Fosil Gajah Purba Ditemukan di Sungai Layangan

Jum'at, 13 Februari 2015 - 11:57 WIB
Fosil Gajah Purba Ditemukan...
Fosil Gajah Purba Ditemukan di Sungai Layangan
A A A
PEKALONGAN - Benda purbakala yang diduga fosil gajah purba ditemukan warga Dukuh Kauman, Desa Kesesi, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan.

Benda yang menyerupai rahang dan gigi gajah purba itu ditemukan oleh Taryanto, 35, warga Dukuh Kauman saat menggali pasir di Sungai Layangan, Selasa (3/2).s Taryanto menemukan fosil tersebut di kedalaman sekitar 2 meter dari dasar sungai. Di atas fosil itu terdapat tumpukan kayu.

“Awalnya saya kira bongkahan kayu. Namun, setelah diangkat, ternyata bentuknya menyerupai tulang rahang. Saya penasaran dan saya bawa pulang sebab bentuknya seperti rahang dinosaurus,” ucapnya. Temuan itu kemudian ditaruh di samping rumahnya. Sekitar tiga hari lalu benda tersebut dibersihkan karena masih bercampur pasir dan lumpur. “Setelah saya bersihkan, baru benar- benar kelihatan bentuknya seperti rahang,” kata Taryanto.

Istri Taryanto, Fitroh, 35, mengaku tidak mengetahui benda tersebut kalau fosil benda purbakala. Dia mengira yang dibawa pulang sang suami tersebut kayu bakar. “Setelah zuhur suami pulang bawa benda itu. Dia bilang tulang dinosaurus. Saya kira bercanda. Setelah dicuci, baru kelihatan memang seperti rahang dalam ukuran besar,” ungkapnya.

Hingga kini fosil gajah purba dengan panjang 82 cm, lebar 30 cm, berat sekitar 15 kg itu masih berada di rumah Taryanto dan menjadi tontonan warga. Pihaknya tidak mempermasalahkan jika nanti benda yang diduga berusia puluhan ribu tahun itu diserahkan ke pemerintah. “Tidak apa-apa, yang penting sesuai prosedur,” ujar Fitroh.

Anggota tim pendataan Benda Cagar Budaya (BCB) Kabupaten Pekalongan, Zainal Mutaqin menduga benda tersebut merupakan rahang dan gigi kiri dari gajah purba. “Ini diduga adalah fosil gajah pada posisi rahang dan ada giginya. Kalau dilihat giginya memang seperti pemakan tumbuh-tumbuhan,” ucapnya.

Dia memperkirakan gajah tersebut hidup pada sekitar abad IV. Temuan itu yang pertama kali di Kabupaten Pekalongan. Sebab, biasanya temuan di sekitar Kabupaten Pekalongan adalah peninggalan kerajaan Hindu-Buddha.

“Ini mirip yang ditemukan di Semedo Tegal, cuma lebih muda ini. Kalau ditarik benang merahnya benar, yakni alurnya Semedo- Sangiran. Mungkin usianya puluhan ribu tahun atau hidup sekitar abad IV, dan ini masih proses menjadi fosil,” ujarnya.

Selain itu, dilihat pasir menempel pada fosil tersebut, diketahui merupakan pasir laut. “Ada benarnya juga, sebab dulu laut lebih menjorok ke selatan, seperti di daerah Kedungwuni dulu pernah ditemukan jangkar kapal,” ucapnya. Setelah melakukan pendataan dan pengukuran, pihaknya segera melaporkan penemuan ke Balai Pelestarian Benda Cagar Budaya (BCB) Jateng.

“Apakah ini perlu penyimpanan oleh penemu, atau perlu pengamanan. Kalau ada temuan baru di sekitar lokasi, akan kami lakukan pengembangan,” katanya. Panjang benda purba itu mencapai.

Prahayuda febrianto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5758 seconds (0.1#10.140)