Reklame Ganggu Keindahan Taman Kota
A
A
A
MEDAN - Estetika Medan mulai terlihat indah dengan dibangunnya beberapa taman mini di pinggir jalan.
Sayangnya, keindahan taman mini itu ternodai dengan menjamurnya reklame di tengahtengah taman. Keberadaan reklame di taman mini ini menyebabkan estetika taman terusik.
“Taman mini di Medan akhirakhir ini semakin banyak sehingga suasana di pinggir jalan, jadi sejuk dan asri. Namun, keberadaan taman mini dimanfaatkan sebagian orang menjadi tempat reklame. Pemko Medan juga seperti mengaminkan hal tersebut karena tidak ada teguran yang terlihat,” kata Sapar, 30, warga Medan Timur kepada KORAN SINDO MEDAN, Selasa (3/2).
Dia menilai, kebijakan Pemko Medan yang menggalakkan program Medan Berhias hanya dikerjakan setengah hati. Maksudnya, satusisisepertisangat peduli dengan kondisi lingkungan dan taman. Di sisi lain tetap memperbolehkan oknum tertentu untuk merusak pemandangan di taman seperti menjamurnya reklame di taman mini.
Menurutnya, taman mini seharusnya benarbenar difokuskan untuk menciptakan ruang terbuka hijau. “Berdasarkan penglihatan saya, selama ini banyak sekali taman mini di pinggir jalan hanya terawat di awal saja. Akan tetapi selanjutnya dibiarkan begitu saja. Seharusnya taman mini harus menjadi prioritas Pemko Medan mengingat minimnya ruang terbuka hijau,” katanya.
Hal senada dikatakan Ruri, 28, warga Medan Baru, selama ini reklame di Medan belum tertata dengan rapi sehingga di mana saja tempat yang dinilai ramai dilewati akan didirikan sebuah reklame termasuk di dalam taman mini pinggir jalan. Lebih lanjut, Ruri mengatakan, seharusnya keberadaan taman mini harus ditata dan tidak dibangun sembarangan.
“Lihat saja, setiap persimpangan ada taman mini, pasti di situ ada reklame. Reklame itu kepentingan pengusaha. Mana berani Pemko Medan menindaknya. Lucunya lagi, pembangunan taman mini merupakan program Pemko Medan. Masa dibiarkan begitu terus? Saya rasa tidak penting reklame di pinggir jalan,” ujarnya.
Sejumlah taman mini di pinggir jalan yang masih berdiri papan reklame di antaranya persimpangan Gaharu, Jalan Imam Bonjol, dan Simpang Brimob.
irwan siregar
Sayangnya, keindahan taman mini itu ternodai dengan menjamurnya reklame di tengahtengah taman. Keberadaan reklame di taman mini ini menyebabkan estetika taman terusik.
“Taman mini di Medan akhirakhir ini semakin banyak sehingga suasana di pinggir jalan, jadi sejuk dan asri. Namun, keberadaan taman mini dimanfaatkan sebagian orang menjadi tempat reklame. Pemko Medan juga seperti mengaminkan hal tersebut karena tidak ada teguran yang terlihat,” kata Sapar, 30, warga Medan Timur kepada KORAN SINDO MEDAN, Selasa (3/2).
Dia menilai, kebijakan Pemko Medan yang menggalakkan program Medan Berhias hanya dikerjakan setengah hati. Maksudnya, satusisisepertisangat peduli dengan kondisi lingkungan dan taman. Di sisi lain tetap memperbolehkan oknum tertentu untuk merusak pemandangan di taman seperti menjamurnya reklame di taman mini.
Menurutnya, taman mini seharusnya benarbenar difokuskan untuk menciptakan ruang terbuka hijau. “Berdasarkan penglihatan saya, selama ini banyak sekali taman mini di pinggir jalan hanya terawat di awal saja. Akan tetapi selanjutnya dibiarkan begitu saja. Seharusnya taman mini harus menjadi prioritas Pemko Medan mengingat minimnya ruang terbuka hijau,” katanya.
Hal senada dikatakan Ruri, 28, warga Medan Baru, selama ini reklame di Medan belum tertata dengan rapi sehingga di mana saja tempat yang dinilai ramai dilewati akan didirikan sebuah reklame termasuk di dalam taman mini pinggir jalan. Lebih lanjut, Ruri mengatakan, seharusnya keberadaan taman mini harus ditata dan tidak dibangun sembarangan.
“Lihat saja, setiap persimpangan ada taman mini, pasti di situ ada reklame. Reklame itu kepentingan pengusaha. Mana berani Pemko Medan menindaknya. Lucunya lagi, pembangunan taman mini merupakan program Pemko Medan. Masa dibiarkan begitu terus? Saya rasa tidak penting reklame di pinggir jalan,” ujarnya.
Sejumlah taman mini di pinggir jalan yang masih berdiri papan reklame di antaranya persimpangan Gaharu, Jalan Imam Bonjol, dan Simpang Brimob.
irwan siregar
(ars)