Reka Ulang, Kedua Sopir Tak Injak Rem

Rabu, 28 Januari 2015 - 11:28 WIB
Reka Ulang, Kedua Sopir Tak Injak Rem
Reka Ulang, Kedua Sopir Tak Injak Rem
A A A
SERDANGBEDAGAI - Ceroboh, sangat ceroboh, dan nekat. Itulah kesan yang timbul saat reka ulang tabrakan maut Bus Intra nopol BK 7758 TL dan Minibus Koperasi Bintang Tapanuli (KBT) nopol BB 1657 LB.

Bagaimana tidak ceroboh dan nekat beberapa saat akan terjadi tabrakan, ternyata sopir kedua kendaraan itu sama-sama tidak menginjak rem. Hal ini terlihat jelas saat reka ulang sama sekali tidak terlihat ada bekas jejak ban sebagai tanda rem mendadak di lokasi kejadian.

Lokasi kejadian terjadi di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) KM 74-75, persisnya Desa Firdaus, Dusun II, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) Pada Senin (26/1). Fakta itu ditemukan tim gabungan Satuan Lalu Lintas Polres Sergai bersama Ditlantas Polda Sumut diwakili Kasubbit Bin Gakkum, AKBP Dwi Priambodo; serta Kasi Lantas Subbit Bin Gakkum, Kompol Edy Sudarsono, saat reka ulang di lokasi kejadian, Selasa (27/1).

“Bus Intra yang datang dari Medan dan Minibus KBT sama-sama melaju kencang dan samasama tak mengerem,” ucap Kanit Laka Polres Sergai, Ipda J Sidabutar. Dia mengatakan, saat ini masih proses penyelidikan sehingga belum bisa menentukan siapa tersangkanya.

Meski begitu kedua sopir sudah diamankan. “Memang, meski sempat kabur, Wageman Sihotang, 38, sopir Minibus KBT akhirnya menyerahkan diri, Selasa (27/1),” kata dia. Wagemen Sihotang, warga Desa Siraja Hutagalung, Kecamatan Siatas Barita, Tapanuli Utara ini datang ke Mapolres Sei Rampah diantar istri dan iparnya.

Di mapolres, Wagemen tidakmauberbicarapanjang. “Usai tabrakan, dia tadi malam langsung kabur ke Kecamatan Perbaungan,” ucap Ipda J Sidabutar. Sementara sopir Bus Intra, Rudiyanto Simanjuntak, warga Pematangsiantar, langsung diamankan setelah kejadian dan dirawat di RS Bhayangkari Kota Tebingtinggi. Dia cedera di bagian dadanya.

Dari pantauan di lokasi kejadian, sejumlah titik ditandai angka 1- 5. Begitu juga arah sebaliknya disemprot cat putih. Tanda-tanda itu hanya ada pada satu jalur, persisnya ruas kiri Jalinsum dari arah Medan–Tebingtinggi hanya sekitar 20–30 meter. Kondisi itu menunjukkan sopir Minibus KBT berupaya menyalip kendaraan di depannya.

Namun, akhirnya bertabrakan dengan Bus Intra, hingga keduanya terguling dan terbakar hangus. Akibatnya, dari 11 penumpang dan sopir Minibus KBT, empat di antarnya tewas mengenaskan. Sedangkan 22 penumpang Bus Intra sebagian besar cedera.

Hingga kemarin, di RSUD Sultan Sulaiman tinggal 13 pasien yang dirawat. Insiden maut itu membuat Bupati Soekirman bersama Sekdakab Haris Fadillah, dan Plt Ketua DPC PDIP Delpin Barus, dan Ketua DPC PPP Usman Sitorus langsung melihat korban di RSUD Sultan Sulaiman.

“Sabar ya. Ini musibah besar bagi kelurga juga bagi Sergai,” kata kepada salah seorang korban kecelakaan. Kepada staf medis RSUD Sultan Sulaiman, Soekirman meminta seluruhnya untuk bekerja maksimal, merawat mereka yang cidera.

Mereka adalah Minaria br Marbun,50, warga Desa Hutahuruk, Kecamatan Sipoholon, Taput; Pande Siahaan, 22, warga Siborong-borong; Dina Mariana, 30, warga Raya Bosi Kabupaten Simalungun; Septian Hadi, 31, warga Deli Tua Medan; Jusuf Sihombing,54, warga Amplas Medan. Lalu, Surya Kencana, 36, warga Jalan H Adam Malik Pematangsiantar; Mariana,59, warga Pematang Siantar; Marlince Nababan, 49, warga Jalan PLTN No.53 Kompleks PLN Medan; Wilmar Siregar, 36, warga Jalan Sisingamagaraja Balige; Loly Manik, 21, warga Pematangsiantar. Selanjutnya Reo, bayi berusia satu bulan; dan ibunya, Enra Wati, 30, warga Jalan Teh X, No 15 Simalingkar, Medan; Sapta Hadi Napitupulu ,17, warga Patuan Nagari, Balige.

Erdian Wirajaya
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9222 seconds (0.1#10.140)
pixels