala Sub Seksi (Kasubsi) Penindakan Kantor Imigrasi DIY, Bambang Dwi Prayoko saat berada di Bantul mengaku sampai saat ini pihaknya belum mengetahui secara pasti jumlah warga DIY yang berada di Suriah.
Bambang mengaku cukup kesulitan untuk mengetahui jumlah warga DIY yang pergi ke Suriah.
Pasalnya, mereka biasanya tidak langsung pergi ke Suriah, tetapi singgah terlebih dahulu di Negara tetangga.
“Orang-orang yang pergi ke negara tersebut sering kali singgah ke Malaysia terlebih dahulu sehingga sulit dilacak,” tutur Bambang, Senin (13/4/2015).
Selain melalui negara lain, biasanya mereka pergi ke luar negeri dengan alasan untuk ibadah.
Seperti yang banyak diketahui, ada warga Indonesia yang awalnya pergi umrah sebelum akhirnya mereka menyeberang ke Suriah.
Bambang mengakui umrah sering digunakan sebagai alasan ketika membuat paspor di Kantor Imigrasi.
Bambang mengaku, dengan alasan umrah tersebut pihak kantor imigrasi tidak dapat berbuat banyak dan meluluskan permintaan mereka untuk membuat paspor.
Bila sudah melengkapi dokumen serta memiliki alasan jelas, maka pasti akan diloloskan oleh petugas.
"Kalau dokumen sudah lengkap dan alasan jelas tentu kita tidak bisa menolaknya. Masalahnya banyak yang suka melipir,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Bantul, AKBP Surawan menjelaskan, belum lama ini pihaknya memang menemukan ada dua orang warga Bantul yang memiliki rekam jejak pernah singgah di Negara Suriah.
Dua orang tersebut berasal dari Kecamatan Bambanglipuro dan Banguntapan. Satu dari mereka yang berasal dari Bambanglipuro masih berada di Suriah.
Pihaknya masih menelusuri siapa yang mendanai satu orang tersebut di Suriah. Selain itu, pihaknya juga mencoba mengungkap motif salah seorang warga Bambanglipuro tersebut pergi ke Suriah.
Meskipun belum secara positif terbukti terlibat organisasi ISIS, tapi kepolisian terus memantau pergerakan warga tersebut.
"Kita bekerja sama dengan Balai Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT),” timpalnya.
Untuk warga Banguntapan yang sudah pulang ke tanah air, Surawan mengaku terus melakukan pemantauan.
Hanya saja, Surawan mengaku belum dapat melakukan interogasi karena belum ada alasan yang kuat.
Terkecuali bila yang bersangkutan telah melakukan hal-hal yang menguatkan untuk dilakukan interogasi, baru kepolisian akan bertindak.
"Belum ada pemanggilan ataupun pemeriksaan. Kami pantau-pantau saja sejauh ini," tandasnya.
(sms)