Ratusan Rumah Terancam Longsor
A
A
A
BANDUNG - Ratusan rumah di enam kampung di Kabupaten Bandung, terancam longsor. Ini dikarenakan dalam beberapa bulan terakhir di lokasi tersebut terus terjadi pergeseran tanah.
Keenam kampung yang terancam tersebut adalah Kampung Taneuh Beureum, Lemah Neun deut, Giriluyu, Cisabuk, Pasir Muncang, dan Babakan Ban jaran yang berada di Desa Cipelah, Kecamatan Rancabali, Ka bu paten Bandung. Kepala Pelaksana Badan Penang gulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Mar lan mengatakan, dari hasil tin jauan nya pergerakan tanah di enam kampung itu terus meluas antara 1 sampai 3 sentimeter.
Tak heran, lebih dari 100 rumah di kawasan tersebut terancam bencana tanah longsor. “Bahkan, kini beberapa retakan sudah mulai membesar di beberapa titik termasuk di dalam rumah warga,” ujar Marlan saat meninjau lokasi kemarin. Menurut dia, tanah yang ber ada di lokasi tersebut memang sangat labil dan diketahui kon disinya berongga. Adanya cu rug yang tak jauh dari permukiman warga itu pun terus dalam pantuannya mengingat se jauh ini belum diketahui muara nya.
Cuaca buruk yang me lan da dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir ini juga ikut membuat keadaan se ma kin parah. Bahkan ada satu bangunan di area sekolah meng alami retakan besar dan nyaris ro boh. Dia menambahkan, pihaknya akan segera melaporkan hal ini pada Badan Geologi untuk di la kukan pengkajian. Nantinya, begitu BPBD mengetahui hasilnya maka akan segera di tin dak lanjuti begitupun lang kah yang akan diambil tak terkecuali terkait dalam menetapkan sta tus di lokasi itu.
“Saat ini, kon di sinya masih ter pantau nor mal. Namun tidak menutup ke mung kinan ke depan situasinya dapat berbeda,” sambungnya. Lebih lanjut, kata dia, pi haknya sejauh ini masih melakukan pe man tauan termasuk berapa wilayah yang terdampak dari per gerakan tanah ini. Namun dari data sementara enam kam pung telah terdampak pe r ge rak an tanah ini me liputi Kampung Taneuh Beureum, Lemah Neun deut, Gi ri luyu, Cisabuk, Pasir Muncang, dan Babakan Ban jaran. Selain itu, akses jalan yang ber - ada di lokasi tersebut meng alami ambles sekitar 30 sentimeter.
“Sejauh ini korban jiwa tidak ada. Beberapa warga mayoritas ma sih berada di kediamannya,” kata dia. Sementara itu, seorang Guru SDN Cisabuk Mamat menuturkan, sebuah bangunan yang ber ada di sekolahnya mengalami retakan cukup be sar antara 1 hingga 3 sentimeter. Pihaknya juga terpaksa memindahkan ruangan guru itu ke ba ngunan perpustakaan yang berada tak jauh dari sekolah. Menurut dia, empat bangunan kelas juga saat ini ikut mengalami retakan.
“Dari awal tahun me mang retakan ini sudah mu lai terjadi dan dalam beberapa bu lan terakhir ini meluas,” katanya. Dia menambahkan, akibat pergeseran tanah ini pihak sekolah sering khawatir terlebih saat hujan deras disertai angin ken cang terjadi. Para murid yang bersekolah, lanjut Mamat, ter paksa di pulang kan lebih awal untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dirinya juga berharap pemerintah se tempat mencarikan lahan ba ru untuk dijadikan lokasi pembelajaran. “Kalau untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) memang terkadang sering terganggu tapi terus diefektifkan. Semoga saja ada relokasi untuk lahan sekolah baru,” pungkasnya.
Dila nashear
Keenam kampung yang terancam tersebut adalah Kampung Taneuh Beureum, Lemah Neun deut, Giriluyu, Cisabuk, Pasir Muncang, dan Babakan Ban jaran yang berada di Desa Cipelah, Kecamatan Rancabali, Ka bu paten Bandung. Kepala Pelaksana Badan Penang gulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Mar lan mengatakan, dari hasil tin jauan nya pergerakan tanah di enam kampung itu terus meluas antara 1 sampai 3 sentimeter.
Tak heran, lebih dari 100 rumah di kawasan tersebut terancam bencana tanah longsor. “Bahkan, kini beberapa retakan sudah mulai membesar di beberapa titik termasuk di dalam rumah warga,” ujar Marlan saat meninjau lokasi kemarin. Menurut dia, tanah yang ber ada di lokasi tersebut memang sangat labil dan diketahui kon disinya berongga. Adanya cu rug yang tak jauh dari permukiman warga itu pun terus dalam pantuannya mengingat se jauh ini belum diketahui muara nya.
Cuaca buruk yang me lan da dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir ini juga ikut membuat keadaan se ma kin parah. Bahkan ada satu bangunan di area sekolah meng alami retakan besar dan nyaris ro boh. Dia menambahkan, pihaknya akan segera melaporkan hal ini pada Badan Geologi untuk di la kukan pengkajian. Nantinya, begitu BPBD mengetahui hasilnya maka akan segera di tin dak lanjuti begitupun lang kah yang akan diambil tak terkecuali terkait dalam menetapkan sta tus di lokasi itu.
“Saat ini, kon di sinya masih ter pantau nor mal. Namun tidak menutup ke mung kinan ke depan situasinya dapat berbeda,” sambungnya. Lebih lanjut, kata dia, pi haknya sejauh ini masih melakukan pe man tauan termasuk berapa wilayah yang terdampak dari per gerakan tanah ini. Namun dari data sementara enam kam pung telah terdampak pe r ge rak an tanah ini me liputi Kampung Taneuh Beureum, Lemah Neun deut, Gi ri luyu, Cisabuk, Pasir Muncang, dan Babakan Ban jaran. Selain itu, akses jalan yang ber - ada di lokasi tersebut meng alami ambles sekitar 30 sentimeter.
“Sejauh ini korban jiwa tidak ada. Beberapa warga mayoritas ma sih berada di kediamannya,” kata dia. Sementara itu, seorang Guru SDN Cisabuk Mamat menuturkan, sebuah bangunan yang ber ada di sekolahnya mengalami retakan cukup be sar antara 1 hingga 3 sentimeter. Pihaknya juga terpaksa memindahkan ruangan guru itu ke ba ngunan perpustakaan yang berada tak jauh dari sekolah. Menurut dia, empat bangunan kelas juga saat ini ikut mengalami retakan.
“Dari awal tahun me mang retakan ini sudah mu lai terjadi dan dalam beberapa bu lan terakhir ini meluas,” katanya. Dia menambahkan, akibat pergeseran tanah ini pihak sekolah sering khawatir terlebih saat hujan deras disertai angin ken cang terjadi. Para murid yang bersekolah, lanjut Mamat, ter paksa di pulang kan lebih awal untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dirinya juga berharap pemerintah se tempat mencarikan lahan ba ru untuk dijadikan lokasi pembelajaran. “Kalau untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) memang terkadang sering terganggu tapi terus diefektifkan. Semoga saja ada relokasi untuk lahan sekolah baru,” pungkasnya.
Dila nashear
(ars)