Demokrat Gabung Koalisi PKS-Golkar
A
A
A
SEMARANG - Koalisi yang digalang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Golkar untuk menghadapi Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2015 semakin kuat.
Partai Demokrat akhirnya memutuskan untuk ikut bergabung dalam koalisi tersebut. Kesepakatan bergabung itu ditandai dengan pertemuan kesepahaman tiga partai di Hotel Pandanaran Kota Semarang kemarin. Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua DPD PKS Kota Semarang Agung Budi Margono, Ketua DPD Partai Golkar Kota Semarang Agung Priyambodo, dan Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Semarang Wahyoe Winarto.
Menurut Wahyoe, Partai Demokrat bersedia bergabung dengan koalisi PKS dan Golkar lantaran memiliki visi misi yang sama. Selain itu, dirinya optimistis koalisi ini akan mampu memenangkan pertarungan pilwakot. “Kami optimistis bisa menang, makanya kami bersedia bergabung,” ucapnya.
Partai Demokrat mengakui sebelumnya menjalin komunikasi politik dengan beberapa partai. Dari hasil penjajakan ternyata koalisi PKS-Golkar-lah yang paling cocok. Apalagi gabungan PKS, Golkar dan Demokrat, telah mampu mengusung calon wali kota dengan nilai total 34% suara atau setara 17 kursi di DPRD. “Kemenangan sudah di depan mata,” ujarnya.
Koalisi PKS, Golkar, dan Demokrat saat ini tinggal menyiapkan bakal calon wali kota yang kapabel, populer, dan memiliki visi membangun Kota Semarang lebih baik. Tim akan road show ke tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap mumpuni menjadi wali kota. “Tidak masalah dari partai mana balon (bakal calon) tersebut, yang jelas dia harus bersedia membangun Semarang lebih baik lagi dari sekarang ini,” ucap Wahyoe.
Setelah Demokrat bergabung, koalisi ini tidak menutup diri dari partai politik lainnya. “Kami masih membuka pintu bagi parpol lain untuk bergabung dalam koalisi yang lebih besar,” ujar Ketua Koalisi Agung Budi Margono. Koalisi yang dibangun cukup kuat karena telah mencapai 34% suara dengan 17 kursi di dewan.
Sesuai UU Pilkada, parpol atau koalisi parpol yang hendak mengajukan bakal calon, sekurangnya memiliki 20% suara atau 20% kursi di dewan. “Tentu kami optimis memenangkan pertarungan ini. Sembari menjalin komunikasi politik dengan parpol lain, kami akan menyusun nota detail kesepahaman termasuk syarat balon yang akan kami usung,” kata Ketua DPD Partai Golkar Kota Semarang Agung Priyambodo.
Ketiga partai sepakat memulai kesepahaman dari nol. Semuanya memiliki hak, kewajiban dan wewenang yang sama, termasuk dalam mengajukan nama bakal calon walikota nantinya. Setelah ini masing-masing parpol diperkenankan melakukan penjaringan kader internal. Kemudian dapat saja dilakukan konvensi antara tiga parpol peserta koalisi ini untuk menentukan bakal calon yang diusung bersama.
Dalam waktu dekat dibentuk tim yang akan bertugas menyusun mekanisme pendaftaran, mencari rumusan nama koalisi, dan menggerakkan masyarakat untuk bersama membangun Kota Semarang.
M abduh
Partai Demokrat akhirnya memutuskan untuk ikut bergabung dalam koalisi tersebut. Kesepakatan bergabung itu ditandai dengan pertemuan kesepahaman tiga partai di Hotel Pandanaran Kota Semarang kemarin. Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua DPD PKS Kota Semarang Agung Budi Margono, Ketua DPD Partai Golkar Kota Semarang Agung Priyambodo, dan Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Semarang Wahyoe Winarto.
Menurut Wahyoe, Partai Demokrat bersedia bergabung dengan koalisi PKS dan Golkar lantaran memiliki visi misi yang sama. Selain itu, dirinya optimistis koalisi ini akan mampu memenangkan pertarungan pilwakot. “Kami optimistis bisa menang, makanya kami bersedia bergabung,” ucapnya.
Partai Demokrat mengakui sebelumnya menjalin komunikasi politik dengan beberapa partai. Dari hasil penjajakan ternyata koalisi PKS-Golkar-lah yang paling cocok. Apalagi gabungan PKS, Golkar dan Demokrat, telah mampu mengusung calon wali kota dengan nilai total 34% suara atau setara 17 kursi di DPRD. “Kemenangan sudah di depan mata,” ujarnya.
Koalisi PKS, Golkar, dan Demokrat saat ini tinggal menyiapkan bakal calon wali kota yang kapabel, populer, dan memiliki visi membangun Kota Semarang lebih baik. Tim akan road show ke tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap mumpuni menjadi wali kota. “Tidak masalah dari partai mana balon (bakal calon) tersebut, yang jelas dia harus bersedia membangun Semarang lebih baik lagi dari sekarang ini,” ucap Wahyoe.
Setelah Demokrat bergabung, koalisi ini tidak menutup diri dari partai politik lainnya. “Kami masih membuka pintu bagi parpol lain untuk bergabung dalam koalisi yang lebih besar,” ujar Ketua Koalisi Agung Budi Margono. Koalisi yang dibangun cukup kuat karena telah mencapai 34% suara dengan 17 kursi di dewan.
Sesuai UU Pilkada, parpol atau koalisi parpol yang hendak mengajukan bakal calon, sekurangnya memiliki 20% suara atau 20% kursi di dewan. “Tentu kami optimis memenangkan pertarungan ini. Sembari menjalin komunikasi politik dengan parpol lain, kami akan menyusun nota detail kesepahaman termasuk syarat balon yang akan kami usung,” kata Ketua DPD Partai Golkar Kota Semarang Agung Priyambodo.
Ketiga partai sepakat memulai kesepahaman dari nol. Semuanya memiliki hak, kewajiban dan wewenang yang sama, termasuk dalam mengajukan nama bakal calon walikota nantinya. Setelah ini masing-masing parpol diperkenankan melakukan penjaringan kader internal. Kemudian dapat saja dilakukan konvensi antara tiga parpol peserta koalisi ini untuk menentukan bakal calon yang diusung bersama.
Dalam waktu dekat dibentuk tim yang akan bertugas menyusun mekanisme pendaftaran, mencari rumusan nama koalisi, dan menggerakkan masyarakat untuk bersama membangun Kota Semarang.
M abduh
(ftr)