Penumpang Makin Marah
A
A
A
DELISERDANG - Penumpang Lion Air di Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) makin marah dengan kesemrawutan jadwal penerbangan maskapai tersebut, kemarin.
Hingga tadi malam, ada 12 penerbangan Lion Air dibatalkan, baik tujuan domestik maupun internasional. Penerbangan yang dibatalkan, yaitu sembilan penerbangan tujuan Jakarta, satu tujuan Banda Aceh, satu penerbangan tujuan Surabaya, dan satu penerbangan tujuan Penang.
Tak hanya pembatalan, Lion Air juga menunda (delay ) pemberangkatan tiga pesawatnya, yakni dua di antaranya tujuan Jakarta dan satu penerbangan tujuan Padang. Pelaksana harian (Plh) Manajer Pelayanan KNIA Mardiono mengatakan, berdasarkan informasi diterimanya dari pihak Lion Air, pembatalan dan penundaan penerbangan itu karena masalah teknis. “Penerbangan dibatalkan alasan operasional,” katanya kepada wartawan, kemarin.
Manajer Lion Air di KNIA, Fendi tidak bersedia berkomentar terkait kesemrawutan penerbangan maskapainya. “Ya ada penerbangan yang batal. Saya sedang sibuk melayani penumpang. Sudah ya saya lagi sibuk ini,” ujarnya.
Meski tidak separah pada Kamis (19/2), penumpukan calon penumpang terlihat di bandara pengganti Polonia Medan ini. Ratusan penumpang Lion Air JT 231 tujuan Padang telantar di KNIA lebih dari lima jam. Keterlambatan ini diakibatkan pilot yang seharusnya menerbangkan ratusan penumpang ini masih beristirahat di salah satu hotel di Medan.
Akibatnya, keributan tak terelakkan di Gate 8 terminal pemberangkatan. Calon penumpang Lion Air, Hari, 30, yang ditemui di ruang Officer In Charge (OIC) bandara mengatakan, seharusnya terbang ke Padang pukul 06.00 WIB, tapi petugas memberitahukan bahwa penerbangan ditunda sampai pukul 07.00 WIB.
Namun, sampai pukul 07.00 WIB, mereka tidak kunjung disuruh masuk ke pesawat. “Alasan mereka (Lion Air) pesawat delay karena kru pesawat masih (berada) di hotel,” ujarnya. Belakangan, mereka dijanjikan terbang pukul 08.00 WIB, tetapi ditunggu sampai waktu yang ditentukan, tidak ada pemberitahuan mereka akan diberangkatkan. “Sudah dua kali dijanjikan akan terbang, tapi dibatalkan juga,” ungkapnya.
Kepala Otoritas Bandara (Otban) Wilayah II Medan, M Nasir Usman mengatakan, keterlambatan penerbangan Lion Air tujuan Padang akibat kru pesawat yang masih beristirahat di hotel. Sebab pilot, kopilot, pramugari, dan teknisi baru mendarat di KNIA pukul 01.30 WIB kemarin.
“Mereka harus beristirahat selama delapan jam, jadi tidak bisa terbang pukul 06.00 WIB. Jika berangkat pada pukul itu, maka jam istirahat pilot belum cukup sehingga akan membahayakan keselamatan penerbangan. Kru pesawat seharusnya tiba di KNIA pukul 11.00 WIB dari hotel di Medan,” tuturnya.
Menurut dia, jika pilot tetap berangkat, akan terkena sanksi, bahkan lisensinya bisa dicabut. Berdasarkan informasi dari Jakarta ada empat pesawat Lion Air yang mengalami kerusakan dan pemeliharaan. Sementara peningkatan penumpang di Jakarta mencapai 30% sehingga hal ini tentu memengaruhi jadwal penerbangan lainnya.
Sebanyak tujuh penerbangan Lion Air tujuan Jakarta yang penumpangnya tidak terangkut karena penerbangannya dibatalkan sudah diterbangkan dengan pesawat Lion Air kapasitas lebih besar. Soal sanksi, menurut Nasir, menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Otban sudah melaporkan keterlambatan penerbangan Lion Air ke Kemenhub dan Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara. Selain itu, mereka meminta petugas maskapai Lion Air memberikan penjelasan kepada para penumpang tentang terjadinya keterlambatan sehingga penumpang tidak terpancing emosi.
Dia menjelaskan, kompensasi kepada calon penumpang akibat keterlambatan penerbangan ini sudah diatasi Lion Air. Jika ada keterlambatan selama 30 menit pertama, penumpang diberikan kudapan, dan satu jam pertama akan diberikan makanan. Sementara untuk keterlambatan lebih empat jam, penumpang diberikan kompensasi Rp300.000 per orang.
“Namun, pembayaran kompensasi uang sebesar Rp300.000 terkendala persediaan uang kas di bandara karena para penumpang juga membeli tiket melalui biro travel sehingga uangnya tidak terkumpul di sini. Pembayaran kompensasi ada prosesnya dan memerlukan waktu,” katanya.
Airport Duty Manajer KNIA, M Syukur, juga mendesak Lion Air menjelaskan kepada penumpang mengapa terjadi delay sehingga tidak membuat bingung dan terpancing emosi lagi. Sebelumnya, Manajer Lion Air di KNIA, Fendi memaparkan, keterlambatan pemberangkatan pesawat tujuan Padang sebagai dampak keterlambatan penerbangan sebelumnya.
Pilot yang berangkat dari Jakarta itu seharusnya mendarat pukul 22.00 WIB, tapi baru bisa landing di KNIA pukul 01.30 WIB. “Pesawatnya delay selama sekitar lima jam dan berangkat pukul 11.25 WIB,” katanya.
Kru Lion Air lainnya menambahkan, penumpang tujuan Padang yang delay berjumlah 160 orang. Di KNIA, dalam satu hari Lion Air memiliki 42 penerbangan, baik domestik maupun internasional, termasuk Wings Air.
M Andi yusri
Hingga tadi malam, ada 12 penerbangan Lion Air dibatalkan, baik tujuan domestik maupun internasional. Penerbangan yang dibatalkan, yaitu sembilan penerbangan tujuan Jakarta, satu tujuan Banda Aceh, satu penerbangan tujuan Surabaya, dan satu penerbangan tujuan Penang.
Tak hanya pembatalan, Lion Air juga menunda (delay ) pemberangkatan tiga pesawatnya, yakni dua di antaranya tujuan Jakarta dan satu penerbangan tujuan Padang. Pelaksana harian (Plh) Manajer Pelayanan KNIA Mardiono mengatakan, berdasarkan informasi diterimanya dari pihak Lion Air, pembatalan dan penundaan penerbangan itu karena masalah teknis. “Penerbangan dibatalkan alasan operasional,” katanya kepada wartawan, kemarin.
Manajer Lion Air di KNIA, Fendi tidak bersedia berkomentar terkait kesemrawutan penerbangan maskapainya. “Ya ada penerbangan yang batal. Saya sedang sibuk melayani penumpang. Sudah ya saya lagi sibuk ini,” ujarnya.
Meski tidak separah pada Kamis (19/2), penumpukan calon penumpang terlihat di bandara pengganti Polonia Medan ini. Ratusan penumpang Lion Air JT 231 tujuan Padang telantar di KNIA lebih dari lima jam. Keterlambatan ini diakibatkan pilot yang seharusnya menerbangkan ratusan penumpang ini masih beristirahat di salah satu hotel di Medan.
Akibatnya, keributan tak terelakkan di Gate 8 terminal pemberangkatan. Calon penumpang Lion Air, Hari, 30, yang ditemui di ruang Officer In Charge (OIC) bandara mengatakan, seharusnya terbang ke Padang pukul 06.00 WIB, tapi petugas memberitahukan bahwa penerbangan ditunda sampai pukul 07.00 WIB.
Namun, sampai pukul 07.00 WIB, mereka tidak kunjung disuruh masuk ke pesawat. “Alasan mereka (Lion Air) pesawat delay karena kru pesawat masih (berada) di hotel,” ujarnya. Belakangan, mereka dijanjikan terbang pukul 08.00 WIB, tetapi ditunggu sampai waktu yang ditentukan, tidak ada pemberitahuan mereka akan diberangkatkan. “Sudah dua kali dijanjikan akan terbang, tapi dibatalkan juga,” ungkapnya.
Kepala Otoritas Bandara (Otban) Wilayah II Medan, M Nasir Usman mengatakan, keterlambatan penerbangan Lion Air tujuan Padang akibat kru pesawat yang masih beristirahat di hotel. Sebab pilot, kopilot, pramugari, dan teknisi baru mendarat di KNIA pukul 01.30 WIB kemarin.
“Mereka harus beristirahat selama delapan jam, jadi tidak bisa terbang pukul 06.00 WIB. Jika berangkat pada pukul itu, maka jam istirahat pilot belum cukup sehingga akan membahayakan keselamatan penerbangan. Kru pesawat seharusnya tiba di KNIA pukul 11.00 WIB dari hotel di Medan,” tuturnya.
Menurut dia, jika pilot tetap berangkat, akan terkena sanksi, bahkan lisensinya bisa dicabut. Berdasarkan informasi dari Jakarta ada empat pesawat Lion Air yang mengalami kerusakan dan pemeliharaan. Sementara peningkatan penumpang di Jakarta mencapai 30% sehingga hal ini tentu memengaruhi jadwal penerbangan lainnya.
Sebanyak tujuh penerbangan Lion Air tujuan Jakarta yang penumpangnya tidak terangkut karena penerbangannya dibatalkan sudah diterbangkan dengan pesawat Lion Air kapasitas lebih besar. Soal sanksi, menurut Nasir, menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Otban sudah melaporkan keterlambatan penerbangan Lion Air ke Kemenhub dan Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara. Selain itu, mereka meminta petugas maskapai Lion Air memberikan penjelasan kepada para penumpang tentang terjadinya keterlambatan sehingga penumpang tidak terpancing emosi.
Dia menjelaskan, kompensasi kepada calon penumpang akibat keterlambatan penerbangan ini sudah diatasi Lion Air. Jika ada keterlambatan selama 30 menit pertama, penumpang diberikan kudapan, dan satu jam pertama akan diberikan makanan. Sementara untuk keterlambatan lebih empat jam, penumpang diberikan kompensasi Rp300.000 per orang.
“Namun, pembayaran kompensasi uang sebesar Rp300.000 terkendala persediaan uang kas di bandara karena para penumpang juga membeli tiket melalui biro travel sehingga uangnya tidak terkumpul di sini. Pembayaran kompensasi ada prosesnya dan memerlukan waktu,” katanya.
Airport Duty Manajer KNIA, M Syukur, juga mendesak Lion Air menjelaskan kepada penumpang mengapa terjadi delay sehingga tidak membuat bingung dan terpancing emosi lagi. Sebelumnya, Manajer Lion Air di KNIA, Fendi memaparkan, keterlambatan pemberangkatan pesawat tujuan Padang sebagai dampak keterlambatan penerbangan sebelumnya.
Pilot yang berangkat dari Jakarta itu seharusnya mendarat pukul 22.00 WIB, tapi baru bisa landing di KNIA pukul 01.30 WIB. “Pesawatnya delay selama sekitar lima jam dan berangkat pukul 11.25 WIB,” katanya.
Kru Lion Air lainnya menambahkan, penumpang tujuan Padang yang delay berjumlah 160 orang. Di KNIA, dalam satu hari Lion Air memiliki 42 penerbangan, baik domestik maupun internasional, termasuk Wings Air.
M Andi yusri
(ftr)