Permainan Tradisional Dimainkan di Istana Gebang
A
A
A
BLITAR - Rumah masa kecil Proklamator RI Ir Soekarno di Jalan Sultan Agung, Kota Blitar, jadi tempat menghidupkan kembali permainan tradisional anak- anak.
Di belakang bangunan kuno yang akrab disebut Istana Gebang atau Ndalem Gebang, para pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri maupun Swasta di Kota Blitar menggelar dolanan gobag sodor.
"Kita memang ingin menghidupkan kembali semua dolanan tradisional yang pernah ada, "tutur Kepala Pengelola Kawasan Wisata Makam Bung Karno sekaligus panitia acara Heru Santoso.
Gobag sodor merupakan permainan tradisional yang pernah jaya di era tahun 60-70an. Dolanan atau permainan tradisional tersebut mengajarkan semangat sportifitas dan kebersamaan.
Menurut Heru, semua dolanan tradisional itu kini nyaris mati dan terlupakan oleh anak-anak sekarang.
"Kalah dengan game digital semacam play station dari negara barat. Karenanya, menghidupkan kembali dolanan tradisional ini merupakan bagian perlawanan budaya, " terangnya.
Selain gobag sodor, dolanan tradisional asli Indonesia seperti bentengan, kasti, suramanda, petak umpet, cirak dan volley plastik juga akan dimainkan secara rutin di lingkungan Istana Gebang.
Semua itu dimulai dari momentum peringatan hari jadi Kota Blitar ke-109. "Apa yang kita lakukan ini sebagai bentuk nguri-uri (melestarikan) budaya nenek moyang, " ujarnya.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Kota Blitar Tri Iman Prasetyo mengatakan acara gobag sodor ini digelar selama sepekan.
"Dibuka mulai tanggal 9 April dan ditutup 16 April. Ini digelar sebagaimana kompetisi dengan juara satu sampai tiga sekaligus beserta hadiahnya, " sebutnya.
Santi, salah satu siswi SMP ini mengaku baru kali memainkan permainan tradisional dengan sungguh-sungguh.
"Sebab sebelumnya hanya mendengar cerita dari orang tua. Selain itu tidak semua teman teman saya tahu dengan permainan tradisional gobag sodor, " pungkasnya.
Di belakang bangunan kuno yang akrab disebut Istana Gebang atau Ndalem Gebang, para pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri maupun Swasta di Kota Blitar menggelar dolanan gobag sodor.
"Kita memang ingin menghidupkan kembali semua dolanan tradisional yang pernah ada, "tutur Kepala Pengelola Kawasan Wisata Makam Bung Karno sekaligus panitia acara Heru Santoso.
Gobag sodor merupakan permainan tradisional yang pernah jaya di era tahun 60-70an. Dolanan atau permainan tradisional tersebut mengajarkan semangat sportifitas dan kebersamaan.
Menurut Heru, semua dolanan tradisional itu kini nyaris mati dan terlupakan oleh anak-anak sekarang.
"Kalah dengan game digital semacam play station dari negara barat. Karenanya, menghidupkan kembali dolanan tradisional ini merupakan bagian perlawanan budaya, " terangnya.
Selain gobag sodor, dolanan tradisional asli Indonesia seperti bentengan, kasti, suramanda, petak umpet, cirak dan volley plastik juga akan dimainkan secara rutin di lingkungan Istana Gebang.
Semua itu dimulai dari momentum peringatan hari jadi Kota Blitar ke-109. "Apa yang kita lakukan ini sebagai bentuk nguri-uri (melestarikan) budaya nenek moyang, " ujarnya.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Kota Blitar Tri Iman Prasetyo mengatakan acara gobag sodor ini digelar selama sepekan.
"Dibuka mulai tanggal 9 April dan ditutup 16 April. Ini digelar sebagaimana kompetisi dengan juara satu sampai tiga sekaligus beserta hadiahnya, " sebutnya.
Santi, salah satu siswi SMP ini mengaku baru kali memainkan permainan tradisional dengan sungguh-sungguh.
"Sebab sebelumnya hanya mendengar cerita dari orang tua. Selain itu tidak semua teman teman saya tahu dengan permainan tradisional gobag sodor, " pungkasnya.
(nag)