Belasan Orang Hilang Terseret Arus

Sabtu, 14 Februari 2015 - 10:27 WIB
Belasan Orang Hilang Terseret Arus
Belasan Orang Hilang Terseret Arus
A A A
INDRAMAYU - Perahu tambangan/penyeberangan yang membawa belasan penumpang dan sejumlah sepeda motor terbalik di Sungai Cimanuk, Blok Pulo Cangak, Desa/Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu sekitar pukul 07.00 WIB, kemarin.

Akibat insiden ini, belasan penumpang, diperkirakan berjumlah 15 orang termasuk pengemudi perahu tambangan, hilang terseret arus sungai. Hingga kini polisi dan tim search and rescue (SAR) masih melakukan pencarian terhadap para korban di Sungai Cimanuk Indramayu. Namun hingga petang, upaya pencarian belum membuahkan hasil karena terkendala arus Sungai Cimanuk yang sangat deras.

Informasi yang dihimpun KO RAN SINDO, insiden perahu tambangan ini berawal saat aktivitas masyarakat cukup padat pagi itu. Maklum, perahu tambangan tersebut menjadi salah satu transportasi penghubung antardesa di dua kecamatan yang berbeda, yakni Desa/Kecamatan Bangoduo dan Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya. Perahu tambangan dikendalikan oleh Rasmidi, warga Desa Bangodua, Kecamatan Bangodua Kabupaten Indramayu.

Kala itu, hujan deras terus mengguyur. Selain itu, arus Sungai Cimanuk juga cukup deras. Bahkan, sungai yang membentang hingga Kabupaten Brebes Jawa Tengah itu sedang mengalami pasang akibat volume air yang meningkat. Seperti biasa, perahu tambangan Rasmidi dimuati sejumlah penumpang dan sepeda motor. Namun, kali ini jumlah penumpang melebihi kapasitas.

Saat itu, jumlah penumpang lebih dari 15 orang ditambah beberapa sepeda motor. Padahal, perahu tambangan Rasmidi hanya berkapasitas 10 penumpang, tanpa sepeda motor. Akibatnya fatal, perahu tak mampu melintasi sungai yang seharusnya hanya membutuhkan waktu 10 menit sampai keseberang. Rasmidi bersusah payah mengendalikan perahu. Diduga akibat muatan penumpang dan kendaraan, keseimbangan perahu menjadi tidak stabil.

Selain itu, arus air yang cukup deras juga menyulitkan bagi perahu tambangan untuk melintasi sungai. Petaka pun terjadi ketika tali penghubung perahu tambangan terputus. Perahu pun terbalik. Seluruh penumpang tercebur dan terseret arus sungai yang desar. Hingga kini polisi dan tim SAR masih melakukan pencarian di lokasi kejadian.

Kapolsek Tukdana AKP Alka Nurani mengatakan, penyebab kejadian perahu terbalik diduga akibat arus sungai yang deras. “Perahu terus menerus melawan arus sungai yang deras. Akibatnya perahu terbalik,” kata Alka kepada wartawan kemarin. Untuk memastikan penyebab pasti insiden tersebut, polisi meminta keterangan dari sejumlah saksi mata termasuk warga di sekitar lokasi kejadian.

Sementara itu, tim SAR juga cukup kesulitan untuk melakukan pencarian di Sungai Cimanuk arus air sangat deras dan membahayakan. Kabidhumas Polda Jabar Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan, tergulingnya perahu tambangan itu diduga kuat akibat kelebihan muatan. Polres Indramayu mengerahkan 100 anggota untuk melakukan pencarian korban di sekitar lokasi dan jalur sungai bersama masyarakat dan instansi terkait lain.

“Penyebabnya kelebihan muat an sehingga perahu terbalik dan hanyut. Sementara korban yang belum diketahui keberadaanya sekitar 15 orang dan motor sebanyak 15 unit,” kata Sulistyo kepada KORAN SINDO kemarin.

Sementara itu, perahu tambangan yang terbalik dan terhempas arus sungai, ditemukan warga di tepi Sungai Cimanuk, Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang. Namun, saat ditemukan, tidak terdapat penumpang. Peristiwa perahu tambangan terbalik di Sungai Cimanuk bukan pertama kali terjadi. Insiden serupa pernah terjadi pada Maret 2010 lalu.

Saat itu, empat orang dinyatakan hilang dan ditemukan telah tewas setelah perahu tambangan atau perahu penyeberangan terbalik di tengah Sungai Cimanuk tepatnya di Blok Carik, Desa Lamarantarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu. Selain empat orang hilang, dua unit sepeda motor milik korban juga hanyut terseret arus sungai tersebut.

Transportasi Alternatif

Camat Bangodua Nani Suwarni mengatakan, perahu tambangan tersebut merupakan alat transportasi alternatif yang menghubungkan Desa/ Kecamatan Bangodua dengan Desa Tulungangung, Kecamatan Kertasemaya. Masyarakat di dua desa banyak memanfaatkan jasa perahu tambangan untuk melaksanakan aktivitas.

Pelajar, karyawan swasta, petani dan lainnya banyak memanfaatkan jasa perahu tambangan. “Penumpang perahu tambangan bahkan bukan hanya dari masyarakat sekitar, tapi juga warga daerah lain yang hendak melakukan kegiatan lain di dua desa itu,” kata Nani.

Munir, warga Bangoduo mengemukakan, Sungai Cimanuk di lokasi tambangan ini memiliki lebar kurang lebih 150 meter. Setiap penumpang dikenai tarif Rp3.000 sekali angkut. Jika membawa sepeda motor, tarif menjadi Rp4.000. “Kalau lewat perahu tambangan relatif lebih cepat dibandingkan harus lewat jalur darat. Masyarakat banyak yang menggunakan jasa perahu tambangan,” ungkap Munir.

Tomi indra/ Agie permadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3820 seconds (0.1#10.140)