Banyak Orang Bali Alami Kegilaan dan Mudah Bunuh Diri
A
A
A
DENPASAR - Gubernur Bali I Made Mangku Pastika meminta kepada akademisi, praktisi, tokoh agama, dan pihak kepolisian untuk mencari cara menekan kasus bunuh diri yang sangat tinggi di Bali.
Kasus bunuh diri di Bali, saat ini terbilang cukup genting. Memasuki bulan ketiga tahun 2015, sudah ada 28 orang yang meninggal akibat bunuh diri di Bali.
Masyarakat yang bunuh diri tidak hanya warga biasa, namun juga dari berbagai kalangan. Mulai dari anggota kepolisian, pelajar SMP, SMA, mahasiswa, Pembantu Rumah Tangga (PRT), bahkan mantan anggota DPRD Kota Denpasar.
“Sebenarnya orang Bali bunuh diri ini tidak semua karena faktor ekonomi saja, tapi ada faktor-faktor lainnya. Untuk itu saya meminta agar dicarikan solusi," katanya, kepada wartawan, Selasa (3/3/2015).
Ditambahkan dia, bukan hanya angka bunuh diri yang tinggi. Angka warga yang mengalami sakit jiwa, depresi, dan stres pun semakin tinggi. Untuk itu, dia meminta agar masyarakat lebih terbuka ketika memiliki masalah.
"Lebih baik menceritakan kondisi dirinya kepada teman, saudara atau keluarga lainnya supaya dicarikan solusi," jelasnya.
Menurutnya, semua masalah pasti ada solusinya. Bunuh diri bukan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah. Hidup merupakan anugerah yang harus disyukuri, bukan malah ditakuti.
"Saya mengimbau kepada masyarakat Bali untuk melanjutkan hidup, jangan mudah putus asa atau menyerah. Hidup ini sangat berharga, tidak semua makhluk diciptakan Tuhan menjadi manusia,” pungkasnya.
Kasus bunuh diri di Bali, saat ini terbilang cukup genting. Memasuki bulan ketiga tahun 2015, sudah ada 28 orang yang meninggal akibat bunuh diri di Bali.
Masyarakat yang bunuh diri tidak hanya warga biasa, namun juga dari berbagai kalangan. Mulai dari anggota kepolisian, pelajar SMP, SMA, mahasiswa, Pembantu Rumah Tangga (PRT), bahkan mantan anggota DPRD Kota Denpasar.
“Sebenarnya orang Bali bunuh diri ini tidak semua karena faktor ekonomi saja, tapi ada faktor-faktor lainnya. Untuk itu saya meminta agar dicarikan solusi," katanya, kepada wartawan, Selasa (3/3/2015).
Ditambahkan dia, bukan hanya angka bunuh diri yang tinggi. Angka warga yang mengalami sakit jiwa, depresi, dan stres pun semakin tinggi. Untuk itu, dia meminta agar masyarakat lebih terbuka ketika memiliki masalah.
"Lebih baik menceritakan kondisi dirinya kepada teman, saudara atau keluarga lainnya supaya dicarikan solusi," jelasnya.
Menurutnya, semua masalah pasti ada solusinya. Bunuh diri bukan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah. Hidup merupakan anugerah yang harus disyukuri, bukan malah ditakuti.
"Saya mengimbau kepada masyarakat Bali untuk melanjutkan hidup, jangan mudah putus asa atau menyerah. Hidup ini sangat berharga, tidak semua makhluk diciptakan Tuhan menjadi manusia,” pungkasnya.
(san)