UN Masih Membuat Kami Waswas
A
A
A
SEMARANG - Ribuan pelajar SMP, SMA, SMK dari Kota Semarang dan sekitarnya mengikuti zikir dan doa bersama di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), kemarin sore. Melalui kegiatan itu, mereka berharap memperoleh ketenangan batin sebelum mengikuti ujian nasional (UN).
Zikir dan doa bersama tersebut merupakan kegiatan yang digagas oleh Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA-JT). Pemberi tausiyah dan motivasi adalah KH Khamami atau yang akrab dikenal dengan sebutan Kang Amy. Selain diajak berzikir dan berdoa, para siswa juga dibimbing untuk merenungi dan meminta ampun kepada Allah SWT. “Motivasi sengaja diberikan agar para pelajar siap secara mental dan spiritual dalam menghadapi UN,” ujar humas panitia, Hasan.
Untuk diketahui, UN 2015 akan segera dilaksanakan. Untuk tingkat SMA, MA, dan SMA LB akan digelar pada 13-15 April 2015, sedangkan tingkat SMK berlangsung 13-16 April 2015. Adapun tingkat SMP sederajat dilaksanakan 4-7 Mei 2015. Khusus SD, pelaksanaan UN diserahkan ke masing-masing provinsi. Meski UN kali ini tak lagi menjadi penentu kelulusan, para siswa yang datang tetap berharap mampu melalui ujian dan memperoleh nilai maksimal.
“Kalau memperoleh nilai yang bagus kan juga mudah untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Kalau nilainya tidak bagus, tentu akan memengaruhi jika mau masuk kuliah.” “Meskipun tidak jadi penentu kelulusan, UN juga tetap membuat waswas,” kata Kaqanan Bagus, siswa dari SMK Pelita Nusantara. Hal senada disampaikan Fachrur Rozi, siswa lainnya. Secara personal dia sudah mempersiapkan diri menghadapi UN, dari mulai peningkatan jam belajar hingga mengikuti kursus.
“Meski bukan lagi sebagai penentu kelulusan, tetap berharap memperoleh nilai yang maksimal agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan masuk ke perguruan tinggi negeri,” ucapnya. Sementara itu, ketua panitia kegiatan itu, Syaefudin Nurani mengatakan sebelum kegiatan dilangsungkan,
pihaknya sudah membagikan surat undangan kepada 600 sekolah di Kota Semarang dan sekitar seperti Kendal, Demak, Salatiga, dan lainnya. “Tahun kemarin pesertanya membludak hingga di luar. Mungkin karena sekarang UN tak lagi sebagai penentu kelulusan sehingga pesertanya tak sebanyak tahun lalu,” tandasnya.
Siswa Boleh Perbaiki Nilai UN
Dinas Pendidikan Jawa Tengah menyatakan peserta didik yang mendapatkan nilai ujian nasional (UN) di bawah standar kompetensi diberi kesempatan melakukan perbaikan nilai. “Ya , pada pelaksanaan UN tahun ini diatur pula adanya UN perbaikan, yakni bagi siswa yang nilainya di bawah standar,” kata ketua panitia penyelenggara UN Jateng Tri Handoyo di Semarang, kemarin.
Saat ini pelaksanaan UN perbaikan baru diatur untuk jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat, sedangkan untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP) sederajat belum diatur. Pelaksanaan UN perbaikan, sebagaimana diatur dalam Prosedur Operasional Standar (POS) UN 2015 akan dilaksanakan pada 2016 bagi lulusan SMA sederajat yang nilainya dalam kategori kurang.
“Begini, siswa yang tahun ini ikut UN ada yang nilainya pada mata pelajaran tertentu tidak memenuhi kompetensi, misalnya di bawah 5, diberikan kesempatan untuk mengikuti UN perbaikan,” paparnya. Namun, Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Disdik Jateng itu mengatakan penyelenggaraan UN perbaikan tidak memengaruhi kelulusan siswa karena kelulusan sepenuhnya kewenangan sekolah.
Jadi, siswa bisa saja dinyatakan lulus dan sudah diterima di jenjang pendidikan lebih tinggi, tapi tetap bisa mengikuti UN perbaikan untuk membenahi perolehan nilainya yang dianggap kurang. “Ya , sifatnya (UN perbaikan) memang tidak wajib. Kalau misalnya kurang puas dengan nilai yang diperolehnya, silakan ikut UN perbaikan. Kalau sudah puas, ya tidak usah ikut perbaikan,” tandas Tri.
Sementara itu, Kepala Disdik Jateng Nur Hadi Amiyanto membenarkan adanya kesempatan bagi siswa yang merasa nilainya kurang memenuhi standar untuk mengikuti UN perbaikan yang dilaksanakan tahun depan.
Susilo himawan/ant
Zikir dan doa bersama tersebut merupakan kegiatan yang digagas oleh Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA-JT). Pemberi tausiyah dan motivasi adalah KH Khamami atau yang akrab dikenal dengan sebutan Kang Amy. Selain diajak berzikir dan berdoa, para siswa juga dibimbing untuk merenungi dan meminta ampun kepada Allah SWT. “Motivasi sengaja diberikan agar para pelajar siap secara mental dan spiritual dalam menghadapi UN,” ujar humas panitia, Hasan.
Untuk diketahui, UN 2015 akan segera dilaksanakan. Untuk tingkat SMA, MA, dan SMA LB akan digelar pada 13-15 April 2015, sedangkan tingkat SMK berlangsung 13-16 April 2015. Adapun tingkat SMP sederajat dilaksanakan 4-7 Mei 2015. Khusus SD, pelaksanaan UN diserahkan ke masing-masing provinsi. Meski UN kali ini tak lagi menjadi penentu kelulusan, para siswa yang datang tetap berharap mampu melalui ujian dan memperoleh nilai maksimal.
“Kalau memperoleh nilai yang bagus kan juga mudah untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Kalau nilainya tidak bagus, tentu akan memengaruhi jika mau masuk kuliah.” “Meskipun tidak jadi penentu kelulusan, UN juga tetap membuat waswas,” kata Kaqanan Bagus, siswa dari SMK Pelita Nusantara. Hal senada disampaikan Fachrur Rozi, siswa lainnya. Secara personal dia sudah mempersiapkan diri menghadapi UN, dari mulai peningkatan jam belajar hingga mengikuti kursus.
“Meski bukan lagi sebagai penentu kelulusan, tetap berharap memperoleh nilai yang maksimal agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan masuk ke perguruan tinggi negeri,” ucapnya. Sementara itu, ketua panitia kegiatan itu, Syaefudin Nurani mengatakan sebelum kegiatan dilangsungkan,
pihaknya sudah membagikan surat undangan kepada 600 sekolah di Kota Semarang dan sekitar seperti Kendal, Demak, Salatiga, dan lainnya. “Tahun kemarin pesertanya membludak hingga di luar. Mungkin karena sekarang UN tak lagi sebagai penentu kelulusan sehingga pesertanya tak sebanyak tahun lalu,” tandasnya.
Siswa Boleh Perbaiki Nilai UN
Dinas Pendidikan Jawa Tengah menyatakan peserta didik yang mendapatkan nilai ujian nasional (UN) di bawah standar kompetensi diberi kesempatan melakukan perbaikan nilai. “Ya , pada pelaksanaan UN tahun ini diatur pula adanya UN perbaikan, yakni bagi siswa yang nilainya di bawah standar,” kata ketua panitia penyelenggara UN Jateng Tri Handoyo di Semarang, kemarin.
Saat ini pelaksanaan UN perbaikan baru diatur untuk jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat, sedangkan untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP) sederajat belum diatur. Pelaksanaan UN perbaikan, sebagaimana diatur dalam Prosedur Operasional Standar (POS) UN 2015 akan dilaksanakan pada 2016 bagi lulusan SMA sederajat yang nilainya dalam kategori kurang.
“Begini, siswa yang tahun ini ikut UN ada yang nilainya pada mata pelajaran tertentu tidak memenuhi kompetensi, misalnya di bawah 5, diberikan kesempatan untuk mengikuti UN perbaikan,” paparnya. Namun, Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Disdik Jateng itu mengatakan penyelenggaraan UN perbaikan tidak memengaruhi kelulusan siswa karena kelulusan sepenuhnya kewenangan sekolah.
Jadi, siswa bisa saja dinyatakan lulus dan sudah diterima di jenjang pendidikan lebih tinggi, tapi tetap bisa mengikuti UN perbaikan untuk membenahi perolehan nilainya yang dianggap kurang. “Ya , sifatnya (UN perbaikan) memang tidak wajib. Kalau misalnya kurang puas dengan nilai yang diperolehnya, silakan ikut UN perbaikan. Kalau sudah puas, ya tidak usah ikut perbaikan,” tandas Tri.
Sementara itu, Kepala Disdik Jateng Nur Hadi Amiyanto membenarkan adanya kesempatan bagi siswa yang merasa nilainya kurang memenuhi standar untuk mengikuti UN perbaikan yang dilaksanakan tahun depan.
Susilo himawan/ant
(bbg)