Titin Tewas Tertembak, Ada Unsur Kelalaian Polisi?
A
A
A
PANDEGLANG - Titin (35), seorang ibu rumah tangga di Pandeglang, Banten, tewas setelah tertembak peluru nyasar. Dari mana asal peluru tersebut?
Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar tidak menampik kemungkinan proyektil peluru yang menewaskan Titin, berasal dari senjata polisi yang tengah mengejar begal.
"Memang ada kemungkinan ada unsur kelalaian petugas karena pada saat kejadian kondisinya gelap," kata Boy, Jumat (13/3/2015).
"Kita (Polda) masih nyari tahu siapa yang bertanggung jawab. Kita juga mencari fakta, apakah ada kemungkinan para begal itu juga membawa senjata api," lanjutnya seusai mendatangi rumah korban.
Saat ini, Polda Banten masih menunggu uji balistik, untuk memastikan jenis peluru yang bersarang di tubuh wanita yang memiliki tiga orang anak tersebut.
"Masih nunggu uji balistik. Kalau sudah ada hasilnya, kita bisa mengidentifikasi. Apalagi jika bentuknya utuh, bisa dilihat itu kaliber berapa. Nah, dari situ kita bisa lihat milik siapa peluru tersebut," ujar Kapolda.
Jika memang benar ada kelalaian petugas kepolisian, Boy mengatakan bahwa pihaknya akan menindak serta akan memproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Bisa diberi sanksi, dimulai dari sidang kode etik profesi, sidang disiplin, bahkan bisa kena sidang pidana. Akan kita lihat di sini unsur kelalaiannya, kenapa ini bisa terjadi," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Titin, warga Kampung Cihere, Desa Mekar Sari, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, tewas bersimbah darah. Dia tertembus timah panas saat akan mengambil sayuran di belakang rumah, Kamis (12/3/2015). (Baca: Titin Tewas di Sawah, Ada Luka Tembak di Tubuhnya).
Tim Forensik RSUD Serang yang melakukan autopsi terhadap Titin, menemukan proyektil peluru di tubuh korban. (Baca: Tim Forensik Temukan Proyektil Peluru di Tubuh Titin).
Polda Banten sudah memeriksa lima orang saksi terkait tewasnya Titin. (Baca: Titin Tewas, Polda Banten Periksa Lima Saksi).
Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar tidak menampik kemungkinan proyektil peluru yang menewaskan Titin, berasal dari senjata polisi yang tengah mengejar begal.
"Memang ada kemungkinan ada unsur kelalaian petugas karena pada saat kejadian kondisinya gelap," kata Boy, Jumat (13/3/2015).
"Kita (Polda) masih nyari tahu siapa yang bertanggung jawab. Kita juga mencari fakta, apakah ada kemungkinan para begal itu juga membawa senjata api," lanjutnya seusai mendatangi rumah korban.
Saat ini, Polda Banten masih menunggu uji balistik, untuk memastikan jenis peluru yang bersarang di tubuh wanita yang memiliki tiga orang anak tersebut.
"Masih nunggu uji balistik. Kalau sudah ada hasilnya, kita bisa mengidentifikasi. Apalagi jika bentuknya utuh, bisa dilihat itu kaliber berapa. Nah, dari situ kita bisa lihat milik siapa peluru tersebut," ujar Kapolda.
Jika memang benar ada kelalaian petugas kepolisian, Boy mengatakan bahwa pihaknya akan menindak serta akan memproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Bisa diberi sanksi, dimulai dari sidang kode etik profesi, sidang disiplin, bahkan bisa kena sidang pidana. Akan kita lihat di sini unsur kelalaiannya, kenapa ini bisa terjadi," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Titin, warga Kampung Cihere, Desa Mekar Sari, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, tewas bersimbah darah. Dia tertembus timah panas saat akan mengambil sayuran di belakang rumah, Kamis (12/3/2015). (Baca: Titin Tewas di Sawah, Ada Luka Tembak di Tubuhnya).
Tim Forensik RSUD Serang yang melakukan autopsi terhadap Titin, menemukan proyektil peluru di tubuh korban. (Baca: Tim Forensik Temukan Proyektil Peluru di Tubuh Titin).
Polda Banten sudah memeriksa lima orang saksi terkait tewasnya Titin. (Baca: Titin Tewas, Polda Banten Periksa Lima Saksi).
(zik)