Polda DIY Sebar Personel ke Daerah Rawan Begal Motor
A
A
A
BANTUL - Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebar tim reserse ke tempat-tempat rawan aksi pembegalan terhadap kendaraan bermotor. Mereka disebar berdasarkan analisa daerah rawan aksi kejahatan yang sudah dikantongi oleh Polda DIY.
Kapolda DIY Brigjen Pol Oerip Soebagyo saat di Bantul mengatakan, dengan beberapa kejadian di masyarakat seperti perampasan sepeda motor, penjambretan, dan beberapa kasus kekerasan lainnya, pihaknya memang berupaya melakukan antisipasi.
Tim reserse saat ini telah berkoordinasi dengan pemilik wilayah seperti camat ataupun lurah untuk melakukan antisipasi dan masuk ke masyarakat.
"Prinsipnya kami harus sesering mungkin masuk atau berada di tengah masyarakat," tuturnya, Rabu (25/2/2015).
Wilayah Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta memang menjadi prioritas pengamanan dan pengamatan terkait dengan aksi kejahatan yang belakangan terjadi. Karena, di tiga wilayah Polres ini kasus kekerasan, penjambretan ataupun perampasan tergolong tinggi dibanding dengan Gunungkidul dan Kulon Progo.
Oerip mengaku akan melakukan sesuai dengan Prosedur Operasional Standar terkait dengan pengamanan dan penangkapan terhadap para pelaku kejahatan, termasuk begal motor. Jika dinilai membahayakan petugas dan masyarakat umum, polisi tidak segan-segan melakukan tindakan tembak di tempat kepada pelaku aksi kejahatan tersebut.
"Kalau tembak di tempat itu ada prosedurnya, seperti melawan petugas."
Diberitakan sebelumnya, begal motor beraksi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Korbannya, Singgih Febriansyah (21), warga Dusun Blawong, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis. Singgih harus rela kehilangan motor, handphone, dan dompetnya.
Kapolda DIY Brigjen Pol Oerip Soebagyo saat di Bantul mengatakan, dengan beberapa kejadian di masyarakat seperti perampasan sepeda motor, penjambretan, dan beberapa kasus kekerasan lainnya, pihaknya memang berupaya melakukan antisipasi.
Tim reserse saat ini telah berkoordinasi dengan pemilik wilayah seperti camat ataupun lurah untuk melakukan antisipasi dan masuk ke masyarakat.
"Prinsipnya kami harus sesering mungkin masuk atau berada di tengah masyarakat," tuturnya, Rabu (25/2/2015).
Wilayah Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta memang menjadi prioritas pengamanan dan pengamatan terkait dengan aksi kejahatan yang belakangan terjadi. Karena, di tiga wilayah Polres ini kasus kekerasan, penjambretan ataupun perampasan tergolong tinggi dibanding dengan Gunungkidul dan Kulon Progo.
Oerip mengaku akan melakukan sesuai dengan Prosedur Operasional Standar terkait dengan pengamanan dan penangkapan terhadap para pelaku kejahatan, termasuk begal motor. Jika dinilai membahayakan petugas dan masyarakat umum, polisi tidak segan-segan melakukan tindakan tembak di tempat kepada pelaku aksi kejahatan tersebut.
"Kalau tembak di tempat itu ada prosedurnya, seperti melawan petugas."
Diberitakan sebelumnya, begal motor beraksi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Korbannya, Singgih Febriansyah (21), warga Dusun Blawong, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis. Singgih harus rela kehilangan motor, handphone, dan dompetnya.
(zik)