Pembunuh Sadis di Pekanbaru Bakar Korbannya Hidup-Hidup
A
A
A
PEKANBARU - Dua pembunuh sadis di Pekanbaru, Ade Irawan (25) dan Hijrah, menghabisi korbannya dengan cara dibakar hidup-hidup. Korbannya adalah Rudi (32), warga Pekanbaru. Aksi pembunuhan dilakukan karena dendam pelaku terhadap korban.
"Pelakunya utamanya Ade Irawan (25). Dia mengaku nekat membunuh Rudy, bersama dua orang temannya, di Jalan Samratulangi Pekanbaru, karena dendam," kata Kapolresta Pekanbaru Kombes Robert Harianto.
Ditambahkan dia, Ade merupakan seorang resedisvis. Dia juga terlibat kasus penjambretan, penganiayaan, serta pencurian. Saat ini, polisi masih mencari dua pelaku lainnya.
Aksi pembunuhan terhadap Rudy dilakukan pada 21 Februari 2015. Saat itu, Ade mendatangi Rudy bersama tiga orang temannya. Setelah bertemu Rudy, Ade langsung menikamnya dengan obeng.
"Di sana langsung saya tusuk Rudy dengan obeng di bagian leher belakang. Kemudian di perut juga saya tusuk. Sementara teman saya ikut membantu memukuli," terang Ade, ditemui di Mapolresta Pekanbaru, Jumat 27 Februari 2015.
Setelah lima kali ditikam pakai obeng dan dipukuli, ternyata Rudy masih bertahan. Kemudian, para pelaku dengan sepeda motor membawa korban ke sebuah lapangan bola di daerah Rumbai.
"Di sana saya kembali tusuk dengan obeng satu kali lagi, jadi totalnya ada enam tusukan. Korban kami pukuli dengan kayu, namun Rudy masih bisa bertahan," sambung pria yang tubuhnya dipenuhi tato ini.
Untuk memastikan korban tewas saat ditinggal, Ade menyuruh tersangka GDN (buronan) membeli bensin di sekitaran Rumbai. "Setelah itu, teman saya itu langsung menyiram Rudy dengan bensin dan membakarnya," bebernya.
"Pelakunya utamanya Ade Irawan (25). Dia mengaku nekat membunuh Rudy, bersama dua orang temannya, di Jalan Samratulangi Pekanbaru, karena dendam," kata Kapolresta Pekanbaru Kombes Robert Harianto.
Ditambahkan dia, Ade merupakan seorang resedisvis. Dia juga terlibat kasus penjambretan, penganiayaan, serta pencurian. Saat ini, polisi masih mencari dua pelaku lainnya.
Aksi pembunuhan terhadap Rudy dilakukan pada 21 Februari 2015. Saat itu, Ade mendatangi Rudy bersama tiga orang temannya. Setelah bertemu Rudy, Ade langsung menikamnya dengan obeng.
"Di sana langsung saya tusuk Rudy dengan obeng di bagian leher belakang. Kemudian di perut juga saya tusuk. Sementara teman saya ikut membantu memukuli," terang Ade, ditemui di Mapolresta Pekanbaru, Jumat 27 Februari 2015.
Setelah lima kali ditikam pakai obeng dan dipukuli, ternyata Rudy masih bertahan. Kemudian, para pelaku dengan sepeda motor membawa korban ke sebuah lapangan bola di daerah Rumbai.
"Di sana saya kembali tusuk dengan obeng satu kali lagi, jadi totalnya ada enam tusukan. Korban kami pukuli dengan kayu, namun Rudy masih bisa bertahan," sambung pria yang tubuhnya dipenuhi tato ini.
Untuk memastikan korban tewas saat ditinggal, Ade menyuruh tersangka GDN (buronan) membeli bensin di sekitaran Rumbai. "Setelah itu, teman saya itu langsung menyiram Rudy dengan bensin dan membakarnya," bebernya.
(san)