PSK Hamil 3 Bulan Tewas Dianiaya Suami
A
A
A
SEMARANG - Mengenaskan. Seorang pekerja seks komersial (PSK) di Resosialisasi Argorejo atau lebih dikenal Sunan Kuning Kota Semarang tewas setelah dianiaya oleh suaminya kemarin. Korban diketahui sedang hamil tiga bulan.
PSK itu bernama Nur Khomsanah alias Ririn, 18, warga Sidomukti RT 8/RW 5, Getasan, Kopeng, Kabupaten Semarang. Dia baru bekerja selama lima hari di Wisma Mawar Gang Argorejo I No 27 RT 1/RW 4 Resosialisasi Argorejo milik Umi Kulsum, 37. Ririn merupakan pindahan dari lokalisasi di kompleks Bandungan, Kabupaten Semarang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sekitar pukul 03.00 WIB, ada tamu yang ingin ke toilet. Oleh Umi Kulsum kemudian diantarkan ke rumah yang ditinggali Ririn. “Saya mau buka pintu rumah ternyata dikunci dari dalam,” kata Umi Kulsum kemarin. Saat itu juga terdengar suara ribut-ribut. Ketika diketok pintu rumah tak segera dibuka. Akhirnya Umi Kulsum mendobraknya.
Tak lama kemudian keluar seseorang yang merupakan suami Ririn berinisial I, warga Temanggung, sambil menggotong Ririn hendak dibawa masuk ke taksi. Ririn terlihat penuh luka, lengan kanan kirinya lebam, matanya bekas pukulan, dan kepalanya luka berat. Korban diduga dianiaya dengan cara dipukuli dan dibenturkan ke tembok. Warga yang mengetahui hal itu langsung menarik suami Ririn yang memiliki badan gempal, pendek, dan kedua tangannya ditato. Mereka lalu memukuli pria itu.
“Dia (suami Ririn) sempat bersembunyi di balik tubuh saya, warga terus memukuli, saya sempat kena pukul. Kemudian dia lari,” kata Umi Kulsum. Suami Ririn meloloskan diri dari amukan warga dengan lari ke arah kuburan sekitar 300 meter dari TKP. Warga yang mencoba mengejarnya kehilangan jejak. Sementara oleh warga, Ririn yang terluka parah hendak dibawa ke RS Tugurejo untuk mendapatkan perawatan medis. Namun belum sampai, ternyata Ririn telah meninggal dunia.
Jenazah Ririn kini dibawa ke RS Bhayangkara untuk pemeriksaan lebih lanjut. Suraji, 58, pemilik Wisma Melati tepat di samping TKP menyebut saat kejadian terdengar suara merintih dari dalam kamar korban tapi sangat pelan. Sepengetahuannya, pelaku sering terbakar cemburu kepada korban. Apalagi ketika korban diajak karaoke di luar wisma, meski masih satu kompleks. “Kalau terima tamu lama, sering pintunya digedor-gedor,” ungkapnya.
Anjing Pelacak
Guna mencari petunjuk kaburnya pelaku penganiayaan hingga tewas, Unit Satwa alias K9 Satuan Sabhara Polrestabes Semarang menurunkan anjing pelacak. Anjing terlatih bernama Axel ini terlihat mengendus TKP hingga ke tiga rumah sebelah timur TKP. Anjing pelacak juga mengendus di sekitar pemakaman tempat pelaku sempat melarikan diri. Axel juga mengendus hingga perumahan di Jalan Sri Kuncoro dekat kompleks lokalisasi yang merupakan jalan ke arah jalur utama pantura.
Warga berkerumun sekitar lokasi melihat kerja petugas bersama Satuan Reserse Kriminal. Polisi menggunakan kaos dalam dan celana korban untuk mencari jejak pelaku. Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono menyebut bahwa pihaknya sudah mengantongi identitas pelaku. “Anggota masih di lapangan, mengejar. Kami juga masih menunggu hasil visum rumah sakit untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban. Informasi yangkamidapat, korbanmemang sedang hamil 3 bulan,” katanya.
Eka setiawan
PSK itu bernama Nur Khomsanah alias Ririn, 18, warga Sidomukti RT 8/RW 5, Getasan, Kopeng, Kabupaten Semarang. Dia baru bekerja selama lima hari di Wisma Mawar Gang Argorejo I No 27 RT 1/RW 4 Resosialisasi Argorejo milik Umi Kulsum, 37. Ririn merupakan pindahan dari lokalisasi di kompleks Bandungan, Kabupaten Semarang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sekitar pukul 03.00 WIB, ada tamu yang ingin ke toilet. Oleh Umi Kulsum kemudian diantarkan ke rumah yang ditinggali Ririn. “Saya mau buka pintu rumah ternyata dikunci dari dalam,” kata Umi Kulsum kemarin. Saat itu juga terdengar suara ribut-ribut. Ketika diketok pintu rumah tak segera dibuka. Akhirnya Umi Kulsum mendobraknya.
Tak lama kemudian keluar seseorang yang merupakan suami Ririn berinisial I, warga Temanggung, sambil menggotong Ririn hendak dibawa masuk ke taksi. Ririn terlihat penuh luka, lengan kanan kirinya lebam, matanya bekas pukulan, dan kepalanya luka berat. Korban diduga dianiaya dengan cara dipukuli dan dibenturkan ke tembok. Warga yang mengetahui hal itu langsung menarik suami Ririn yang memiliki badan gempal, pendek, dan kedua tangannya ditato. Mereka lalu memukuli pria itu.
“Dia (suami Ririn) sempat bersembunyi di balik tubuh saya, warga terus memukuli, saya sempat kena pukul. Kemudian dia lari,” kata Umi Kulsum. Suami Ririn meloloskan diri dari amukan warga dengan lari ke arah kuburan sekitar 300 meter dari TKP. Warga yang mencoba mengejarnya kehilangan jejak. Sementara oleh warga, Ririn yang terluka parah hendak dibawa ke RS Tugurejo untuk mendapatkan perawatan medis. Namun belum sampai, ternyata Ririn telah meninggal dunia.
Jenazah Ririn kini dibawa ke RS Bhayangkara untuk pemeriksaan lebih lanjut. Suraji, 58, pemilik Wisma Melati tepat di samping TKP menyebut saat kejadian terdengar suara merintih dari dalam kamar korban tapi sangat pelan. Sepengetahuannya, pelaku sering terbakar cemburu kepada korban. Apalagi ketika korban diajak karaoke di luar wisma, meski masih satu kompleks. “Kalau terima tamu lama, sering pintunya digedor-gedor,” ungkapnya.
Anjing Pelacak
Guna mencari petunjuk kaburnya pelaku penganiayaan hingga tewas, Unit Satwa alias K9 Satuan Sabhara Polrestabes Semarang menurunkan anjing pelacak. Anjing terlatih bernama Axel ini terlihat mengendus TKP hingga ke tiga rumah sebelah timur TKP. Anjing pelacak juga mengendus di sekitar pemakaman tempat pelaku sempat melarikan diri. Axel juga mengendus hingga perumahan di Jalan Sri Kuncoro dekat kompleks lokalisasi yang merupakan jalan ke arah jalur utama pantura.
Warga berkerumun sekitar lokasi melihat kerja petugas bersama Satuan Reserse Kriminal. Polisi menggunakan kaos dalam dan celana korban untuk mencari jejak pelaku. Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono menyebut bahwa pihaknya sudah mengantongi identitas pelaku. “Anggota masih di lapangan, mengejar. Kami juga masih menunggu hasil visum rumah sakit untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban. Informasi yangkamidapat, korbanmemang sedang hamil 3 bulan,” katanya.
Eka setiawan
(bbg)