BNN Gencarkan Tes Urine di Tempat Hiburan
A
A
A
BANDUNG - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bandung berkomitmen terus menekan peredaran narkoba di wilayah ini dengan melakukan razia secara rutin ke sejumlah tempat hiburan malam.
Beberapa tempat yang akan menjadi bidikan BNN di antara tempat hiburan serta karaoke. BNN akan melakukan tes urine, untuk mengetahui apakah pengunjung tempat hiburan tersebut pengguna atau tidak. Kepala BNN Kota Bandung AKBP Yeni Siti Saodah mengaku, pihaknya bersama intansi pemerintahan lainnya secara in tensif akan melakukan kegiat an preventif dan pem berantasan peredaran gelap narkoba melalui kegiatan tes urine.
“Kami lakukan tes urine di tempat hiburan malam di Kota Bandung seperti karaoke,” ujarnya di Bandung kemarin. Diakui dia, upaya BNN menekan penggunaan narkoba, karena saat ini Indonesia masuk si tuasi darurat narkoba.
“Setiap hari ada 50 orang tewas karena narkoba. Dapat dikatakan jumlah korban bom teroris sama dengan jumlah korban narkoba dalam sehari. Akibat dari nar koba ini menyamai jumlah serangan teroris,” ujarnya.
Jika tidak dicegah dan di berantas, dilanjutkan Yenni, masa depan generasi Indonesia akan terancam. Dia mengatakan, berdasarkan pertemuan BNN dengan badan atau menteri yang mengurusi narkotika se-Asia Tenggara. Ternyata transaksi narkotika di ASEAN, 40 persennya berada di Indonesia.
Transaksi narkotika di ASEAN per tahunnya mencapai Rp110 triliun dan di Indonesia sendiri berkisar Rp48 triliun. Hal tersebut memposisikan Indonesia sebagai negara teratas dalam urusan transaksi narkotika dibandingkan negara lainnya di ASEAN.
Narkoba juga sudah memasuki berbagai lapisan masyarakat. “Kasus terbaru pada 6 Januari 2015, seorang musisi ke namaan Indonesia Fariz Rustam Munaf, ditangkap di rumah kediamannya saat mengkonsumsi narkoba,” jelasnya.
Diungkapkan Yeni, pihaknya menjalankan tugas sekaligus ibadah dengan menolong orang terutama pecandu. “Para pecandu narkoba adalah orang yang membutuhkan pertolongan melalui pengobatan dengan direhabilitasi. Dengan kasih sayang, kami hadir untuk menyadarkan para pecandu agar bersedia diobati dan mampu merehabilitasi hidup,” ungkapnya.
Yugi prasetyo
Beberapa tempat yang akan menjadi bidikan BNN di antara tempat hiburan serta karaoke. BNN akan melakukan tes urine, untuk mengetahui apakah pengunjung tempat hiburan tersebut pengguna atau tidak. Kepala BNN Kota Bandung AKBP Yeni Siti Saodah mengaku, pihaknya bersama intansi pemerintahan lainnya secara in tensif akan melakukan kegiat an preventif dan pem berantasan peredaran gelap narkoba melalui kegiatan tes urine.
“Kami lakukan tes urine di tempat hiburan malam di Kota Bandung seperti karaoke,” ujarnya di Bandung kemarin. Diakui dia, upaya BNN menekan penggunaan narkoba, karena saat ini Indonesia masuk si tuasi darurat narkoba.
“Setiap hari ada 50 orang tewas karena narkoba. Dapat dikatakan jumlah korban bom teroris sama dengan jumlah korban narkoba dalam sehari. Akibat dari nar koba ini menyamai jumlah serangan teroris,” ujarnya.
Jika tidak dicegah dan di berantas, dilanjutkan Yenni, masa depan generasi Indonesia akan terancam. Dia mengatakan, berdasarkan pertemuan BNN dengan badan atau menteri yang mengurusi narkotika se-Asia Tenggara. Ternyata transaksi narkotika di ASEAN, 40 persennya berada di Indonesia.
Transaksi narkotika di ASEAN per tahunnya mencapai Rp110 triliun dan di Indonesia sendiri berkisar Rp48 triliun. Hal tersebut memposisikan Indonesia sebagai negara teratas dalam urusan transaksi narkotika dibandingkan negara lainnya di ASEAN.
Narkoba juga sudah memasuki berbagai lapisan masyarakat. “Kasus terbaru pada 6 Januari 2015, seorang musisi ke namaan Indonesia Fariz Rustam Munaf, ditangkap di rumah kediamannya saat mengkonsumsi narkoba,” jelasnya.
Diungkapkan Yeni, pihaknya menjalankan tugas sekaligus ibadah dengan menolong orang terutama pecandu. “Para pecandu narkoba adalah orang yang membutuhkan pertolongan melalui pengobatan dengan direhabilitasi. Dengan kasih sayang, kami hadir untuk menyadarkan para pecandu agar bersedia diobati dan mampu merehabilitasi hidup,” ungkapnya.
Yugi prasetyo
(bhr)