Jumlah Penderita DBD Terus Bertambah, 3 Orang Meninggal
A
A
A
MAJALENGKA - Jumlah penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Majalengka terus bertambah. Tiga orang meninggal dunia.
Terkait hal itu, Wakil Bupati Majalengka, Karna Sobahi meminta agar setiap puskesmas memaspadai serangan DBD di wilayah masing-masing.
"Saya minta seluruh kepala puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Majalengka untuk mewaspadai serangan penyakit DBD. Mengingat saat ini jumlahnya terus meningkat," kata Karna, Rabu (11/2/2015).
Berdasarkan data yang terimanya dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, awal tahun ini saja penderita DBD sudah mencapai 89 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 3 orang telah meninggal dunia.
Sementara sepanjang 2014 lalu angka penderita DBD sebanyak 118 orang dengan jumlah korban yang meninggal dunia sebanyak 4 orang. "Harus benar-benar diwaspadai, awal tahun saja jumlahnya sudah banyak," timpal Karna.
Terlebih, lanjut Karna, karena saat ini curah hujan di Kabupaten Majalengka cukup tinggi. Tingginya hujan bisa menyebabkan genangan air
bersih sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab demam berdarah.
Da pun meminta seluruh camat untuk bekerjasama dengan puskesma agar gencar menyosialisasikan kepada masyarakat, untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan masing-masing.
"Rutin menguras bak mandi, membersihkan pot bunga terutama tanaman yang memiliki daun yang bisa menampung air, karena itu akan dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk," ujarnya.
Sementara itu Kepala Seksi Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2L) Dinkes Kabupaten Majalengka, Ence, menjelaskan, jika penyebaran penyakit DBD di Kabupaten Majalengka selama beberapa tahun terakhir sudah mencapai hingga wilayah selatan Majalengka.
Padahal, dataran tinggi dan perbukitan yang secara teori nyamuk pun tidak akan tumbuh dan berkembang.
Namun nyatanya, saat ini Kecamatan Bantarujeg, Cikijing, Malausma, Talaga dan Banjaran yang berada di atas ketinggian 1.000 diatas permukaan laut tidak bebas dari pertumbuhan nyamuk. "Saat ini hanya Kecamatan Lemahsugih yang masih bebas DBD," kata Ence.
Penyebaran kasus DBD yang tidak lagi hanya muncul di kawasan utara Majalengka, atau kawasan dataran rendah kemungkinan disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi.
Juga perkembangan wilayah perkotaan, perubahan iklim serta perubahan kepadatan dan distribusi penduduk.
Dia menyatakan, fogging sendiri merupakan tindakan akhir yang dilakukan pihaknya dalam menangani DBD.
Pencegahan sendiri sesungguhnya dapat dilakukan masyarakat melalui tindakan menguras, menutup, dan menimbun.
Terkait hal itu, Wakil Bupati Majalengka, Karna Sobahi meminta agar setiap puskesmas memaspadai serangan DBD di wilayah masing-masing.
"Saya minta seluruh kepala puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Majalengka untuk mewaspadai serangan penyakit DBD. Mengingat saat ini jumlahnya terus meningkat," kata Karna, Rabu (11/2/2015).
Berdasarkan data yang terimanya dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, awal tahun ini saja penderita DBD sudah mencapai 89 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 3 orang telah meninggal dunia.
Sementara sepanjang 2014 lalu angka penderita DBD sebanyak 118 orang dengan jumlah korban yang meninggal dunia sebanyak 4 orang. "Harus benar-benar diwaspadai, awal tahun saja jumlahnya sudah banyak," timpal Karna.
Terlebih, lanjut Karna, karena saat ini curah hujan di Kabupaten Majalengka cukup tinggi. Tingginya hujan bisa menyebabkan genangan air
bersih sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab demam berdarah.
Da pun meminta seluruh camat untuk bekerjasama dengan puskesma agar gencar menyosialisasikan kepada masyarakat, untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan masing-masing.
"Rutin menguras bak mandi, membersihkan pot bunga terutama tanaman yang memiliki daun yang bisa menampung air, karena itu akan dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk," ujarnya.
Sementara itu Kepala Seksi Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2L) Dinkes Kabupaten Majalengka, Ence, menjelaskan, jika penyebaran penyakit DBD di Kabupaten Majalengka selama beberapa tahun terakhir sudah mencapai hingga wilayah selatan Majalengka.
Padahal, dataran tinggi dan perbukitan yang secara teori nyamuk pun tidak akan tumbuh dan berkembang.
Namun nyatanya, saat ini Kecamatan Bantarujeg, Cikijing, Malausma, Talaga dan Banjaran yang berada di atas ketinggian 1.000 diatas permukaan laut tidak bebas dari pertumbuhan nyamuk. "Saat ini hanya Kecamatan Lemahsugih yang masih bebas DBD," kata Ence.
Penyebaran kasus DBD yang tidak lagi hanya muncul di kawasan utara Majalengka, atau kawasan dataran rendah kemungkinan disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi.
Juga perkembangan wilayah perkotaan, perubahan iklim serta perubahan kepadatan dan distribusi penduduk.
Dia menyatakan, fogging sendiri merupakan tindakan akhir yang dilakukan pihaknya dalam menangani DBD.
Pencegahan sendiri sesungguhnya dapat dilakukan masyarakat melalui tindakan menguras, menutup, dan menimbun.
(sms)