Sampah Rumput di Kilang Balongan Diproduksi Jadi Kompos Berkualitas
A
A
A
KABUPATEN INDRAMAYU - Kerjasama antara Pertamina RU VI Balongan dengan Fakultas Teknik Universitas Indonesia dalam mengatasi sampah rumput di sekitar area industri ternyata membuahkan hasil.
Tingginya volume sampah rumput di area kilang Pertamina RU VI Balongan ini ternyata dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dengan kualitas tinggi.
Kasi Environmental Section Pertamina RU VI Balongan Agung Darmawan mengatakan, dari 100% sampah di area kilang hampir 54% di antaranya merupakan sampah rumput. Tingginya volume sampah rumput yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Pecuk, Kabupaten Indramayu membuat ongkos pemeliharaan menjadi tinggi.
Namun, penelitian yang dilakukan Fakultas Teknik dari Universitas Indonesia, ternyata permasalah sampah rumput itu dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos dengan kualitas bagus. Agung menjelaskan, untuk mengatasi hal itu, sampah rumput di lingkungan kilang bisa diolah menjadi kompos berkualitas tinggi. Caranya, sampah rumput ditumpuk dan ditutup dengan terpal, dan setiap minggu diaduk-aduk hingga rata.
Setelah delapan minggu, jadilah pupuk kompos yang sangat bermanfaat bagi tanaman. “Kualitas pupuk cukup bagus dan prosesnya natural. Mungkin yang menjadi kendala adalah proses pembuatannya cukup lama,” terang Agung. Berdasarkan hasil uji kualitas kompos PT Pertamina RU VI Balongan, pupuk kompos tersebut mengandung sejumlah parameter yang memenuhi standar baku mutu.
Di antaranya pH 7,17, dengan baku mutu 6,8, 7,49, bahan organik 48,49% dengan baku mutu 27, 58%, nitrogen total 1,42% dengan baku mutu min 0,4%, C/N 19,87 dengan baku mutu 10, 20 dan P(P2O) 0,36% dengan baku mutu min 0,1%. Jika digunakan pada tanaman dan tanah, pupuk kompos bermanfaat meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur serta karakteristik tanah.
Selain itu, meningkatkan kapasitas serap air tanah, aktifitas mikroba tanah dan kualitas panen. Pupuk kompos pun bisa menyediakan hormone dan vitamin bagi tanah. Menurut Agung, pihaknya telah berhasil memproduksi 400 kg pupuk kompos. Setelah diumumkan melalui broadcast email kepada para karyawan RU VI Balongan, pupuk tersebut langsung habis hanya dalam waktu enam jam.
Sementara itu dalam memperingati hari peduli sampah nasional tersebut Pertamina RU VI Balongan menyelenggarakan gerakan From Garbage to Garden. Gerakan tersebut sebagai upaya meningkatkan awareness pekerja dan mitra kerja RU VI Balongan agar lebih bijak mengelola sampah. Gerakan yang diinisiasi oleh Environment Section di bawah fungsi Health, Safety and Environment(HSE) itu memanfaatkan sampah rumput hasil pemotongan rumput di area kilang untuk diproses menjadi kompos.
Kompos hasil olahan tersebut dapat digunakan oleh para pekerja dan mitra kerja RU VI secara gratis untuk digunakan di rumah masing-masing. Selain itu, kompos tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk memupuk tanaman di sekitar kilang dan perkantoran.
“Pemanfaatan sampah rumput menjadi kompos tersebut merupakan usaha yang dilakukan oleh Pertamina RU VI Balongan dalam meng urangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pecuk Indramayu,” ujar General Manager RU VI Balongan, Yulian Dekri, saat ditemui di sela penggunaan pupuk kompos secara simbolis pada tanaman di lingkungan kilang.
Yulian menjelaskan, sampah rumput selama ini mendominasi jenis sampah lainnya yang dihasilkan dari kegiatan di kilang RU VI Balongan. Dari sekitar 510 kg sampah per hari yang dihasilkan di lingkungan RU VI Balongan, volume sampah rumput mencapai 268,5 kg (54 persen).
Selama ini, sampah rumput dibuang begitu saja ke TPA Pecuk dan diangkut menggunakan dua sampai tiga truk per hari. Dengan diolah menjadi kompos, maka Pertamina yakin sampah rumput itu dapat mengurangi beban TPA Pecuk secara signifikan.
Tomi Indra
Tingginya volume sampah rumput di area kilang Pertamina RU VI Balongan ini ternyata dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dengan kualitas tinggi.
Kasi Environmental Section Pertamina RU VI Balongan Agung Darmawan mengatakan, dari 100% sampah di area kilang hampir 54% di antaranya merupakan sampah rumput. Tingginya volume sampah rumput yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Pecuk, Kabupaten Indramayu membuat ongkos pemeliharaan menjadi tinggi.
Namun, penelitian yang dilakukan Fakultas Teknik dari Universitas Indonesia, ternyata permasalah sampah rumput itu dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos dengan kualitas bagus. Agung menjelaskan, untuk mengatasi hal itu, sampah rumput di lingkungan kilang bisa diolah menjadi kompos berkualitas tinggi. Caranya, sampah rumput ditumpuk dan ditutup dengan terpal, dan setiap minggu diaduk-aduk hingga rata.
Setelah delapan minggu, jadilah pupuk kompos yang sangat bermanfaat bagi tanaman. “Kualitas pupuk cukup bagus dan prosesnya natural. Mungkin yang menjadi kendala adalah proses pembuatannya cukup lama,” terang Agung. Berdasarkan hasil uji kualitas kompos PT Pertamina RU VI Balongan, pupuk kompos tersebut mengandung sejumlah parameter yang memenuhi standar baku mutu.
Di antaranya pH 7,17, dengan baku mutu 6,8, 7,49, bahan organik 48,49% dengan baku mutu 27, 58%, nitrogen total 1,42% dengan baku mutu min 0,4%, C/N 19,87 dengan baku mutu 10, 20 dan P(P2O) 0,36% dengan baku mutu min 0,1%. Jika digunakan pada tanaman dan tanah, pupuk kompos bermanfaat meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur serta karakteristik tanah.
Selain itu, meningkatkan kapasitas serap air tanah, aktifitas mikroba tanah dan kualitas panen. Pupuk kompos pun bisa menyediakan hormone dan vitamin bagi tanah. Menurut Agung, pihaknya telah berhasil memproduksi 400 kg pupuk kompos. Setelah diumumkan melalui broadcast email kepada para karyawan RU VI Balongan, pupuk tersebut langsung habis hanya dalam waktu enam jam.
Sementara itu dalam memperingati hari peduli sampah nasional tersebut Pertamina RU VI Balongan menyelenggarakan gerakan From Garbage to Garden. Gerakan tersebut sebagai upaya meningkatkan awareness pekerja dan mitra kerja RU VI Balongan agar lebih bijak mengelola sampah. Gerakan yang diinisiasi oleh Environment Section di bawah fungsi Health, Safety and Environment(HSE) itu memanfaatkan sampah rumput hasil pemotongan rumput di area kilang untuk diproses menjadi kompos.
Kompos hasil olahan tersebut dapat digunakan oleh para pekerja dan mitra kerja RU VI secara gratis untuk digunakan di rumah masing-masing. Selain itu, kompos tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk memupuk tanaman di sekitar kilang dan perkantoran.
“Pemanfaatan sampah rumput menjadi kompos tersebut merupakan usaha yang dilakukan oleh Pertamina RU VI Balongan dalam meng urangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pecuk Indramayu,” ujar General Manager RU VI Balongan, Yulian Dekri, saat ditemui di sela penggunaan pupuk kompos secara simbolis pada tanaman di lingkungan kilang.
Yulian menjelaskan, sampah rumput selama ini mendominasi jenis sampah lainnya yang dihasilkan dari kegiatan di kilang RU VI Balongan. Dari sekitar 510 kg sampah per hari yang dihasilkan di lingkungan RU VI Balongan, volume sampah rumput mencapai 268,5 kg (54 persen).
Selama ini, sampah rumput dibuang begitu saja ke TPA Pecuk dan diangkut menggunakan dua sampai tiga truk per hari. Dengan diolah menjadi kompos, maka Pertamina yakin sampah rumput itu dapat mengurangi beban TPA Pecuk secara signifikan.
Tomi Indra
(ars)