2015, HPP Gabah Naik Jadi Rp3.700 per Kg
A
A
A
INDRAMAYU - Tahun ini, pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) dari Rp3.300 menjadi Rp3.700 per kilogram. Kenaikkan HPP itu diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.
“Mudah-mudahan ini menjadi angin segar untuk petani. Ha rapan lain produksi padi juga meningkat. Petani mampu mendukung langkah pemerintah pusat untuk melakukan swasembada beras,” kata Jokowi saat menghadiri panen raya di Desa Kedokan gabus Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, kemarin. Pemerintah pusat, ujar Presiden, juga memastikan tidak akan melakukan impor beras. Produksi beras yang tinggi diyakini akan menegakkan kedaulatan pangan dengan melepas ketergantungan impor, khususnya beras.
“Kami yakin dengan produksi beras petani Indonesia. Jadi tidak perlu impor-impor beras,” ujar Presiden. Presiden Jokowi melakukan panen raya di Desa Kedokan Gabus, Kecamatan Gabus wetan didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochamad Basuki Hadimuljono, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, dan Bupati Indramayu Anna Sophanah.
Menurut Jokowi, untuk mewujudkan kedaulatan pangan, upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah memperbaiki infrastruktur pertanian, seperti saluran irigasi. Saat ini di Jabar, 207.000 hektare saluran irigasi telah diperbaiki. Secara nasional telah 500.000 hektare irigasi diperbaiki dari 1,5 juta hektare yang direncanakan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman mengatakan, di awal 2015, telah dicanangkan target swasembada 2015 di Provinsi Jawa Barar naik 2 juta ton, dari 11,5 juta menjadi 13,5 juta ton.
Dari target pertanaman MT Oktober-Maret 2014/2015 Pro vin si Jabar telah mencapai 1.255 juta hektare atau telah melampaui 105,72%. Panen raya padi di Provinsi Jabar diperkirakan menghasilkan GKP sebesar 573.000 ton. Upaya khusus Kementerian Per tanian berupa intensifikasi, diversifikasi, dan optimalisasi lahan mendapat respons positif dari pemerintah daerah dan petani di Jabar sehingga target kenaik an produksi pada masa tanam 2014/2015 dapat tercapai.
Kebijakan di bidang pertanian yang telah dicanangkan itu didukung pemerintah dengan menaikkan anggaran Kementerian Pertanian yang sangat besar khususnya untuk Provinsi Jabar, yaitu sebesar Rp1,674 trilliun. Alokasi untuk membiayai kegiatan perbaikan jaringan irigasi tersier 207.000 hektare, optimalisasi lahan 66.920 hektare, pengadaan traktor 1.923 unit, dan alsintan 3.209 unit. Selain itu juga saprodi jagung seluas 67.000 hektare, saprodi perluasan areal tanam kedelai 82.250 hektare, dan SRI atau padi oranik seluas 31.760 hek tare.
“Kenaikan anggaran ini merupakan bentuk komi tmen pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan,” kata Andi. Dalam upaya menunjang stabilitas harga di tingkat petani, ungkap Mentan, pemerintah telah membuat kebijakan Perum Bulog dan subsubdrive Bulog untuk lebih produktif dan menyerap beras hasil panen yang melimpah pada musim ini.
Untuk menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen, meskipun harga rata-rata beras nasional sudah mulai turun Rp8400 per kg. Selain itu juga Bulog diminta terus berada di pasar (operasi pasar). “Kebijakan anggaran, optimalisasi lahan, benih unggul, pupuk, alsintan, jaringan irigasi dan sosialiasasi gerakan tanam merupakan upaya khusus swasembada pangan. Fokus pembangunan pertanian perlu terus diupayakan guna menjawab laju pertumbuhan pangan,” ungkap Mentan.
Tomi indra
“Mudah-mudahan ini menjadi angin segar untuk petani. Ha rapan lain produksi padi juga meningkat. Petani mampu mendukung langkah pemerintah pusat untuk melakukan swasembada beras,” kata Jokowi saat menghadiri panen raya di Desa Kedokan gabus Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, kemarin. Pemerintah pusat, ujar Presiden, juga memastikan tidak akan melakukan impor beras. Produksi beras yang tinggi diyakini akan menegakkan kedaulatan pangan dengan melepas ketergantungan impor, khususnya beras.
“Kami yakin dengan produksi beras petani Indonesia. Jadi tidak perlu impor-impor beras,” ujar Presiden. Presiden Jokowi melakukan panen raya di Desa Kedokan Gabus, Kecamatan Gabus wetan didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochamad Basuki Hadimuljono, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, dan Bupati Indramayu Anna Sophanah.
Menurut Jokowi, untuk mewujudkan kedaulatan pangan, upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah memperbaiki infrastruktur pertanian, seperti saluran irigasi. Saat ini di Jabar, 207.000 hektare saluran irigasi telah diperbaiki. Secara nasional telah 500.000 hektare irigasi diperbaiki dari 1,5 juta hektare yang direncanakan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman mengatakan, di awal 2015, telah dicanangkan target swasembada 2015 di Provinsi Jawa Barar naik 2 juta ton, dari 11,5 juta menjadi 13,5 juta ton.
Dari target pertanaman MT Oktober-Maret 2014/2015 Pro vin si Jabar telah mencapai 1.255 juta hektare atau telah melampaui 105,72%. Panen raya padi di Provinsi Jabar diperkirakan menghasilkan GKP sebesar 573.000 ton. Upaya khusus Kementerian Per tanian berupa intensifikasi, diversifikasi, dan optimalisasi lahan mendapat respons positif dari pemerintah daerah dan petani di Jabar sehingga target kenaik an produksi pada masa tanam 2014/2015 dapat tercapai.
Kebijakan di bidang pertanian yang telah dicanangkan itu didukung pemerintah dengan menaikkan anggaran Kementerian Pertanian yang sangat besar khususnya untuk Provinsi Jabar, yaitu sebesar Rp1,674 trilliun. Alokasi untuk membiayai kegiatan perbaikan jaringan irigasi tersier 207.000 hektare, optimalisasi lahan 66.920 hektare, pengadaan traktor 1.923 unit, dan alsintan 3.209 unit. Selain itu juga saprodi jagung seluas 67.000 hektare, saprodi perluasan areal tanam kedelai 82.250 hektare, dan SRI atau padi oranik seluas 31.760 hek tare.
“Kenaikan anggaran ini merupakan bentuk komi tmen pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan,” kata Andi. Dalam upaya menunjang stabilitas harga di tingkat petani, ungkap Mentan, pemerintah telah membuat kebijakan Perum Bulog dan subsubdrive Bulog untuk lebih produktif dan menyerap beras hasil panen yang melimpah pada musim ini.
Untuk menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen, meskipun harga rata-rata beras nasional sudah mulai turun Rp8400 per kg. Selain itu juga Bulog diminta terus berada di pasar (operasi pasar). “Kebijakan anggaran, optimalisasi lahan, benih unggul, pupuk, alsintan, jaringan irigasi dan sosialiasasi gerakan tanam merupakan upaya khusus swasembada pangan. Fokus pembangunan pertanian perlu terus diupayakan guna menjawab laju pertumbuhan pangan,” ungkap Mentan.
Tomi indra
(bhr)