Akulturasi dalam Selembar Busana
A
A
A
SEMARANG - Seperti halnya hari besar lain, Imlek atau Tahun Baru China juga disambut suka cita oleh masyarakat. Beragam persiapan dilakukan, mulai dari menghias rumah, membuat sajian makanan, hingga membeli busana baru.
Menyambut momen istimewa tersebut, sejumlah desainer dan gerai fashion pun menyajikan beragam koleksi yang bisa dijadikan referensi. Masing-masing tampil dengan ciri khas garis rancangan.
Desainer asal Semarang Inge Chu, misalnya yang mengeksplorasi kain tradisional untuk menyambut Imlek. Keindahan corak kain tradisional diolah menjadi gaya busana yang senada dengan tren fashion 2015. Koleksi busana bertema “Spring Festival” itu terinspirasi dari musim semi.
“Musim ini ditandai bunga merekah dan suasana suka cita,” kata desainer yang tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Tengah ini. Inspirasi itu diwujudkan dengan pemilihan material batik motif bunga. Elegan sekaligus seksi, tepat menggambarkan rancangan Inge Chu.
Pilihan jatuh pada batik encim dari Pekalongan dengan keindahan corak bunga. Inge menggabungkan batik dengan tenun dari Jepara untuk mengentalkan kesan etnik. Sarung encim cantik kolaborasi batik tenun tampil sebagai bawahan. Sarung encim tidak hanya dominasi warna merah, biru dan hitam juga bisa menjadi dikenakan. Sarung encim dipadukan dengan siluet kebaya.
Kebaya glamour menggunakan material lace, katun lace dan aksen bordir banyak ditemui dalam koleksi ini. Model kerah cheongsam, ciri khas busana ada China, hadir dalam siluet kebaya encim. Tema oriental namun lebih modern dengan kebaya encim tanpa lengan dan asimetris. Kebaya encim tampil sangat memikat mulai dari kombinasi merah dan hitam, merah dan emas hingga pink.
Ingin penampilan lebih praktis? Anda bisa melirik koleksi terbaru Batik Jayakarta. Koleksi menyambut Tahun Baru Imlek itu menggabungkan budaya Jawa (batik dan kebaya) dengan budaya China (motif dan warna). “Akulturasi budaya dalam fashion menghasilkan sentuhan baru yang lebih modern,” kata Marketing Manager Batik Jayakarta Yuni Dwijayanti.
Rilisan koleksi terbaru didominasi outer (luaran) dengan detail bolero bordir. Material utama adalah batik encim Pekalongan karena batik ini diadaptasi dari budaya China yang masuk ke pesisir tanah Jawa. Pemilihan batik Pekalongan menyesuaikan dengan tema Tahun Baru Imlek, yang dirayakan oleh masyarakat keturunan China.
Ciri yang dapat dilihat adalah motif batik kombinasi bunga menyebar di seluruh bagian kain. “Motif seperti ini khas batik pesisir (encim/ pecinan),” ujar Yuni. Tim desain mengeluarkan empat macam kombinasi. Batik encim Pekalongan dipercantik dengan detail bordir bunga. Bordiran melebur dalam kain batik yang memiliki motif serupa. Aplikasi ini disematkan tidak berlebihan di ujung lengan maupun sekitar dada.
Outer batik Pekalongan bisa diselaraskan dengan batik yang dililitkan, jeans maupun celana kain. Butik Dhievine membidik kalangan anak muda untuk mencintai kain tradisional dalam ‘Lunar Special Collection’. Kain tradisional yang digunakan batik tiga negeri, batik Pekalongan, batik jumputan dan tenun ikat.
Batik motif jumputan warna dasar merah cocok dengan nuansa Imlek. Busana dengan model peplum dikombinasikan kain polos merah memberikan tampilan edgy. Keindahan tenun ikat warna kuning terlihat apik disatukan sifon. Kesan melayang dalam balutan warna senada. Busana Imlek tampil lebih variatif dalam hal warna.
Koleksi tidak terbatas merah saja melainkan bermain-main dengan pilihan warna memikat lainnya. Rumah Batik Danar Hadi Semarang menggunakan warna terang seperti hijau, biru, kuning. “Koleksi menggunakan batik, tapi tetap mengikuti mode yang sedang digemari,” ungkap Branch Manager Semarang Welly Eko Wibowo. Koleksi berjudul Redefined Tradition with Elegance menggunakan warisan motif batik khas Jawa dengan motif China. Blouse dan busana terusan dengan ragam motif batik pesisir, lokcan, dan bunga teratai.
Hendrati hapsari Sindikat
Menyambut momen istimewa tersebut, sejumlah desainer dan gerai fashion pun menyajikan beragam koleksi yang bisa dijadikan referensi. Masing-masing tampil dengan ciri khas garis rancangan.
Desainer asal Semarang Inge Chu, misalnya yang mengeksplorasi kain tradisional untuk menyambut Imlek. Keindahan corak kain tradisional diolah menjadi gaya busana yang senada dengan tren fashion 2015. Koleksi busana bertema “Spring Festival” itu terinspirasi dari musim semi.
“Musim ini ditandai bunga merekah dan suasana suka cita,” kata desainer yang tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Tengah ini. Inspirasi itu diwujudkan dengan pemilihan material batik motif bunga. Elegan sekaligus seksi, tepat menggambarkan rancangan Inge Chu.
Pilihan jatuh pada batik encim dari Pekalongan dengan keindahan corak bunga. Inge menggabungkan batik dengan tenun dari Jepara untuk mengentalkan kesan etnik. Sarung encim cantik kolaborasi batik tenun tampil sebagai bawahan. Sarung encim tidak hanya dominasi warna merah, biru dan hitam juga bisa menjadi dikenakan. Sarung encim dipadukan dengan siluet kebaya.
Kebaya glamour menggunakan material lace, katun lace dan aksen bordir banyak ditemui dalam koleksi ini. Model kerah cheongsam, ciri khas busana ada China, hadir dalam siluet kebaya encim. Tema oriental namun lebih modern dengan kebaya encim tanpa lengan dan asimetris. Kebaya encim tampil sangat memikat mulai dari kombinasi merah dan hitam, merah dan emas hingga pink.
Ingin penampilan lebih praktis? Anda bisa melirik koleksi terbaru Batik Jayakarta. Koleksi menyambut Tahun Baru Imlek itu menggabungkan budaya Jawa (batik dan kebaya) dengan budaya China (motif dan warna). “Akulturasi budaya dalam fashion menghasilkan sentuhan baru yang lebih modern,” kata Marketing Manager Batik Jayakarta Yuni Dwijayanti.
Rilisan koleksi terbaru didominasi outer (luaran) dengan detail bolero bordir. Material utama adalah batik encim Pekalongan karena batik ini diadaptasi dari budaya China yang masuk ke pesisir tanah Jawa. Pemilihan batik Pekalongan menyesuaikan dengan tema Tahun Baru Imlek, yang dirayakan oleh masyarakat keturunan China.
Ciri yang dapat dilihat adalah motif batik kombinasi bunga menyebar di seluruh bagian kain. “Motif seperti ini khas batik pesisir (encim/ pecinan),” ujar Yuni. Tim desain mengeluarkan empat macam kombinasi. Batik encim Pekalongan dipercantik dengan detail bordir bunga. Bordiran melebur dalam kain batik yang memiliki motif serupa. Aplikasi ini disematkan tidak berlebihan di ujung lengan maupun sekitar dada.
Outer batik Pekalongan bisa diselaraskan dengan batik yang dililitkan, jeans maupun celana kain. Butik Dhievine membidik kalangan anak muda untuk mencintai kain tradisional dalam ‘Lunar Special Collection’. Kain tradisional yang digunakan batik tiga negeri, batik Pekalongan, batik jumputan dan tenun ikat.
Batik motif jumputan warna dasar merah cocok dengan nuansa Imlek. Busana dengan model peplum dikombinasikan kain polos merah memberikan tampilan edgy. Keindahan tenun ikat warna kuning terlihat apik disatukan sifon. Kesan melayang dalam balutan warna senada. Busana Imlek tampil lebih variatif dalam hal warna.
Koleksi tidak terbatas merah saja melainkan bermain-main dengan pilihan warna memikat lainnya. Rumah Batik Danar Hadi Semarang menggunakan warna terang seperti hijau, biru, kuning. “Koleksi menggunakan batik, tapi tetap mengikuti mode yang sedang digemari,” ungkap Branch Manager Semarang Welly Eko Wibowo. Koleksi berjudul Redefined Tradition with Elegance menggunakan warisan motif batik khas Jawa dengan motif China. Blouse dan busana terusan dengan ragam motif batik pesisir, lokcan, dan bunga teratai.
Hendrati hapsari Sindikat
(bhr)