Guru Honorer TK Khawatir Tidak Cair
A
A
A
BANDUNG - Forum Komunikasi Guru Honorer (FKGH) Kota Bandung menuntut pemerintah pusat segera mencairkan tun jangan profesi guru (TPG) guru honorer taman kanak-kanak (TK) yang mandek sejak Agustus 2014 lalu.
Akibat mandeknya TPG terse but, sekitar 1500 guru honorer TK di Kota Bandung hing - ga kini belum menerima haknya.Ketua FKGH Kota Bandung Yan yan Herdiyan menuturkan, setiap bulannya, guru honorer TK yang telah bersertifikat menerima TPG sebesar Rp1,5 juta. Dengan mandeknya TPG selama lima bulan, pihaknya khawatir TPG benar-benar tidak bisa dicairkan seperti yang terjadi pa da 2010 lalu.
“Waktu 2010 kan TPG guru honorer yang telah ber sertifikat juga tidak turun dan tidak bisa cair dikarenakan alasan yang sama, yakni tidak ada anggaran,” ungkap Yanyan, ke marin. Salah seorang guru honorer TK Lia Susilawati mengatakan, di ri nya sangat berharap pe merintah segera mencairkan TPG karena TPG dinilainya sangat mem bantu.
Lia yang sudah 20 ta hun berstatus sebagai guru honorer itu mengaku, selama be ke rja, dirinya hanya men - dapatkan gaji Rp500 ribu per bulan. “Jangankan mendapatkan peng hargaan dari yayasan atau pe me rintah, untuk pencairan TPG saja sulit. Apalagi ini sudah men dekati pencairan TPG Maret 2015,” tandasnya.
Anne rufaidah
Akibat mandeknya TPG terse but, sekitar 1500 guru honorer TK di Kota Bandung hing - ga kini belum menerima haknya.Ketua FKGH Kota Bandung Yan yan Herdiyan menuturkan, setiap bulannya, guru honorer TK yang telah bersertifikat menerima TPG sebesar Rp1,5 juta. Dengan mandeknya TPG selama lima bulan, pihaknya khawatir TPG benar-benar tidak bisa dicairkan seperti yang terjadi pa da 2010 lalu.
“Waktu 2010 kan TPG guru honorer yang telah ber sertifikat juga tidak turun dan tidak bisa cair dikarenakan alasan yang sama, yakni tidak ada anggaran,” ungkap Yanyan, ke marin. Salah seorang guru honorer TK Lia Susilawati mengatakan, di ri nya sangat berharap pe merintah segera mencairkan TPG karena TPG dinilainya sangat mem bantu.
Lia yang sudah 20 ta hun berstatus sebagai guru honorer itu mengaku, selama be ke rja, dirinya hanya men - dapatkan gaji Rp500 ribu per bulan. “Jangankan mendapatkan peng hargaan dari yayasan atau pe me rintah, untuk pencairan TPG saja sulit. Apalagi ini sudah men dekati pencairan TPG Maret 2015,” tandasnya.
Anne rufaidah
(ars)