Warga Nikmati Gerhana Bulan Total

Minggu, 05 April 2015 - 10:39 WIB
Warga Nikmati Gerhana Bulan Total
Warga Nikmati Gerhana Bulan Total
A A A
SEMARANG - Gerhana bulan total yang terjadi tadi malam tidak luput dari perhatian warga Kota Semarang.

Sejak sore, ratusan orang sudah berkumpul diTaman Tabanas kawasan Gombel Kota Semarang untuk menyaksikan fenomena alam itu dari lokasi tertinggi di kota lumpia ini. Kerumunan warga sudah terlihat sejak pukul 17.00 WIB. Saat gerhana bulan sudah mulai terlihat sekitar pukul 18.00 WIB, warga saling bergantian menggunakan teleskop yang disediakan Komunitas Astronomi Amatir Semarang. Selain itu, sebagian besar warga juga sibuk mengabadikan momen langka itu menggunakan kamera handphone.

“Memang sengaja ke sini (Taman Tabanas) untuk menyaksikan peristiwa gerhana bulan. Soalnya di sini lokasinya tinggi sehingga jarak pandang semakin luas dan tidak terhalang bangunan atau pepohonan. Tempatnya memang strategis,” kata Kriska Wulandari, 36, salah satu warga asal Banyumanik Semarang.

Sementara itu, untuk memfasilitasi masyarakat yang hendak melihat gerhana bulan, Komunitas Astronomi Amatir Semarang menyediakan tiga buah alat, yakni dua teleskop dan satu binokuler. Alat-alat tersebut disediakan dan digratiskan. “Kami memang sengaja membawa peralatan ke tempat umum ini. Selain untuk pengamatan anggota komunitas, kegiatan ini juga sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat mengenai astronomi,” kata ketua Komunitas Astronomi Amatir Semarang, Dewi Lestari, 20.

Menurut Dewi, peristiwa gerhana bulan kali ini memang cukup unik dan langka. Sebab, gerhana bulan tersebut merupakan gerhana bulan terpendek yang jarang terjadi. “Menurut penelusuran kami, gerhana bulan ini menjadi yang terpendek selama satu abad terakhir ini. Prediksi kami, gerhana bulan total akan kembali terjadi pada 2018 mendatang. Jadi kesempatan seperti ini memang jarang terjadi,” terangnya.

Sementara itu, gerhana bulan juga diperingati oleh umat Islam di Kota Semarang dengan cara menggelar salat gerhana. Di beberapa lokasi, masyarakat berbondong-bondong ke masjid atau mushola untuk menggelar salat sunnah dua rakaat. Di Masjid Agung Kota Semarang atau Masjid Besar Kauman, salat gerhana bulan juga dilakukan secara berjamaah. Pihak takmir masjid sudah mengumumkan mengenai pelaksanaan salat sunnah gerhana tersebut sejak beberapa hari lalu.

“Memang sudah kami umumkan kepada jamaah agar melaksanakan salat sunnah gerhana bulan yang berlangsung malam ini(tadimalam) secara berjamaah di masjid,” kata Sekertaris Takmir Masjid Agung Kauman Semarang Abdul Wachid. Menurutnya, salat gerhana memang selalu dilaksanakan di Masjid Agung Kauman Semarang. Sebab, salat tersebut merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW. “Jadi salat ini hanya melakukan ajaran sunnah rasul saja, tidak ada perihal lainnya,” pungkasnya.

Tak Terlihat di Solo

Sementara itu, fenomena gerhana bulan total tidak dapat disaksikan warga Kota Solo akibat mendung. Dari pantauan KORAN SINDO, pengamatan gerhana bulan digelar di sejumlah titik seperti Alun-alun Selatan Keraton Kasunanan Surakarta, Waduk Cengklik Boyolali dan juga obeservatorium Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Kartasura Sukoharjo.

Hanya saja, mendung tebal mulai menutupi langit sejak pukul 17.30 WIB. Akibatnya, gerhana bulan tidak bisa dinikmati dengan mata telanjang. Bahkan saat diamati menggunakan teropong, gerhana juga tidak tampak secara jelas. Pengasuh Observatorium Asalam, AR Sugeng Riyadi mengatakan, gerhana berlangsung tepat pukul 19.00 WIB dengan durasi sekitar lima menit.

Menurut dia, jika tidak mendung, fenomena alam tersebut bisa dinikmati dengan mata telanjang. “Seharusnya bisa dinikmati oleh masyarakat, namum karena kondisi cuaca disekitar Solo tidak mendukung, maka pengamatan gerhana tidak bisa dilakukan secara sempurna,” ucapnya.

Andika prabowo/ arief setiadi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 7.7472 seconds (0.1#10.140)