Ratu Basreng Lahir dari Kekecewaan Seorang Karyawan

Rabu, 08 April 2015 - 10:03 WIB
Ratu Basreng Lahir dari...
Ratu Basreng Lahir dari Kekecewaan Seorang Karyawan
A A A
Bandung memang layak disebut sebagai kota wisata bagi para pemburu kuliner. Berbagai macam penganan tumbuh subur, baik yang sifatnya baru ataupun hasil inovasi dari yang sudah ada. Dari sekian banyak kuliner yang tumbuh subur adalah basreng yang merupakan kepanjangan dari baso goreng.

Adalah Sissy Sanmarji, seorang pengusaha muda yang mencoba menghadirkan basreng yang bisa dinikmati oleh semua kalangan, termasuk anak-anak. Awalnya, bisnis ini dimulai dari keinginan terwujudnya pemerataan bagi pencinta cemilan. Hingga akhirnya memunculkan brand Ratu Basreng dengan berbagai varian.

Selama ini, cemilan umumnya dikenal satu varian, yakni basreng pedas. Tapi dibawah kemampuannya berinovasi, basreng juga bisa memiliki berbagai macam varian, seperti rasa bawang, rendang, pedas keju, bawang keju sampai dengan barbeque, selain tentunya rasa pedas dan extra pedas.

Hal itu didasari Sissy karena tidak semua orang pencinta cemilan yang suka dengan rasa pedas. “Ketika pada umumnya hanya mereka yang doyan pedas saja yang bisa menikmati basreng, saya mencoba membuat terobosan agar basreng bisa dinikmati mereka yang tidak suka pedas. Akhirnya, munculah beberapa rasa selain pedas,” kata Sissy.

Apa yang dilakukan perempuan asal Banyumas ini, ternyata tidak sia-sia. Berkat terobosan yang dilakukannya, Ratu Basreng buatannya kini sudah berhasil merambah berbagai kota di luar Jawa, bahkan hingga luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunai Darussalam. “Alhamdulillah, berawal dari seorang teman yang tinggal di luar negeri yang memesan, kini Ratu Basreng sudah merambah di beberapa negara.

Saya ingin menghadirkan Basreng rasa nusantara, kedepan mungkin bikin rasa sate,” jelas dia. Liarnya Sissy dalam berinovasi kuliner, bisa dikatakan berawal dari rasa kecewa saat dia masih berstatus sebagai karyawan di salah satu perusahaan. Sebagaimana halnya seorang karyawan, maka diharuskan patuh dengan aturan, yang kadang kala membutuhkan prosedural yang tidak sebentar, meskipun yang bersangkutan sedang ada keperluan mendesak.

“Saat itu ibu saya sakit parah dan dibawa ke rumah sakit. Ketika saya minta izin ke perusahaan, harus melalui prosedur yang cukup lama, karena memang itu sebuah aturan. Dari sanalah saya berpikir untuk berwirswasta, agar waktu saya bersama keluarga cukup lebar,” ungkap dia. Sebelum memutuskan memproduksi Basreng Ratu, dia pernah mencoba usaha kuliner lainnya, seperti sate di Jakarta dan bakso di Bandung.

Namun usahanya itu tidak berjalan mulus. Alih-alih kapok, Sissy justru merasa tertantang untuk terus mencoba, tanpa mengenal kata menyerah. “Saya berbekal buku dan workshopseputar dunia bisnis untuk terjun di sini. Bagi Saya siapapun bisa, kalau terus berusaha,” tegas dia.

Inin Nastain
Kota Bandung
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0892 seconds (0.1#10.140)