Perempuan Berperan Audit Penghasilan Suami
A
A
A
BANDUNG - Ratusan perempuan yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Indonesia Anti Korupsi Bandung menggelar aksi damai di Alun-alun Bandung kemarin.
Mereka menyata kan sikapnya mendukung upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi di Indonesia. Perempuan yang mayoritas menggunakan baju warna putih ini sudah berkumpul sejak pukul 09.00 WIB. Mereka menggelar sejumlah kegiatan bertema anti korupsi seperti face painting, yoga meditasi lawan korupsi, dan selfie lawan korupsi, wheelchair dance, body movement, dan lainnya.
Selain itu, juga terdapat spanduk putih yang dibentangkan untuk dibubuhkan tanda tangan sebagai bentuk dukungan terhadap pemberantasan korupsi. Pengunjung juga dipersilahkan menulis kalimat dukungan pemberantasan korupsi di secarik kertas untuk di tempel di atas kanvas yang telah dilukis.
Penggagas Aliansi Perempuan Indinesia Anti Korupsi Bandung Sely Martini menuturkan, aksi ini sebagai bentuk dukungan kepada lembaga penegak hukum di Indonesia, baik KPK maupun Polisi Republik Indonesia, dengan harapan menjadi lembaga yang independen dan menjadi garda terdepan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
“Ini juga menjadi efek dari dua instansi yang sedang berseteru. Kami melihat ini hanya proses riaknya saja. Sebenarnya ini bukan KPK versus Polri saja, tapi juga KPK versus oligarki. Kenapa demikian, karena kami melihat bahwa KPK kerjanya sangat bagus dalam memberantas korupsi, terutama terhadap oligarki,”ujarnya kepada wartawan saat ditemui di sela-sela aksi.
Untuk itu kata Sely, sebagai perempuan, dia merasa harus turun untuk menunjukan kepedulian terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia. Mereka tidak akan pernah tinggal diam untuk membiarkan pelemahan institusi pemberantasan korupsi. “Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa melawan korupsi,” katanya.
Menurut Sely, perempuan memiliki peran yang sangat sentral, baik di lingkungan keluarga maupun publik, termasuk melakukan pencegaham korupsi. “Sebagai ibu dia bisa mendidik anak-anaknya selalu berlaku jujur. Sebagai istri, perempuan juga bisa
mendorong suaminya untuk mencari uang halal,” ungkapnya.
Sementara itu, istri Wali Kota Bandung Atalia Kamil yang juga turut hadir dalam acara tersebut mengaku cukup prihatin dengan kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Untuk itu, kata dia dengan adanya acara ini menjadi harapan perempuan-perempuan betapa pentingnya menerapakan pencegahan korupsi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Atalia setidaknya ada tiga kekuatan yang dimiliki perempuan sebagai agen anti korupsi. Sebagai pendidik, perempuan sebagai ibu di rumah memiliki peran untuk mendidik anak menjadi pribadi yang jujur. Kedua, sebagai auditor keuangan keluarga.
Melalui ini, perempuan menjadi orang yang memiliki peran untuk menyaring apa apa yang diterima oleh suami. Ketiga, sebagai orang yang gemar bersosialisasi dilingkungannya.
Perempuan yang gemar bersosialisasi seperti di pengajian, arisan dapat menanamkan nilai-nilai itu kepada perempuan lainnya. “Saya kira dengan menanamkaan anti korupsi ini dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi teladan,”ungkapnya.
Atalia bahkan mengaku tak segan untuk mengingatkan kepada suaminya sebagai pejabat publik agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang dapat menjerumuskan seperti korupsi. “Saya selalu mengingatkan kepada Kang Emil, Pak uang yang diterima ini halal ga?.
Karena yang diberikan kepada keluarga harus halal,” tandasnya. Dalam aksi damai ini didukung oleh berbagai pihak antara lain Indonesia Corupption Watch, Migrant Care Indonesia, Jendela Ide, dan lainnya.
Dian rosadi
Mereka menyata kan sikapnya mendukung upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi di Indonesia. Perempuan yang mayoritas menggunakan baju warna putih ini sudah berkumpul sejak pukul 09.00 WIB. Mereka menggelar sejumlah kegiatan bertema anti korupsi seperti face painting, yoga meditasi lawan korupsi, dan selfie lawan korupsi, wheelchair dance, body movement, dan lainnya.
Selain itu, juga terdapat spanduk putih yang dibentangkan untuk dibubuhkan tanda tangan sebagai bentuk dukungan terhadap pemberantasan korupsi. Pengunjung juga dipersilahkan menulis kalimat dukungan pemberantasan korupsi di secarik kertas untuk di tempel di atas kanvas yang telah dilukis.
Penggagas Aliansi Perempuan Indinesia Anti Korupsi Bandung Sely Martini menuturkan, aksi ini sebagai bentuk dukungan kepada lembaga penegak hukum di Indonesia, baik KPK maupun Polisi Republik Indonesia, dengan harapan menjadi lembaga yang independen dan menjadi garda terdepan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
“Ini juga menjadi efek dari dua instansi yang sedang berseteru. Kami melihat ini hanya proses riaknya saja. Sebenarnya ini bukan KPK versus Polri saja, tapi juga KPK versus oligarki. Kenapa demikian, karena kami melihat bahwa KPK kerjanya sangat bagus dalam memberantas korupsi, terutama terhadap oligarki,”ujarnya kepada wartawan saat ditemui di sela-sela aksi.
Untuk itu kata Sely, sebagai perempuan, dia merasa harus turun untuk menunjukan kepedulian terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia. Mereka tidak akan pernah tinggal diam untuk membiarkan pelemahan institusi pemberantasan korupsi. “Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa melawan korupsi,” katanya.
Menurut Sely, perempuan memiliki peran yang sangat sentral, baik di lingkungan keluarga maupun publik, termasuk melakukan pencegaham korupsi. “Sebagai ibu dia bisa mendidik anak-anaknya selalu berlaku jujur. Sebagai istri, perempuan juga bisa
mendorong suaminya untuk mencari uang halal,” ungkapnya.
Sementara itu, istri Wali Kota Bandung Atalia Kamil yang juga turut hadir dalam acara tersebut mengaku cukup prihatin dengan kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Untuk itu, kata dia dengan adanya acara ini menjadi harapan perempuan-perempuan betapa pentingnya menerapakan pencegahan korupsi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Atalia setidaknya ada tiga kekuatan yang dimiliki perempuan sebagai agen anti korupsi. Sebagai pendidik, perempuan sebagai ibu di rumah memiliki peran untuk mendidik anak menjadi pribadi yang jujur. Kedua, sebagai auditor keuangan keluarga.
Melalui ini, perempuan menjadi orang yang memiliki peran untuk menyaring apa apa yang diterima oleh suami. Ketiga, sebagai orang yang gemar bersosialisasi dilingkungannya.
Perempuan yang gemar bersosialisasi seperti di pengajian, arisan dapat menanamkan nilai-nilai itu kepada perempuan lainnya. “Saya kira dengan menanamkaan anti korupsi ini dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi teladan,”ungkapnya.
Atalia bahkan mengaku tak segan untuk mengingatkan kepada suaminya sebagai pejabat publik agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang dapat menjerumuskan seperti korupsi. “Saya selalu mengingatkan kepada Kang Emil, Pak uang yang diterima ini halal ga?.
Karena yang diberikan kepada keluarga harus halal,” tandasnya. Dalam aksi damai ini didukung oleh berbagai pihak antara lain Indonesia Corupption Watch, Migrant Care Indonesia, Jendela Ide, dan lainnya.
Dian rosadi
(bhr)