Diduga Hirup Pestisida, Petani Tewas di Sawah
A
A
A
PEKALONGAN - Abdul Basir, seorang petani ditemukan tewas, di sawahnya sendiri di Desa Karanganyar, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. Petani ini, diduga tewas setelah menghirup pestisida yang disemprotkannya sendiri ke tanaman padi miliknya.
Menurut M Yasir (55) kakak ipar korban, Abdul Basir berangkat ke sawahnya sekitar pukul 05.30 WIB. Biasanya, sekitar pukul 07.30 WIB, korban pulang ke rumah.
"Tapi saat itu sampai pukul 08.00 WIB, korban belum pulang. Sehingga Nur Asikun, istrinya menyusul ke sawah," katanya.
Namun, lanjut dia, saat tiba di sawah, sang istri menemukan korban sudah posisi tertelungkup tidak bernyawa.
Karena tidak mampu mengangkat sendiri korban, sang istri meminta bantuan perangkat desa setempat.
"Setelah ditemukan, korban sudah kaku dan meninggal, dengan posisi tertelungkup di sawah yang penuh air itu. Badannya sudah kaku," kata pria yang juga ketua RT setempat itu.
Diungkapkan, adik iparnya itu tak memiliki riwayat penyakit dalam."Tidak ada riwayat penyakit pada korban. Selama ini sehat dan baik-baik saja," timpalnya.
Hal itu dibenarkan oleh perangkat Desa Karanganyar, Asrori, korban ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa oleh sang istri.
"Sebab, kebiasaannya sehari-hari jam 07.30 WIB pulang. Namun sampai jam 08.00 WIB belum pulang, sehingga istri menyusul. Kemudian korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dengan posisi tertelungkup di air sawah," tukasnya.
Sementara itu Wakapolresta Pekalongan, Kompol Mashudi, mengatakan, dari hasil pemeriksaan fisik korban, tidak ditemukan tanda luka bekas penganiayaan.
"Sementara dari pemeriksaan fisik tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Kemungkinan saat menyemprot padi, angin berhembus berlawanan, sehingga terhirup oleh korban," jelasnya.
Menurutnya, pihak keluarga juga tidak berkenan dilakukan autopsi kepada korban.
"Jadi dugaan sementara itu (menghirup pestisida), pihak keluarga tidak berkenan dilakukan autopsi. Sebab sebelum berangkat, juga tidak ada masalah maupun riwayat penyakit sebelumnya. Jenis pestisidanya merk Marshal, menggunakan tank sprayer," paparnya.
Pihaknya mengimbau kepada seluruh petani untuk menggunakan masker saat melakukan penyemprotan hama menggunakan bahan kimia. Sehingga bisa terhindar dari sesuatu yang tidak diinginkan.
"Kebanyakan petani tidak menggunakan masker saat nyemprot. Kedepan dinas terkait harus lebih gencar sosialisasikan itu," ujarnya.
Setelah dipastikan tidak ada tanda penganiayaan pada tubuh korban, jenasah dikembalikan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di TPU desa setempat.
Menurut M Yasir (55) kakak ipar korban, Abdul Basir berangkat ke sawahnya sekitar pukul 05.30 WIB. Biasanya, sekitar pukul 07.30 WIB, korban pulang ke rumah.
"Tapi saat itu sampai pukul 08.00 WIB, korban belum pulang. Sehingga Nur Asikun, istrinya menyusul ke sawah," katanya.
Namun, lanjut dia, saat tiba di sawah, sang istri menemukan korban sudah posisi tertelungkup tidak bernyawa.
Karena tidak mampu mengangkat sendiri korban, sang istri meminta bantuan perangkat desa setempat.
"Setelah ditemukan, korban sudah kaku dan meninggal, dengan posisi tertelungkup di sawah yang penuh air itu. Badannya sudah kaku," kata pria yang juga ketua RT setempat itu.
Diungkapkan, adik iparnya itu tak memiliki riwayat penyakit dalam."Tidak ada riwayat penyakit pada korban. Selama ini sehat dan baik-baik saja," timpalnya.
Hal itu dibenarkan oleh perangkat Desa Karanganyar, Asrori, korban ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa oleh sang istri.
"Sebab, kebiasaannya sehari-hari jam 07.30 WIB pulang. Namun sampai jam 08.00 WIB belum pulang, sehingga istri menyusul. Kemudian korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dengan posisi tertelungkup di air sawah," tukasnya.
Sementara itu Wakapolresta Pekalongan, Kompol Mashudi, mengatakan, dari hasil pemeriksaan fisik korban, tidak ditemukan tanda luka bekas penganiayaan.
"Sementara dari pemeriksaan fisik tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Kemungkinan saat menyemprot padi, angin berhembus berlawanan, sehingga terhirup oleh korban," jelasnya.
Menurutnya, pihak keluarga juga tidak berkenan dilakukan autopsi kepada korban.
"Jadi dugaan sementara itu (menghirup pestisida), pihak keluarga tidak berkenan dilakukan autopsi. Sebab sebelum berangkat, juga tidak ada masalah maupun riwayat penyakit sebelumnya. Jenis pestisidanya merk Marshal, menggunakan tank sprayer," paparnya.
Pihaknya mengimbau kepada seluruh petani untuk menggunakan masker saat melakukan penyemprotan hama menggunakan bahan kimia. Sehingga bisa terhindar dari sesuatu yang tidak diinginkan.
"Kebanyakan petani tidak menggunakan masker saat nyemprot. Kedepan dinas terkait harus lebih gencar sosialisasikan itu," ujarnya.
Setelah dipastikan tidak ada tanda penganiayaan pada tubuh korban, jenasah dikembalikan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di TPU desa setempat.
(sms)