Medan Butuh Objek Wisata Baru
A
A
A
MEDAN - Objek-objek wisata di Kota Medan dinilai sudah mulai jenuh. Karena itu, Medan perlu segera mengembangkan tempat wisata baru jika ingin tingkat kunjungan wisatawan ke Ibu Kota Provinsi Sumut ini meningkat. Lalu, yang tidak kalah penting, perlu dukungan infrastruktur jalan dan jaminan keamanan kepada turis.
Marketing Communications Hotel Karibia Boutiqueld Medan, Ivan Hartanto, mengatakan, Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) harus mulai berpikir mencari serta mengembangkan tempat-tempat wisata baru dan tersembunyi agar wisata kota ini tidak monoton alias membosankan.
Dengan sejarah panjang Kota Medan, Ivan yakin pasti ada peninggalan-peninggalan tersembunyi, entah itu berupa benda-benda atau satu kota untuk digali lebih baik lagi menjadi lokasi baru.
“Seperti Danau Siombak dan Situs Kota China yang sempat dikabarkan akan dibenahi belum lama ini, tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda pengembangannya lebih lanjut. Padahal, jika pemerintah serius menggarap itu, bisa menjadi lokasi wisata baru di kota ini selain Istana Maimun dan Tjong A Fie,” ujar Ivan, kemarin.
Untuk mewujudkan distinasi wisata baru itu, Disbudpar tentu harus proaktif mencari solusinya. Disbudpar juga harus aktif melakukan perubahan-perubahan agar jumlah turis yang datang terus meningkat. Sebab, sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia, sudah seharusnyalebih menonjol dibandingkan kota lainnya.
“Dari pihak hotel sudah berusaha mempromosikan tempat wisata di sini dengan menyediakan counter travel bagi wisatawan yang ingin mengetahuinya. Memberikan pelayanan terbaik juga sebagai salah satu cara kami untuk membuat tamu mau datang kembali ke kota ini,” ucapnya.
Sejauh ini, kata Ivan, tamu Hotel Karibia Boutiqueld yang datang memang utamanya untuk bisnis. Namun, di sela-sela kunjungan bisnisnya, banyak juga para tamu yang menyempatkan untuk traveling . Pihak hotel sendiri berupaya agar para tamu yang datang bisa lebih lama berkunjung di Medan.
Namun, untuk meyakinkan para tamu, tentu perlu tempat-tempat travel menarik yang disuguhkan ke mereka. “Kami selalu berikan pelayanan terbaik supaya tamu mau menginap lebih lama dan kembali lagi ke sini,” katanya.
Sementara itu, Asisten Public Relation Hotel Aston, Cindy Lailani, mengatakan, pada dasarnya yang paling dikeluhkan wisatawan selama ini, terutama turis mancanegara, adalah kondisi infrastruktur jalan. Sebab, hal itu menjadi poin di negara masing-masing. “Jadi, kalau infrastruktur di sini kurang baik, akan memberikan nilai tersendiri bagi mereka. Bukan tidak mungkin menjadi pembicaraan sesama turis,” katanya.
Terlebih lagi tamu yang datang ke kota ini pada umumnya untuk keperluan bisnis. Karena itu, dibutuhkan infrastruktur memadai untuk mengakomodasi semua kebutuhan tamu selama berada di Medan. “Sama halnya seperti hotel, dimana kami menyiapkan konsep yang sesuai kebutuhan pebisnis dengan adanya meeting room, dan ballroom sebagai ruang pertemuan, pemerintah hendaknya juga bisa seperti itu supaya tamu betah berada di kota ini,” ucapnya.
Selama ini, pihak hotel telah berupaya mempromosikan berbagai kawasan wisata dengan menyediakan transportasi bagi tamu jika ingin berkeliling Medan, seperti ke Istana Maimun, Rumah Tjong A Fie, dan lokasi lainnya. “Kami menawarkan pengantaran atau transportasi ke tempat wisata yang biasanya hanya memakan waktu satu hari,” ucapnya.
Selain itu, yang harus jadi prioritas adalah jaminan keamanan. Berbagai kejadian perampokan terhadap turis akhirakhir sempat menimbulkan kekhawatiran. Banyak turis yang mempertanyakan persoalan tersebut, sehingga tidak jarang mereka mengurungkan niat untuk berkeliling karena takut keamanan tidak terjamin.
“Kejadian- kejadian perampokan terhadap turis sangat berdampak negatif terhadap dunia pariwisata,” tandasnya.
Jelia amelida
Marketing Communications Hotel Karibia Boutiqueld Medan, Ivan Hartanto, mengatakan, Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) harus mulai berpikir mencari serta mengembangkan tempat-tempat wisata baru dan tersembunyi agar wisata kota ini tidak monoton alias membosankan.
Dengan sejarah panjang Kota Medan, Ivan yakin pasti ada peninggalan-peninggalan tersembunyi, entah itu berupa benda-benda atau satu kota untuk digali lebih baik lagi menjadi lokasi baru.
“Seperti Danau Siombak dan Situs Kota China yang sempat dikabarkan akan dibenahi belum lama ini, tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda pengembangannya lebih lanjut. Padahal, jika pemerintah serius menggarap itu, bisa menjadi lokasi wisata baru di kota ini selain Istana Maimun dan Tjong A Fie,” ujar Ivan, kemarin.
Untuk mewujudkan distinasi wisata baru itu, Disbudpar tentu harus proaktif mencari solusinya. Disbudpar juga harus aktif melakukan perubahan-perubahan agar jumlah turis yang datang terus meningkat. Sebab, sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia, sudah seharusnyalebih menonjol dibandingkan kota lainnya.
“Dari pihak hotel sudah berusaha mempromosikan tempat wisata di sini dengan menyediakan counter travel bagi wisatawan yang ingin mengetahuinya. Memberikan pelayanan terbaik juga sebagai salah satu cara kami untuk membuat tamu mau datang kembali ke kota ini,” ucapnya.
Sejauh ini, kata Ivan, tamu Hotel Karibia Boutiqueld yang datang memang utamanya untuk bisnis. Namun, di sela-sela kunjungan bisnisnya, banyak juga para tamu yang menyempatkan untuk traveling . Pihak hotel sendiri berupaya agar para tamu yang datang bisa lebih lama berkunjung di Medan.
Namun, untuk meyakinkan para tamu, tentu perlu tempat-tempat travel menarik yang disuguhkan ke mereka. “Kami selalu berikan pelayanan terbaik supaya tamu mau menginap lebih lama dan kembali lagi ke sini,” katanya.
Sementara itu, Asisten Public Relation Hotel Aston, Cindy Lailani, mengatakan, pada dasarnya yang paling dikeluhkan wisatawan selama ini, terutama turis mancanegara, adalah kondisi infrastruktur jalan. Sebab, hal itu menjadi poin di negara masing-masing. “Jadi, kalau infrastruktur di sini kurang baik, akan memberikan nilai tersendiri bagi mereka. Bukan tidak mungkin menjadi pembicaraan sesama turis,” katanya.
Terlebih lagi tamu yang datang ke kota ini pada umumnya untuk keperluan bisnis. Karena itu, dibutuhkan infrastruktur memadai untuk mengakomodasi semua kebutuhan tamu selama berada di Medan. “Sama halnya seperti hotel, dimana kami menyiapkan konsep yang sesuai kebutuhan pebisnis dengan adanya meeting room, dan ballroom sebagai ruang pertemuan, pemerintah hendaknya juga bisa seperti itu supaya tamu betah berada di kota ini,” ucapnya.
Selama ini, pihak hotel telah berupaya mempromosikan berbagai kawasan wisata dengan menyediakan transportasi bagi tamu jika ingin berkeliling Medan, seperti ke Istana Maimun, Rumah Tjong A Fie, dan lokasi lainnya. “Kami menawarkan pengantaran atau transportasi ke tempat wisata yang biasanya hanya memakan waktu satu hari,” ucapnya.
Selain itu, yang harus jadi prioritas adalah jaminan keamanan. Berbagai kejadian perampokan terhadap turis akhirakhir sempat menimbulkan kekhawatiran. Banyak turis yang mempertanyakan persoalan tersebut, sehingga tidak jarang mereka mengurungkan niat untuk berkeliling karena takut keamanan tidak terjamin.
“Kejadian- kejadian perampokan terhadap turis sangat berdampak negatif terhadap dunia pariwisata,” tandasnya.
Jelia amelida
(ftr)