Transaksi Pesta Buku Tembus Rp3 Miliar
A
A
A
BANDUNG - Gelaran Pesta Buku Bandung 2015 di Gedung Landmark, Jalan Braga, Kota Bandung diperkirakan mencatat nilai transaksi lebih dari Rp 3 miliar.
Ketua Panitia Pelaksana Pesta Buku Bandung 2015 Sumbodo mengatakan, nilai transaksi tersebut hampir sama dengan ta huntahun sebelumnya. “Memang kisarannya tahun-tahun lalu pun antara Rp 3-5 miliar. Tahun ini kami perkirakan sama. Angka tersebut sekaligus men jadi target kami tahun ini,” ungkapnya kepada KORAN SINDO, kemarin.
Menurutnya, pameran buku masih mendapat respon positif dari masyarakat. Selain memudahkan akses membeli buku, masyarakat pun bisa mendapatkan harga buku di bawah standar. Di sisi lain, penerbit dan distributor pun mendapat lahan promosi untuk produk-produk yang mereka jual. Itu pula yang menyebabkan Pesta Buku Bandung diisi penerbit dan distributor dari berbagai kota di Indonesia antara lain Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Solo.
“Pameran sangat penting untuk industri penerbitan. Selain mengenalkan buku baru, penerbit pun bisa cuci gudang. Ini alasan kenapa buku-buku di pameran bisa lebih murah,” ucap Sumbodo. Di Jawa Barat, khususnya Bandung peningkatan produksi buku terpusat pada dua kategori yaitu buku perguruan tinggi dan religi.
Tingginya permintaan terhadap buku perguruan tinggi disebabkan banyaknya kampus di Kota Bandung dan sekitarnya. Sedangkan untuk buku kategori religi, peningkatan produksi bukan hanya terjadi pada buku, melainkan juga kitab suci al Quran. Sumbodo menyebut, tingginya beban hidup di Indonesia menjadi penyebab kebutuhan religius masyarakat meningkat.
“Sementara untuk buku pelajaran, para penerbit sudah tidak menerbitkan karena terbentur aturan pemerintah,” kata pria yang juga Bagian Promosi Buku Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jabar ini. Dia menambahkan, terdapat tren lain yang juga masih menjadi primadona dalam bisnis literasi, yaitu buku bekas dan kuno.
Bentuk buku ini menjadi lahan bisnis menggiurkan bagi sejumlah distributor meng ingat tingginya kebutuhan masyarakat terhadap buku langka. Buku-buku langka biasanya dijadikan referensi untuk pembuatan karya tulis baru. “Salah satu stand pameran kami, Lawang Buku, juga menyuguhkan buku langka dan peminatnya tinggi,” ungkap Sumbodo.
Owner Lawang Buku Deni Rachman mengakui tingginya permintaan terhadap bukubuku lama. Alasannya, buku lama terutama kategori sejarah memuat informasi dari sumber primer yang di masa kini hampir tidak mungkin diperoleh. Baik berupa saksi sejarah maupun data suatu kejadian.
Gugum Rachmat Gumila
Ketua Panitia Pelaksana Pesta Buku Bandung 2015 Sumbodo mengatakan, nilai transaksi tersebut hampir sama dengan ta huntahun sebelumnya. “Memang kisarannya tahun-tahun lalu pun antara Rp 3-5 miliar. Tahun ini kami perkirakan sama. Angka tersebut sekaligus men jadi target kami tahun ini,” ungkapnya kepada KORAN SINDO, kemarin.
Menurutnya, pameran buku masih mendapat respon positif dari masyarakat. Selain memudahkan akses membeli buku, masyarakat pun bisa mendapatkan harga buku di bawah standar. Di sisi lain, penerbit dan distributor pun mendapat lahan promosi untuk produk-produk yang mereka jual. Itu pula yang menyebabkan Pesta Buku Bandung diisi penerbit dan distributor dari berbagai kota di Indonesia antara lain Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Solo.
“Pameran sangat penting untuk industri penerbitan. Selain mengenalkan buku baru, penerbit pun bisa cuci gudang. Ini alasan kenapa buku-buku di pameran bisa lebih murah,” ucap Sumbodo. Di Jawa Barat, khususnya Bandung peningkatan produksi buku terpusat pada dua kategori yaitu buku perguruan tinggi dan religi.
Tingginya permintaan terhadap buku perguruan tinggi disebabkan banyaknya kampus di Kota Bandung dan sekitarnya. Sedangkan untuk buku kategori religi, peningkatan produksi bukan hanya terjadi pada buku, melainkan juga kitab suci al Quran. Sumbodo menyebut, tingginya beban hidup di Indonesia menjadi penyebab kebutuhan religius masyarakat meningkat.
“Sementara untuk buku pelajaran, para penerbit sudah tidak menerbitkan karena terbentur aturan pemerintah,” kata pria yang juga Bagian Promosi Buku Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jabar ini. Dia menambahkan, terdapat tren lain yang juga masih menjadi primadona dalam bisnis literasi, yaitu buku bekas dan kuno.
Bentuk buku ini menjadi lahan bisnis menggiurkan bagi sejumlah distributor meng ingat tingginya kebutuhan masyarakat terhadap buku langka. Buku-buku langka biasanya dijadikan referensi untuk pembuatan karya tulis baru. “Salah satu stand pameran kami, Lawang Buku, juga menyuguhkan buku langka dan peminatnya tinggi,” ungkap Sumbodo.
Owner Lawang Buku Deni Rachman mengakui tingginya permintaan terhadap bukubuku lama. Alasannya, buku lama terutama kategori sejarah memuat informasi dari sumber primer yang di masa kini hampir tidak mungkin diperoleh. Baik berupa saksi sejarah maupun data suatu kejadian.
Gugum Rachmat Gumila
(ftr)