1 Peleton Sabhara Keroyok Satpam
A
A
A
MEDAN - Diduga tidak terima ditegur, satu peleton personel Sabhara Polda Sumatera Utara menganiaya tiga petugas satuan pengamanan (satpam) J-City yang berada di Jalan Karya Wisata, Medan Johor, Sabtu (21/2) sekitar pukul 23.00 WIB.
Tiga sekuriti itu, yakni Boy Ronald Sinaga, 21, warga Jalan Karya Tani Lorong Ponco, Kelurahan Pangkalan Mansur, Medan Johor, dan Almuhajirin, 22, warga Jalan Karya Tani, Kelurahan Pangkalan Mansur, Medan Johor, terpaksa dirawat di RS Mitra Sejati. Keduanya memar di bagian wajah dan punggung.
Sementara satu sekuriti lainnya Ahmad Riski, 23, hingga Minggu (22/2), belum diketahui keberadaannya di rumah sakit mana dirawat. Awal penganiayaan terhadap tiga sekuriti ini terjadi pada Sabtu (21/2) siang. Saat itu sejumlah personel Sabhara Polda Sumut memasuki area Kompleks Ruko J-City dengan mengendarai sepeda motor berkecepatan tinggi.
Bahkan, personel Sabhara Polda Sumut ini meninggikan suara sepeda motor. Alhasilsalahseorangsekuriti bernama Sidik pun menegur sejumlah personel Sabhara tadi. Namun teguran itu membuat personel Sabhara tersebut tersinggung. Kemudian pada Sabtu (21/2) malam sekitar pukul 23.00 WIB, satu peleton (berjumlah 20-50 orang) personel Sabhara Polda Sumut mengendarai sepeda motor mendatangi pos satpam rumah pertokoan itu.
Setelah tiba puluhan aparat penegak hukum itu mencari- cari keberadaan sekuriti bernama Sidik. Sidik tidak berhasil ditemukan. Lantas para aparat kepolisian ini bertanya kepada Boy Ronald Sinaga, Almuhajirin, dan Ahmad Risiki. Lantaran tidak memberikan jawaban memuaskan, secara brutal aparat kepolisian ini menganiaya Boy Ronald Sinaga cs di pos satpam.
Belum puas sampai di situ, Boy Ronald Sinaga sempat dibawa ke Markas Sabhara Polda Sumut di Jalan Jamin Ginting. Sampai di sana Boy menghubungi komandan regunya. Tak lama komandannya tiba di Markas Sabhara Polda Sumut.
Beberapa saat setelah berbincang di Markas Sabhara, Boy Ronald yang mengalami luka memar di bagian wajah dibawa ke Rumah Sakit Mitra Sejati. Di lantai tiga kamar nomor 313 Rumah Sakit Mitra Sejati, Boy menceritakan aksi penganiayaan yang dilakukan puluhan Sabhara Polda Sumut.
“Mereka datang berjumlah puluhan orang. Satu peleton bang. Mereka datang mencari kawan kami bernama Sidik. Tapi malam itu enggak ketemu. Kemudian mereka mencari mulai dari pos 1 sampai pos 5 tapi enggak ketemu juga. Habis itu mereka bertanya kepada kami di mana keberadaan si Sidik itu. Ya kami jawab enggak tahulah bang. Karena dia (Sidik) kena shift pagi,” ujar Boy Ronald di Rumah Sakit Mitra Sejati.
Masih kata Boy, karena tidak memberitahukan keberadaan Sidik, tanpa banyak tanya para personel Sabhara langsung main pukul secara membabibuta. Bahkan ada yang memukul menggunakan helm.
“Mereka tanya di mana keberadaan Sidik. Ya itulah bang, mereka langsung main pukul. Ada yang memukul pakai helm. Kalau kulihat mereka ada yang pakai seragam dinas dan pakaian preman. Cuma kami tiga saja bang yang dipukuli. Cemana mau membantu mereka jumlahnya banyak sedangkan kami bertiga saja bang,” kata Boy.
Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram mengatakan, penganiayaan dilakukan personel Sabhara Polda Sumut terhadap sekuriti dipicu konflik pribadi. “Itu hanya konflik pribadi saja antara personel Sabhara Polda Sumutdengansekuriti. Itu enggak ada permasalahannya, enggak ada yang lain-lain. Ya mungkin Sabhara ini enggak senang ditegur satpam,” ungkap Bram.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut Kombes Pol Helfie Assagef mengatakan, hingga sejauh ini anggota Sabhara dan sekuriti bersepakat mencabut laporannya masing-masing.
“Sejauh ini memang anggota kami dan sekuriti sudah bersepakat mencabut laporan masing- masing. Bukan hanya mereka (sekuriti) yang mengalami luka, tapi anggota kami juga ada yang terkena lemparan,” ujar Kombes Pol Helfie singkat.
Dody ferdiansyah
Tiga sekuriti itu, yakni Boy Ronald Sinaga, 21, warga Jalan Karya Tani Lorong Ponco, Kelurahan Pangkalan Mansur, Medan Johor, dan Almuhajirin, 22, warga Jalan Karya Tani, Kelurahan Pangkalan Mansur, Medan Johor, terpaksa dirawat di RS Mitra Sejati. Keduanya memar di bagian wajah dan punggung.
Sementara satu sekuriti lainnya Ahmad Riski, 23, hingga Minggu (22/2), belum diketahui keberadaannya di rumah sakit mana dirawat. Awal penganiayaan terhadap tiga sekuriti ini terjadi pada Sabtu (21/2) siang. Saat itu sejumlah personel Sabhara Polda Sumut memasuki area Kompleks Ruko J-City dengan mengendarai sepeda motor berkecepatan tinggi.
Bahkan, personel Sabhara Polda Sumut ini meninggikan suara sepeda motor. Alhasilsalahseorangsekuriti bernama Sidik pun menegur sejumlah personel Sabhara tadi. Namun teguran itu membuat personel Sabhara tersebut tersinggung. Kemudian pada Sabtu (21/2) malam sekitar pukul 23.00 WIB, satu peleton (berjumlah 20-50 orang) personel Sabhara Polda Sumut mengendarai sepeda motor mendatangi pos satpam rumah pertokoan itu.
Setelah tiba puluhan aparat penegak hukum itu mencari- cari keberadaan sekuriti bernama Sidik. Sidik tidak berhasil ditemukan. Lantas para aparat kepolisian ini bertanya kepada Boy Ronald Sinaga, Almuhajirin, dan Ahmad Risiki. Lantaran tidak memberikan jawaban memuaskan, secara brutal aparat kepolisian ini menganiaya Boy Ronald Sinaga cs di pos satpam.
Belum puas sampai di situ, Boy Ronald Sinaga sempat dibawa ke Markas Sabhara Polda Sumut di Jalan Jamin Ginting. Sampai di sana Boy menghubungi komandan regunya. Tak lama komandannya tiba di Markas Sabhara Polda Sumut.
Beberapa saat setelah berbincang di Markas Sabhara, Boy Ronald yang mengalami luka memar di bagian wajah dibawa ke Rumah Sakit Mitra Sejati. Di lantai tiga kamar nomor 313 Rumah Sakit Mitra Sejati, Boy menceritakan aksi penganiayaan yang dilakukan puluhan Sabhara Polda Sumut.
“Mereka datang berjumlah puluhan orang. Satu peleton bang. Mereka datang mencari kawan kami bernama Sidik. Tapi malam itu enggak ketemu. Kemudian mereka mencari mulai dari pos 1 sampai pos 5 tapi enggak ketemu juga. Habis itu mereka bertanya kepada kami di mana keberadaan si Sidik itu. Ya kami jawab enggak tahulah bang. Karena dia (Sidik) kena shift pagi,” ujar Boy Ronald di Rumah Sakit Mitra Sejati.
Masih kata Boy, karena tidak memberitahukan keberadaan Sidik, tanpa banyak tanya para personel Sabhara langsung main pukul secara membabibuta. Bahkan ada yang memukul menggunakan helm.
“Mereka tanya di mana keberadaan Sidik. Ya itulah bang, mereka langsung main pukul. Ada yang memukul pakai helm. Kalau kulihat mereka ada yang pakai seragam dinas dan pakaian preman. Cuma kami tiga saja bang yang dipukuli. Cemana mau membantu mereka jumlahnya banyak sedangkan kami bertiga saja bang,” kata Boy.
Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram mengatakan, penganiayaan dilakukan personel Sabhara Polda Sumut terhadap sekuriti dipicu konflik pribadi. “Itu hanya konflik pribadi saja antara personel Sabhara Polda Sumutdengansekuriti. Itu enggak ada permasalahannya, enggak ada yang lain-lain. Ya mungkin Sabhara ini enggak senang ditegur satpam,” ungkap Bram.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut Kombes Pol Helfie Assagef mengatakan, hingga sejauh ini anggota Sabhara dan sekuriti bersepakat mencabut laporannya masing-masing.
“Sejauh ini memang anggota kami dan sekuriti sudah bersepakat mencabut laporan masing- masing. Bukan hanya mereka (sekuriti) yang mengalami luka, tapi anggota kami juga ada yang terkena lemparan,” ujar Kombes Pol Helfie singkat.
Dody ferdiansyah
(ftr)