Petani Pesisir Diandalkan Dukung Swasembada Pangan
A
A
A
RANTAUPRAPAT - Bupati Labuhanbatu, Tigor Panusunan Siregar, mengimbau petani di daerah pesisir pantai mempertahankan lahan pertanian padi untuk mendukung program swasembada pangan di Kabupaten Labuhanbatu.
“Seluruh petani dan kelompok tani kami imbau tidak mengalihfungsikan sawahnya ke tanaman keras,” kata Tigor seusai acara panen raya varietas invari di Desa Sei Jawi-Jawi, Kecamatan Panai Hulu, dan Desa Sei Baru, Kecamatan Panai Hilir, Rabu (11/2). Tigor menjelaskan, tahun 1984 silam, Kabupaten Labuanbatu pernah mencapai swasembada pangan di masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Namun, hingga kini daerah ini tidak pernah lagi mencapainya. Di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), program ini kembali digalakkan dengan menggerakkan para petani agar lebih giat bercocok tanam padi. “Untuk mendukung swasembada pangan, penanaman padi dapat dibantu Kodim 0209 Labuhanbatu dengan menggerakkan Babinsa di desa-desa bersama kelompok tani,” ujar Tigor.
Mantan direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantauprapat itu menambahkan, musim tanam tahun ini diperkirakan pada September 2015. Pengadaan pupuk telah dibantu pemerintah agar petani mempertahankan sawahnya. “Ayo kita bertanam jagung saat menunggu musim tanam padi, dan mari kita manfaatkan lahan ini di sela-sela musim tanam tiba,” ujar Tigor.
Sementara Komandam Kodim (Dandim) 0209 Labuhanbatu, Letkol Inf Sapta Marwindu Ibrali, yang turut dalam acara itu mengatakan, akan membantu sepenuhnya Pemkab Labuhanbatu mewujudkan swasembada pangan di Labuhanbatu. Babinsa akan mengawal kelompok tani untuk menanam dan mengelolanya sehingga hasilnya lebih maksimal.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Pemkab Labuhanbatu, Kuningan, menjelaskan, tahun ini Kabupaten Labuhanbatu merupakan daerah pengembangan prioritas swasembada pangan dari pemerintah pusat. Tahun ini juga Labuhanbatu mendapat bantuan kegiatan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP PTT) Nonkawasan seluas 2.000 hektare (ha) untuk padi hibrida, dan 500 ha untuk jagung hibrida.
Kemudian, bantuan optimasi lahan 800 ha dan perbaikan jaringan irigasi seluas 1.000 ha yang seluruhnya bersumber dari dana APBN. “Setiap kelompok tani akan mendapat bantuan berupa benih, pupuk, pestisida, dan pertemuan kelompok. Dananya juga masuk ke rekening kelompok tani,” tandasnya.
Sartana nasution
“Seluruh petani dan kelompok tani kami imbau tidak mengalihfungsikan sawahnya ke tanaman keras,” kata Tigor seusai acara panen raya varietas invari di Desa Sei Jawi-Jawi, Kecamatan Panai Hulu, dan Desa Sei Baru, Kecamatan Panai Hilir, Rabu (11/2). Tigor menjelaskan, tahun 1984 silam, Kabupaten Labuanbatu pernah mencapai swasembada pangan di masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Namun, hingga kini daerah ini tidak pernah lagi mencapainya. Di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), program ini kembali digalakkan dengan menggerakkan para petani agar lebih giat bercocok tanam padi. “Untuk mendukung swasembada pangan, penanaman padi dapat dibantu Kodim 0209 Labuhanbatu dengan menggerakkan Babinsa di desa-desa bersama kelompok tani,” ujar Tigor.
Mantan direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantauprapat itu menambahkan, musim tanam tahun ini diperkirakan pada September 2015. Pengadaan pupuk telah dibantu pemerintah agar petani mempertahankan sawahnya. “Ayo kita bertanam jagung saat menunggu musim tanam padi, dan mari kita manfaatkan lahan ini di sela-sela musim tanam tiba,” ujar Tigor.
Sementara Komandam Kodim (Dandim) 0209 Labuhanbatu, Letkol Inf Sapta Marwindu Ibrali, yang turut dalam acara itu mengatakan, akan membantu sepenuhnya Pemkab Labuhanbatu mewujudkan swasembada pangan di Labuhanbatu. Babinsa akan mengawal kelompok tani untuk menanam dan mengelolanya sehingga hasilnya lebih maksimal.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Pemkab Labuhanbatu, Kuningan, menjelaskan, tahun ini Kabupaten Labuhanbatu merupakan daerah pengembangan prioritas swasembada pangan dari pemerintah pusat. Tahun ini juga Labuhanbatu mendapat bantuan kegiatan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP PTT) Nonkawasan seluas 2.000 hektare (ha) untuk padi hibrida, dan 500 ha untuk jagung hibrida.
Kemudian, bantuan optimasi lahan 800 ha dan perbaikan jaringan irigasi seluas 1.000 ha yang seluruhnya bersumber dari dana APBN. “Setiap kelompok tani akan mendapat bantuan berupa benih, pupuk, pestisida, dan pertemuan kelompok. Dananya juga masuk ke rekening kelompok tani,” tandasnya.
Sartana nasution
(bhr)