Pencurian Pakaian Dalam Wanita Resahkan Para Gadis di Indramayu
A
A
A
INDRAMAYU - Para gadis di Desa Tenajar Lor, Blok Anjun, Kertasemaya, Indramayu, diresahkan dengan aksi pencurian pakaian dalam wanita yang terjadi setidaknya satu bulan terakhir ini.
Berdasarkan informasi, pencurian pakaian dalam terutama menimpa para gadis. Aksi itu sendiri diduga terjadi malam hari saat semua orang tertidur.
Pakaian dalam milik sejumlah gadis di desa tersebut diketahui raib saat tengah dijemur di luar rumah.
"Istri saya menjemur pakaian dalam bersama baju lain sampai malam hari, mengingat belakangan hujan kerap turun sehingga sebagian jemuran tak kering. Ternyata, keesokan paginya beberapa pakaian hilang dan diketahui hanya pakaian dalam saja," ungkap Abdurrahman (29) warga asal Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, yang beristrikan wanita asal Desa Tenajar Lor.
Dia mengatakan, rupanya tak hanya pakaian dalam sang istri yang raib. Pakaian dalam sang adik ipar serta tetangga perempuan yang tak jauh dari kediaman mertuanya pun diketahui hilang.
Anehnya, pakaian dalam milik sang ibu mertua tak turut raib. Semula, dia dan istrinya tak menggubris peristiwa itu.
Namun, setelah istrinya mendengar kejadian serupa dialami gadis lain di desanya, mau tak mau Abdurrahman dan istrinya pun was-was.
Apalagi, kejadian itu sempat terulang beberapa malam kemudian di rumah sang mertua.
"Yang selalu hilang adalah pakaian dalam berukuran sedang dan kecil, baik bagian atas maupun bawah. Tapi milik ibu mertua saya justru tak hilang. Malah tetangga istri saya, kehilangan pakaian dalam milik anak gadisnya yang masih SMA," cetus pria yang kerap harus pulang pergi Cirebon-Indramayu karena pekerjaan ini.
Abdurrahman menghitung, setidaknya sudah tiga pakaian dalam bagian atas dan enam pakaian dalam bagian bawah milik istrinya yang raib.
Jumlah itu, kata dia, belum seberapa jika dibandingkan tetangga istrinya yang juga kehilangan pakaian dalam sekitar 12 pasang.
Meski kerap terjadi, Abdurrahman dan istrinya belum melaporkan kejadian tersebut kepada otoritas setempat, baik RT/RW maupun kepala desa.
Abdurrahman mengaku, malu melaporkan kejadian itu meski disadarinya tetap merupakan tindakan pelanggaran hukum.
"Malu mau lapornya, mbak, ya akhirnya dibiarkan saja meski harus menggerutu. Paling sekarang istri saya dan keluarga di sana (Indramayu) lebih hati-hati saja saat menjemur pakaian dalam dan baju lain," ungkap dia.
Selain kehilangan, Abdurrahman mengaku, pencurian itu meresahkan karena beredar pula desas desus kaitannya dengan ilmu-ilmu tertentu yang hendak dimiliki bagi si pencuri.
Namun di luar itu dia mencoba berpikir positif, pelakunya merupakan maniak pakaian dalam wanita. Karenanya, dia telah meminta sang istri dan keluarga lebih waspada.
Berdasarkan informasi, pencurian pakaian dalam terutama menimpa para gadis. Aksi itu sendiri diduga terjadi malam hari saat semua orang tertidur.
Pakaian dalam milik sejumlah gadis di desa tersebut diketahui raib saat tengah dijemur di luar rumah.
"Istri saya menjemur pakaian dalam bersama baju lain sampai malam hari, mengingat belakangan hujan kerap turun sehingga sebagian jemuran tak kering. Ternyata, keesokan paginya beberapa pakaian hilang dan diketahui hanya pakaian dalam saja," ungkap Abdurrahman (29) warga asal Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, yang beristrikan wanita asal Desa Tenajar Lor.
Dia mengatakan, rupanya tak hanya pakaian dalam sang istri yang raib. Pakaian dalam sang adik ipar serta tetangga perempuan yang tak jauh dari kediaman mertuanya pun diketahui hilang.
Anehnya, pakaian dalam milik sang ibu mertua tak turut raib. Semula, dia dan istrinya tak menggubris peristiwa itu.
Namun, setelah istrinya mendengar kejadian serupa dialami gadis lain di desanya, mau tak mau Abdurrahman dan istrinya pun was-was.
Apalagi, kejadian itu sempat terulang beberapa malam kemudian di rumah sang mertua.
"Yang selalu hilang adalah pakaian dalam berukuran sedang dan kecil, baik bagian atas maupun bawah. Tapi milik ibu mertua saya justru tak hilang. Malah tetangga istri saya, kehilangan pakaian dalam milik anak gadisnya yang masih SMA," cetus pria yang kerap harus pulang pergi Cirebon-Indramayu karena pekerjaan ini.
Abdurrahman menghitung, setidaknya sudah tiga pakaian dalam bagian atas dan enam pakaian dalam bagian bawah milik istrinya yang raib.
Jumlah itu, kata dia, belum seberapa jika dibandingkan tetangga istrinya yang juga kehilangan pakaian dalam sekitar 12 pasang.
Meski kerap terjadi, Abdurrahman dan istrinya belum melaporkan kejadian tersebut kepada otoritas setempat, baik RT/RW maupun kepala desa.
Abdurrahman mengaku, malu melaporkan kejadian itu meski disadarinya tetap merupakan tindakan pelanggaran hukum.
"Malu mau lapornya, mbak, ya akhirnya dibiarkan saja meski harus menggerutu. Paling sekarang istri saya dan keluarga di sana (Indramayu) lebih hati-hati saja saat menjemur pakaian dalam dan baju lain," ungkap dia.
Selain kehilangan, Abdurrahman mengaku, pencurian itu meresahkan karena beredar pula desas desus kaitannya dengan ilmu-ilmu tertentu yang hendak dimiliki bagi si pencuri.
Namun di luar itu dia mencoba berpikir positif, pelakunya merupakan maniak pakaian dalam wanita. Karenanya, dia telah meminta sang istri dan keluarga lebih waspada.
(sms)