Hadang ISIS, Jatim Gandeng Kiai Gaul
A
A
A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur merekrut sejumlah kiai muda untuk menghadang gerakkan radikalisme, salah satunya adalah Islamic State Iraq and Syria (ISIS).
Kiai ini bertugas membendung paham ISIS dengan berkampanye, Apalagi, masuknya paham radikalisme di Jawa Timur sudah dalam taraf mengkhawatirkan.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, kiai muda ini akan berteraksi dengan masyarakat.
Selain bertatap muka, juga memanfaatkan teknologi media sosial. Sebab, paham-paham radikalisme banyak diketahui melalui jejaring sosial. Oleh karena itu, masuknya kiai muda ini diharapkan mampu menangkal paham-paham tersebut.
Upaya ini akan ditindaklanjuti dengan menggandeng sejumlah ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Nanti tanggal 7 April akan ada MoU untuk memulai langkah ini," kata Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo di Gedung Grahadi, Selasa (31/3/2015). MoU tersebut bersama dengan pihak TNI dan Polri.
Selain berinteraksi melalui media sosial, para Kiai Gaul ini akan bekerja sama dengan kepala desa, lurah, serta ketua RT dan RW.
Pakde Karwo menjelaskan, dengan berinteraksi di media sosial, para Kiai Gaul ini akan memberikan pemahaman bagaimana Islam itu Rahmatan Lil Alamin.
Para Kiai Gaul ini akan diberikan pelatihan terkait teknis kerja, termasuk diberikan arahan pemetaan wilayah-wilayah yang rawan penyebaran paham ISIS oleh Densus 88.
"Para Kiai Gaul ini akan berputar dari satu daerah ke daerah lain dan meyakinkan ke masyarakat, bahwa jika ingin bergabung dengan ISIS lebih banyak menyesalnya. Terbukti ada beberapa orang yang kembali ke Tanah Air karena ternyata tidak sesuai yang diharapkan," pungkasnya.
Dalam MoU tersebut juga akan dihadiri sejumlah tokoh nasional, seperti Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Tokoh Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif, serta sejumlah kiai sepuh lainnya.
"Mereka kita ajak koordinasi sekaligus memberikan gambaran seperti apa nantinya," tambah Pakde Karwo.
Kiai ini bertugas membendung paham ISIS dengan berkampanye, Apalagi, masuknya paham radikalisme di Jawa Timur sudah dalam taraf mengkhawatirkan.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, kiai muda ini akan berteraksi dengan masyarakat.
Selain bertatap muka, juga memanfaatkan teknologi media sosial. Sebab, paham-paham radikalisme banyak diketahui melalui jejaring sosial. Oleh karena itu, masuknya kiai muda ini diharapkan mampu menangkal paham-paham tersebut.
Upaya ini akan ditindaklanjuti dengan menggandeng sejumlah ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Nanti tanggal 7 April akan ada MoU untuk memulai langkah ini," kata Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo di Gedung Grahadi, Selasa (31/3/2015). MoU tersebut bersama dengan pihak TNI dan Polri.
Selain berinteraksi melalui media sosial, para Kiai Gaul ini akan bekerja sama dengan kepala desa, lurah, serta ketua RT dan RW.
Pakde Karwo menjelaskan, dengan berinteraksi di media sosial, para Kiai Gaul ini akan memberikan pemahaman bagaimana Islam itu Rahmatan Lil Alamin.
Para Kiai Gaul ini akan diberikan pelatihan terkait teknis kerja, termasuk diberikan arahan pemetaan wilayah-wilayah yang rawan penyebaran paham ISIS oleh Densus 88.
"Para Kiai Gaul ini akan berputar dari satu daerah ke daerah lain dan meyakinkan ke masyarakat, bahwa jika ingin bergabung dengan ISIS lebih banyak menyesalnya. Terbukti ada beberapa orang yang kembali ke Tanah Air karena ternyata tidak sesuai yang diharapkan," pungkasnya.
Dalam MoU tersebut juga akan dihadiri sejumlah tokoh nasional, seperti Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Tokoh Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif, serta sejumlah kiai sepuh lainnya.
"Mereka kita ajak koordinasi sekaligus memberikan gambaran seperti apa nantinya," tambah Pakde Karwo.
(lis)