Warga Empat Desa Terisolasi

Sabtu, 14 Februari 2015 - 10:22 WIB
Warga Empat Desa Terisolasi
Warga Empat Desa Terisolasi
A A A
CIREBON - Sedikitnya 3.500 warga di empat desa di Kabupaten Cirebon terisolasi akibat putusnya Jembatan Cimanis, anak Sungai Cisanggarung, di Kecamatan Susukanlebak, Kamis (12/2) malam.

Jembatan Cimanis di Kecamatan Susukanlebak, Kabupaten Cirebon, putus Kamis (12/2) malam. Empat desa di dua kecamatan terisolasi. Jembatan sepanjang 50 meter, lebar 6 meter, dan tinggi sekitar 30 meter itu menghubungkan Desa Susukanagung dengan empat desa di dua kecamatan. Keempat desa yang terisolasi masing-masing Desa Kaligawe, Kaligawe Wetan, dan Karangmangu di Kecamatan Susukanlebak, serta Blok Nagrak di Desa Se dong Kidul, Kecamatan Sedong.

Diduga jembatan yang dibangun pada zaman Belanda itu putus akibat fondasi salah satu pilar rapuh, dan tergerus air deras sungai selama musim penghujan kali ini. Saat kejadian sendiri, hujan turun sejak sore hari. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 22.00 WIB itu.

Tidak banyak warga yang tahu pula saat jembatan tersebut putus, mengingat sudah tak ada aktivitas warga pada malam tersebut. “Jam 23.00 WIB ketika saya hendak melintas, jembatan ini sudah putus. Tapi untung tak ada korban saat itu,” ungkap seorang warga Wamad kemarin.

Kuwu (kepala desa) Kaligawe Entis Sutisna menyebutkan, Jembatan Cimanis merupakan satu-satunya akses warga di empat desa di dua kecamatan tersebut. Jembatan yang putus membuat aktivitas warga lumpuh. “Terkadang jembatan ini dipakai sebagai akses angkutan ber muatan berat. Memang sejak lama fondasinya sudah rapuh,” jelas dia di sela mengecek lokasi.

Pihaknya pernah menyampaikan perihal kondisi jembatan tersebut kepada Pemkab Cirebon. Namun belum ada tindaklanjut hingga jembatan akhirnya putus. Saat kejadian sendiri, air sungai tak deras dibanding tahun lalu. Putusnya jembatan hanya tinggal menunggu waktu. Dia pun meminta instansi terkait se cepatnya memerbaiki jembatan tersebut.

Menurut dia, jembatan tersebut pernah diperbaiki pada 1991 ketika ambruk akibat salah satu dari dua pilar roboh tergerus air sungai deras. Namun ke tika itu, hanya pilar yang rusak yang diperbaiki, sedangkan pilar lainnya dibiarkan. Pilar yang kala itu tak diperbaikilah yang kini keropos dan membuatnya tak kuat lagi menahan beban. Dia mengatakan, pada zaman Belanda jembatan itu beralaskan kayu dengan besi bordes.

Pada tengahnya terdapat rel untuk perlintasan lori pengangkut tebu. Sementara Kapolsek Susukan lebak AKP Subagyo menyatakan, air sungai deras yang meng gerus fondasi jembatan disebabkan hujan yang terus turun selama beberapa hari terakhir. Sungai Cimanis sendiri bermuara ke laut dan kerap makan korban akibat derasnya aliran air jika hujan.

“Fondasi jembat an ini memang sudah keropos. Akibat kejadian ini, warga terisolasi,” cetus dia. Untuk mencegah isolasi berkepanjangan, akses warga pun di alihkan. Pejalan kaki maupun kendaraan roda dua dialihkan ke Desa Blender, Kecamatan Karangwareng, melalui jembatan gantung. Untuk kemari, warga harus memutar jalan dan menempuh jarak sekitar 6 km.

Sementara roda empat dialihkan ke Sedong, namun hanya bagi kendaraan roda empat berukuran kecil. Warga harus menempuh perjalanan sekitar 10 km. Hingga kini, jembatan putus tersebut menjadi tontonan warga. Camat Susukanlebak Moechlas berencana menggandeng semua pihak guna secepatnya meminimalisasi kejadian tak diinginkan. Pihaknya pun mendata kejadian tersebut guna pembuatan laporan.

“Kami akan berusaha seoptimal mung kin, tapi memang penanganan ada di tangan Pemkab Cirebon melalui instansi terkait,” cetus dia. Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon Avip Suherdian menyatakan, telah bekerja sama dengan Kodim 0620 Sumber, Kabupaten Cirebon, dan satu tim jembatan belly sebagai langkah penanganan darurat. Dia meyakinkan, ini merupakan solusi sementara seraya menunggu pelaksanaan pem bangunan jembatan permanen baru.

“Diharapkan jembatan permanen tahun ini dibangun. Diperkirakan, perbaikan jembatan butuh biaya Rp5 miliar,” tutur dia. Dandim 0620 Sumber Letnan Kolonel Inf Aliyatin Mahmudi menjanjikan pengamanan setempat melalui koordinasi dengan polisi agar tak ada korban. Pihaknya berkoordinasi pula dengan Korem 063/ Sunan Gunung Jati maupun Kodam III Siliwangi untuk meminjam dan memanfaatkan jembatan belly.

“Jembatan belly milik Kodam III biasa dipakai untuk kepentingan darurat sampai perbaikan selesai. Kami harap, musibah ini tak dijadikan warga sebagai tontonan dan kalau bisa, membantu kami mengatasinya,” tegas dia.

Erika lia
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2227 seconds (0.1#10.140)