Disperindag Jateng Sidak Apel Amerika
Disperindag Jateng Sidak Apel Amerika
A
A
A
SEMARANG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jateng melakukan inspeksi mendadak di sejumlah supermarket di Kota Semarang untuk memantau keberadaan Apel impor asal California, yang terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes .
Pertama yang dituju petugas adalah Carefour Srondol. Saat melakukan sidak di Carefour, petugas menemukan apel impor dari Amerika. Buah yang memiliki ciri berwarna hijau, berukuran sedang, ada bintik-bintik putih di kulitnya itu masih dipajang di etalase dan dijual ke konsumen.
Namun, pihak Carefour menyatakan apel tersebut tidak diproduksi di Bidart Brost California, melainkan di Washington sehingga tidak terkontaminasi bakteri Listeria Monocytogenes. Perwakilan Carrefour Ustadzul Habib menyatakan apel jenis Granny Smith dan Gala yang ada di Carefour berasal dari negara bagian Washington sehingga aman untuk dikonsumsi.
Untuk meyakinkan petugas, pihak Carefour menunjukkan dokumen surat keterangan dari distributor yang menyebutkan bahwa apel tersebut tidak dari California. “Kami memang tidak memiliki apel yang dari California,” ujarnya.
Usai melakukan sidak di Carefour Srondol, kemudian dilanjutkan menuju Superindo Kagok, Toko Buah Istana Jalan Gajahmada, dan Toko Buah Kembar Jaya Jalan Brigjend Sudiarto. Dari beberapa toko tersebut tidak ditemukan apel Granny Smith dan Gala yang dikemas di Bakersfield, California.
Sebagian besar menjajakan apel dari Washington dan apel Fuji. Saat melakukan sidak di Toko Istana Buah Jalan Gajah Mada, meski tidak menemukan apel asal California, petugas menemukan buah-buahan jenis pear yang sudah tidak layak konsumsi alias busuk.
Mengetahui hal itu, Kepala Disperindag Jateng Edison Ambarura langsung menegur keras pengelola Istana Buah dan meminta menarik semua buah yang sudah busuk. Terkait dengan sidak yang dilakukan Disperindag, Edison menyatakan langkah tersebut dilakukan untuk memastikan tidak ada apel jenis Granny Smith dan Gala beredar di Jawa Tengah.
Disperindag meminta seluruh supermarket dan penjual buah tidak menjual kedua jenis tersebut kepasaran.“Jika nanti ditemukan harus segera ditarik karena memang berbahaya,” ucapnya.
Andik Sismanto
Pertama yang dituju petugas adalah Carefour Srondol. Saat melakukan sidak di Carefour, petugas menemukan apel impor dari Amerika. Buah yang memiliki ciri berwarna hijau, berukuran sedang, ada bintik-bintik putih di kulitnya itu masih dipajang di etalase dan dijual ke konsumen.
Namun, pihak Carefour menyatakan apel tersebut tidak diproduksi di Bidart Brost California, melainkan di Washington sehingga tidak terkontaminasi bakteri Listeria Monocytogenes. Perwakilan Carrefour Ustadzul Habib menyatakan apel jenis Granny Smith dan Gala yang ada di Carefour berasal dari negara bagian Washington sehingga aman untuk dikonsumsi.
Untuk meyakinkan petugas, pihak Carefour menunjukkan dokumen surat keterangan dari distributor yang menyebutkan bahwa apel tersebut tidak dari California. “Kami memang tidak memiliki apel yang dari California,” ujarnya.
Usai melakukan sidak di Carefour Srondol, kemudian dilanjutkan menuju Superindo Kagok, Toko Buah Istana Jalan Gajahmada, dan Toko Buah Kembar Jaya Jalan Brigjend Sudiarto. Dari beberapa toko tersebut tidak ditemukan apel Granny Smith dan Gala yang dikemas di Bakersfield, California.
Sebagian besar menjajakan apel dari Washington dan apel Fuji. Saat melakukan sidak di Toko Istana Buah Jalan Gajah Mada, meski tidak menemukan apel asal California, petugas menemukan buah-buahan jenis pear yang sudah tidak layak konsumsi alias busuk.
Mengetahui hal itu, Kepala Disperindag Jateng Edison Ambarura langsung menegur keras pengelola Istana Buah dan meminta menarik semua buah yang sudah busuk. Terkait dengan sidak yang dilakukan Disperindag, Edison menyatakan langkah tersebut dilakukan untuk memastikan tidak ada apel jenis Granny Smith dan Gala beredar di Jawa Tengah.
Disperindag meminta seluruh supermarket dan penjual buah tidak menjual kedua jenis tersebut kepasaran.“Jika nanti ditemukan harus segera ditarik karena memang berbahaya,” ucapnya.
Andik Sismanto
(ftr)
Explore More