Bocah 20 Bulan Tewas Tenggelam di Sungai
A
A
A
SUBANG - Seorang balita lakila ki berusia 20 bulan, Isaq Ramadhan, warga Kampung Cikaret, RT20/08, Desa Cidahu, Kecamatan Pagaden Barat, Subang, tewas tenggelam. Diduga, putra pasangan suami istri Darsum dan Atikah ini meninggal akibat terseret arus sungai yang deras, setelah berpisah dengan ibunya yang sedang sibuk menjemur baju.
Sontak, peristiwa yang terjadi pada Jumat (20/3) sekitar pukul 14.00 WIB itu membuat geger warga sekitar. Informasi yang dihimpun KORAN SINDO, kejadian bermula ketika ibu korban, Atikah, hendak menjemur baju. Sementara korban, Isaq, berada di dalam rumah. Usai menjemur, Atikah lalu kembali ke rumah.
Namun dia kaget, karena anaknya sudah tidak ada di dalam rumah. Dia kemudian mencarinya, tapi tidak berhasil menemukannya. Panik karena anaknya tidak juga ketemu, Atikah kemudian memberitahu aparat serta warga lainnya dan meminta mereka membantu mencari keberadaan Isaq.
Pencarianpun dilakukan warga di sekitar rumah korban dan di sepanjang aliran sungai. Hasilnya, beberapa jam kemudian, warga menemukan Isaq tersangkut di sungai dalam kondisi sudah tidak bernyawa. “Korban ditemukan pertama kali oleh warga bernama Tarlim di sungai itu. Lokasi penemuan jasad berjarak 500 meter dari rumah korban. Kemungkinan dia tewas terseret arus sungai,”ujar Kapolsek Pagaden, Kompol Ojat Sudrajat, didampingi Kanit Aipda Budi Hermawan, kepada KORAN SINDO, kemarin.
Petugas kemudian mengevakuasi jasad korban dan membawanya ke bidan Lilis untuk diperiksa medis. Hasilnya, tidak ada bekas luka atau tanda-tanda kekerasan di tubuh balita malang itu. Sehingga, polisi memastikan korban tewas akibat tenggelam di sungai.
Saat ini, jasad balita tersebut sudah dimakamkan oleh pihak keluarga. “Kami menduga, ketika ibunya sedang sibuk menjemur, korban merangkak keluar rumah, lalu terpeleset ke sungai yang lokasinya tidak jauh dari rumah korban,” ucapnya.
Usep husaeni
Sontak, peristiwa yang terjadi pada Jumat (20/3) sekitar pukul 14.00 WIB itu membuat geger warga sekitar. Informasi yang dihimpun KORAN SINDO, kejadian bermula ketika ibu korban, Atikah, hendak menjemur baju. Sementara korban, Isaq, berada di dalam rumah. Usai menjemur, Atikah lalu kembali ke rumah.
Namun dia kaget, karena anaknya sudah tidak ada di dalam rumah. Dia kemudian mencarinya, tapi tidak berhasil menemukannya. Panik karena anaknya tidak juga ketemu, Atikah kemudian memberitahu aparat serta warga lainnya dan meminta mereka membantu mencari keberadaan Isaq.
Pencarianpun dilakukan warga di sekitar rumah korban dan di sepanjang aliran sungai. Hasilnya, beberapa jam kemudian, warga menemukan Isaq tersangkut di sungai dalam kondisi sudah tidak bernyawa. “Korban ditemukan pertama kali oleh warga bernama Tarlim di sungai itu. Lokasi penemuan jasad berjarak 500 meter dari rumah korban. Kemungkinan dia tewas terseret arus sungai,”ujar Kapolsek Pagaden, Kompol Ojat Sudrajat, didampingi Kanit Aipda Budi Hermawan, kepada KORAN SINDO, kemarin.
Petugas kemudian mengevakuasi jasad korban dan membawanya ke bidan Lilis untuk diperiksa medis. Hasilnya, tidak ada bekas luka atau tanda-tanda kekerasan di tubuh balita malang itu. Sehingga, polisi memastikan korban tewas akibat tenggelam di sungai.
Saat ini, jasad balita tersebut sudah dimakamkan oleh pihak keluarga. “Kami menduga, ketika ibunya sedang sibuk menjemur, korban merangkak keluar rumah, lalu terpeleset ke sungai yang lokasinya tidak jauh dari rumah korban,” ucapnya.
Usep husaeni
(bhr)