PT Liga Minta PSSI Lapor FIFA
A
A
A
JAKARTA - Operator Indonesia Super League (ISL), PT Liga Indonesia belum menerima permintaan penundaan kick-off ISL 2015. CEO PT Liga Joko Driyono mengaku akan membawa persoalan tersebut ke pihak terkait dan mengusulkan PSSI menyampaikan masalah itu FIFA.
PSSI dan PT Liga, lanjut Joko, sudah mengetahui permintaan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi terkait penundaan kick off ISL. Berdasar laporan dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) banyak klub yang belum memenuhi standar yang diharapkan.
“Keputusan menunda dari Menpora, secepat-cepatnya dua minggu, tapi bisa juga lebih dari itu. Sehingga kami menangkap adanya ketidakpastian dari Liga, klub, dan patner. Kalau kami ingginya go on sambil melengkapi persyaratan yang diinginkan,” kata Joko kepada wartawan di kantor PSSI, kemarin. Keputusan tersebut, dianggap PSSI dan PT Liga sebagai masalah serius, karena itu harus dikelola dengan hati-hati dan rasional serta perencanaan yang baik.
Pria yang biasa dipanggil Jokdri tersebut mengakui tetap menghormati permintaan tersebut. Tapi, lanjutnya, pada tingkat pelaksaaan tidak mudah, karena untuk simulasi juga sudah tidak ideal, karena terkait jadwal dan keseluruhannya.
“Sekarang, ada dua yang akan dilakukan PSSI dan Liga. Satu level Liga, yaitu konsen pada hal teknis seperti jadwal, komunikasi dengan klub, patner, sponsor, dan televisi. Kedua level PSSI, yaitu punya kepentingan karena kompetisi jadi pilar timnas. PSSI kami minta melakukan rapat untuk mengambil keputusan yang realistis. PSSI juga kami minta untuk menyampaikan ke FIFA terkait masalah yang kami hadapi,” ujar Jokdri.
Pernyataan Jokri tersebut sebagai reaksi dari jumpa pers Menpora yang meminta agar kick-off ISL ditunda dua pekan. Menpora menjadikan hasil verifikasi 18 klub peserta ISL yang diberikan Badan BOPI, sebagai referensi. Menurut BOPI, daftar verifikasi yang diberikan PT Liga Indonesia (Liga) kepada pihak mereka baru 50% dilengkapi.
Seperti soal kontrak kerja pemain atau kartu izin tinggal sementara (Kitas). Selain itu, apakah seluruh pemain yang tampil di ISL 2015 sudah memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP). Hal lain, BOPI juga menyatakan bahwa mereka masih menunggu surat keterangan kontrak MoU antara klub dan pihak pengelola. ”BOPI berkesimpulan bahwa ISL belum layak diberikan rekomendasi karena belum memenuhi persyaratan. Data yang masuk ke BOPI saat ini baru 50%,” kata Imam saat menggelar jumpa pers di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, kemarin.
Menpora menambahkan, jika sebetulnya BOPI tidak secara mendadak melakukan pemberitahuan kepada PSSI dan Liga untuk melakukan proses verifikasi. Sebab, data dan dokumen yang diminta BOPI sudah diminta berkali-kali, tapi tidak mendapat jawaban dari PSSI ataupun Liga sebagai operator kompetisi.
”Kami meminta liga dan klubklub tersebut memenuhi persyaratan yang diminta BOPI agar dapat memberikan rekomendasi ISL 2015. Kami juga sudah mengirim surat permintaan verifikasi yang awalnya pada April 2014. Kami kembali menyurati mereka ada 6 Januari 2015. Tapi, mereka (PSSI dan Liga) baru memberikan respons pada 23 Januari lalu,” papar Menpora.
Menpora menyatakan, jika selama dua pekan PSSI dan Liga dapat memenuhi data dan dokumen, ISL boleh digelar. Namun, jika tidak bisa diselesaikan, BOPI akan mengambil langkah lebih lanjut soal bagaimana nasib keberlangsungan Kompetisi ISL musim kompetisi tahun ini.
Meski menunda ISL, Menpora memberi rekomendasi laga Persib Bandung menghadapi New Radiant (Maladewa) di ajang AFC Cup pada Selasa (24/2) di Bandung.
Decky irawan jasri
PSSI dan PT Liga, lanjut Joko, sudah mengetahui permintaan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi terkait penundaan kick off ISL. Berdasar laporan dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) banyak klub yang belum memenuhi standar yang diharapkan.
“Keputusan menunda dari Menpora, secepat-cepatnya dua minggu, tapi bisa juga lebih dari itu. Sehingga kami menangkap adanya ketidakpastian dari Liga, klub, dan patner. Kalau kami ingginya go on sambil melengkapi persyaratan yang diinginkan,” kata Joko kepada wartawan di kantor PSSI, kemarin. Keputusan tersebut, dianggap PSSI dan PT Liga sebagai masalah serius, karena itu harus dikelola dengan hati-hati dan rasional serta perencanaan yang baik.
Pria yang biasa dipanggil Jokdri tersebut mengakui tetap menghormati permintaan tersebut. Tapi, lanjutnya, pada tingkat pelaksaaan tidak mudah, karena untuk simulasi juga sudah tidak ideal, karena terkait jadwal dan keseluruhannya.
“Sekarang, ada dua yang akan dilakukan PSSI dan Liga. Satu level Liga, yaitu konsen pada hal teknis seperti jadwal, komunikasi dengan klub, patner, sponsor, dan televisi. Kedua level PSSI, yaitu punya kepentingan karena kompetisi jadi pilar timnas. PSSI kami minta melakukan rapat untuk mengambil keputusan yang realistis. PSSI juga kami minta untuk menyampaikan ke FIFA terkait masalah yang kami hadapi,” ujar Jokdri.
Pernyataan Jokri tersebut sebagai reaksi dari jumpa pers Menpora yang meminta agar kick-off ISL ditunda dua pekan. Menpora menjadikan hasil verifikasi 18 klub peserta ISL yang diberikan Badan BOPI, sebagai referensi. Menurut BOPI, daftar verifikasi yang diberikan PT Liga Indonesia (Liga) kepada pihak mereka baru 50% dilengkapi.
Seperti soal kontrak kerja pemain atau kartu izin tinggal sementara (Kitas). Selain itu, apakah seluruh pemain yang tampil di ISL 2015 sudah memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP). Hal lain, BOPI juga menyatakan bahwa mereka masih menunggu surat keterangan kontrak MoU antara klub dan pihak pengelola. ”BOPI berkesimpulan bahwa ISL belum layak diberikan rekomendasi karena belum memenuhi persyaratan. Data yang masuk ke BOPI saat ini baru 50%,” kata Imam saat menggelar jumpa pers di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, kemarin.
Menpora menambahkan, jika sebetulnya BOPI tidak secara mendadak melakukan pemberitahuan kepada PSSI dan Liga untuk melakukan proses verifikasi. Sebab, data dan dokumen yang diminta BOPI sudah diminta berkali-kali, tapi tidak mendapat jawaban dari PSSI ataupun Liga sebagai operator kompetisi.
”Kami meminta liga dan klubklub tersebut memenuhi persyaratan yang diminta BOPI agar dapat memberikan rekomendasi ISL 2015. Kami juga sudah mengirim surat permintaan verifikasi yang awalnya pada April 2014. Kami kembali menyurati mereka ada 6 Januari 2015. Tapi, mereka (PSSI dan Liga) baru memberikan respons pada 23 Januari lalu,” papar Menpora.
Menpora menyatakan, jika selama dua pekan PSSI dan Liga dapat memenuhi data dan dokumen, ISL boleh digelar. Namun, jika tidak bisa diselesaikan, BOPI akan mengambil langkah lebih lanjut soal bagaimana nasib keberlangsungan Kompetisi ISL musim kompetisi tahun ini.
Meski menunda ISL, Menpora memberi rekomendasi laga Persib Bandung menghadapi New Radiant (Maladewa) di ajang AFC Cup pada Selasa (24/2) di Bandung.
Decky irawan jasri
(ars)