Meng-upgrade Mobil Irit hingga 100 Km/Liter
A
A
A
Tim Antawirya Universitas Diponegoro (Undip) Semarang bersama mobil irit rancangan mereka akan bertolak ke Manila, Filipina untuk mengikuti event lomba mobil irit bahan bakar Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2015, Pada 25 Februari hingga 1 Maret 2015. Rombongan terdiri atas 17 mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik yang terbagi 10 orang tim inti dan tujuh orang pendukung.
Seperti apa persiapan mereka? Pada perlombaan internasional bergengsi itu terdapat dua kategori utama, yakni urban dan prototype . Masing-masing kategori juga dibagi lagi ke dalam lima subkategori menurut bahan bakar yang digunakan, yakni bensin, diesel, listrik, hidrogen, dan etanol.
Dengan demikian, ada 10 kategori yang dilombakan. “Tim kami nanti akan berlaga di salah satu kategori lomba, yakni kategori urban dengan bahan bakar bensin,” kata Azafian Rafael, salah satu anggota tim inti. Tim Antawirya diketuai oleh Yogi Reza Ramadhan (mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 2011) dan dibimbing oleh dosen pembimbing Susilo Adi Widyanto.
Berbagai percobaan sudah dilakukan oleh tim ini agar mendapat formula mobil irit bahan bakar dan siap dikirim untuk berlaga pada perlombaan itu. “Di antaranya di jalanan sekitar kampus Undip. Pada percobaan itu dihasilkan ratarata 1 liter bensin bisa menempuh jarak 90 km. Kami memasang target agar pada lomba nanti bisa mencapai hasil minimal penggunaan bahan bakar sampai 100 km per liternya,” ucapnya.
Mobil irit yang juga diberi nama Antawirya itu memiliki spesifikasi mesin motor berdapur pacu 4 tak, dengan kapasitas silinder 125cc dengan sistem karburator. Total perakitan mobil irit tersebut menghabiskan biaya sebesar Rp50 juta. “Riset kami termasuk baru dan baru kali pertama ikut ajang SEM. Namun, kami akan berusaha maksimal meraih posisi atas.
Antawirya saat ini sudah ada di Manila, tinggal kami segera menyusul menuju ke sana,” paparnya. Mobil yang akan dilombakan sudah dipersiapkan sejak Mei 2014 dan Oktober 2014 silam ketika mengikuti kompetisi Indonesia Energy Marathon Challange di Surabaya. Di ajang SEM tim Antawirya tinggal melanjutkan dan mengupgrade kendaraan tersebut.
Dekan Fakultas Teknik Undip M Agung Wibowo berharap tim Antawirya dapat mencapai prestasi terbaik pada perlombaan internasional tersebut. Selain itu, tim juga diharapkan dapat belajar dari tim-tim tangguh dari sejumlah negara lain yang turut berlomba. Tak kalah penting juga membangun jaringan dengan universitas-universitas lain baik sesama dari Indonesia maupun dari luar negeri.
Dari Indonesia akan hadir 23 tim. Sebanyak 18 negara dijadwalkan mengirimkan perwakilannya ke ajang SEM. “Kami juga berharap, nantinya Teknik Mesin Undip bisa mengembangkan berbagai jenis kendaraan masa depan yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan serta bisa memberi solusi terhadap masalah energi nasional yang saat ini tengah dihadapi,” kata Agung.
Nama-nama mahasiswa yang tergabung dalam tim Antawirya antara lain Yogi Reza Ramadhan, Muhammad Abdul Wakhid Zarkasyi, Raden Eddo Satria, Mochamad Khalid Pradito, Musa Akbar Alfarisi, Nova Dani Mustofa, Norman Wildan Sani, Luthfi Ady Farizan, Doddy Hari Chrismastono, Azafian Rafael, M Adrian Dwiputra, Luky Widianto Nugroho, Aghna Ario Alam, Isser Griffin Biur Sinaga, Muhammad Sri Radityo Ladinegara, Rayner Andreas Purba, dan Prayudha Naufal Wijaya.
Susilo Himawan
Kota Semarang
Seperti apa persiapan mereka? Pada perlombaan internasional bergengsi itu terdapat dua kategori utama, yakni urban dan prototype . Masing-masing kategori juga dibagi lagi ke dalam lima subkategori menurut bahan bakar yang digunakan, yakni bensin, diesel, listrik, hidrogen, dan etanol.
Dengan demikian, ada 10 kategori yang dilombakan. “Tim kami nanti akan berlaga di salah satu kategori lomba, yakni kategori urban dengan bahan bakar bensin,” kata Azafian Rafael, salah satu anggota tim inti. Tim Antawirya diketuai oleh Yogi Reza Ramadhan (mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 2011) dan dibimbing oleh dosen pembimbing Susilo Adi Widyanto.
Berbagai percobaan sudah dilakukan oleh tim ini agar mendapat formula mobil irit bahan bakar dan siap dikirim untuk berlaga pada perlombaan itu. “Di antaranya di jalanan sekitar kampus Undip. Pada percobaan itu dihasilkan ratarata 1 liter bensin bisa menempuh jarak 90 km. Kami memasang target agar pada lomba nanti bisa mencapai hasil minimal penggunaan bahan bakar sampai 100 km per liternya,” ucapnya.
Mobil irit yang juga diberi nama Antawirya itu memiliki spesifikasi mesin motor berdapur pacu 4 tak, dengan kapasitas silinder 125cc dengan sistem karburator. Total perakitan mobil irit tersebut menghabiskan biaya sebesar Rp50 juta. “Riset kami termasuk baru dan baru kali pertama ikut ajang SEM. Namun, kami akan berusaha maksimal meraih posisi atas.
Antawirya saat ini sudah ada di Manila, tinggal kami segera menyusul menuju ke sana,” paparnya. Mobil yang akan dilombakan sudah dipersiapkan sejak Mei 2014 dan Oktober 2014 silam ketika mengikuti kompetisi Indonesia Energy Marathon Challange di Surabaya. Di ajang SEM tim Antawirya tinggal melanjutkan dan mengupgrade kendaraan tersebut.
Dekan Fakultas Teknik Undip M Agung Wibowo berharap tim Antawirya dapat mencapai prestasi terbaik pada perlombaan internasional tersebut. Selain itu, tim juga diharapkan dapat belajar dari tim-tim tangguh dari sejumlah negara lain yang turut berlomba. Tak kalah penting juga membangun jaringan dengan universitas-universitas lain baik sesama dari Indonesia maupun dari luar negeri.
Dari Indonesia akan hadir 23 tim. Sebanyak 18 negara dijadwalkan mengirimkan perwakilannya ke ajang SEM. “Kami juga berharap, nantinya Teknik Mesin Undip bisa mengembangkan berbagai jenis kendaraan masa depan yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan serta bisa memberi solusi terhadap masalah energi nasional yang saat ini tengah dihadapi,” kata Agung.
Nama-nama mahasiswa yang tergabung dalam tim Antawirya antara lain Yogi Reza Ramadhan, Muhammad Abdul Wakhid Zarkasyi, Raden Eddo Satria, Mochamad Khalid Pradito, Musa Akbar Alfarisi, Nova Dani Mustofa, Norman Wildan Sani, Luthfi Ady Farizan, Doddy Hari Chrismastono, Azafian Rafael, M Adrian Dwiputra, Luky Widianto Nugroho, Aghna Ario Alam, Isser Griffin Biur Sinaga, Muhammad Sri Radityo Ladinegara, Rayner Andreas Purba, dan Prayudha Naufal Wijaya.
Susilo Himawan
Kota Semarang
(bbg)