Sudah Tiga Hari Perajin Setop Produksi

Selasa, 17 Maret 2015 - 16:21 WIB
Sudah Tiga Hari Perajin Setop Produksi
Sudah Tiga Hari Perajin Setop Produksi
A A A
PALEMBANG - Tak seperti biasanya, suasana pabrik kerupuk dan kemplang milik ‘Mang Din’ di Jalan KH. Faqih Azhari Kelurahan I Ulu Laut, Kecamat an SU I Palembang, sepi dari ak tifitas, kemarin. Sama sekali tak ada aktifitas produksi buahtangan khas Palembang tersebut.

Sembari menunggu cuaca cerah, tampak satu dua orang pegawai mengeluarkan kerupuk dan kemplang yang sudah dipro duksi tiga hari lalu. Dengan sigap mereka menjemurnya di atap-atap rumah saat matahari mulai bersinar. “Sini mas naik. Disini kerupuk dan kemplang dijemur. Kalau cuaca lagi bagus cepet-cepet dijemur biar kering dan siap goreng,” jelas salah seorang pegawai Herman.

Pria yang sudah 15 tahun bekerja menjadi perajin kerupuk milik Mang Din ini, mengaku sudah biasa dengan kondisi musim hu jan yang demikian. Saat musim hujan datang, dia dan beberapa pegawai lain harus sigap berpacu dengan hujan. Dengan telaten diapun harus memantau selalu kondisi cuaca agar kerupuk yang dijemur tidak basah kehujanan.

“Nah yang sedang dijemur ini, sudah diproduksi dari tiga hari kemarin. Karena cuaca beberapa hari terkahir sering hujan. Jadi, hari ini (kemarin) usaha ini diminta bos istirahat dulu. Sebab, masih banyak kerupuk dan kemplang belum kering dengan sempurna.

Mungkin sampai besok atau lusa kita setop kerja dulu,” ungkap pria yang baru satu tahun menikah ini. Lebih jauh dikatakan Herman saat cuaca hujan berhari-hari seperti saat ini, usaha milik bosnya bisa merugi hingga puluhan juta rupiah. Pasalnya, permintaan dari pasaran selalu tinggi baik itu bulanan maupun harian dari pelanggan-pelanggan.

“Ketika kondisinya seperti ini, mau tidak mau bagi pelanggan yang biasa ambil stok banyak jadi ber kurang. Karena harus berbagi dengan para pelanggan lainnya dan pemasukan pun otomatis berkurang. Apalagi saat ini bos sedang tidak ada di tempat, akan mem buat kami kebingungan jika ada yang memaksa minta banyak,” urainya.

Dalam sehari, lanjut Herman, usaha perumahan ini biasa menghabiskan adonan ikan dan tepung terigu sebanyak ratusan Kilogram. Dengan berbagai macam jenis ke rupuk yang dibuat seperti kerupuk putih, kemplang, dan kerupuk usus. Tak hanya itu, dia juga mem buat pempek dan tekwan instan yang telah dikeringkan.

“Harga yang disajikan juga beragam, tergantung ukuran keru puk dan kemplang yang sudah dikemas seme narik mungkin,” tambahnya. Senada dikatakan MakNur, 48, warga setempat yang juga pegawai MangDin yang biasa membuat kerupuk, kemplang, empekempek, dan tekwan. Saat hujan seperti ini, mereka kerap diminta libur lantaran kerupuk dan kemplang banyak yang belum kering.

Mak Nur bercerita, dirinya yang sudah sejak awal mengikuti usaha Mang Din, selalu bekerja seba gai pengolah kerupuk. Tapi, hari ini (kemarin) karena hujan ia belum bekerja hingga lusa karena permintaan pemilik usaha. “Kami tidak ada kerjaan lain selain mengolah adonan yang akan dijadikan kerupuk dan jenis lain perharinya. Mudah-mudahan cuaca hari ini panas dan jemuran kerupuk bisa segera kering, dan kamipun bisa bekerja kembali. Biar dapat penghasilan, kalau begini terus susah,” pungkasnya.

Cr-1
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8567 seconds (0.1#10.140)