Galang Dukungan di Depan Kantor Gubernur
A
A
A
SEMARANG - Aksi demonstrasi mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kota Semarang terus berlanjut.
Kemarin, ratusan warga Kota Semarang ikut meramaikan aksi serupa yang digelar aktivis, mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam Car Free Day (CFD) di Jalan Pahlawan. Aksi dimulai sekitar pukul 06.00 WIB. Mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Semarang untuk #saveKPK itu melakukan longmarch dari Jalan Pahlawan memutari Lapangan Pancasila Semarang.
Mereka kemudian menggelar kain putih sepanjang 10 meter di depan Kantor Gubernur Jateng. Kain itu digelar untuk menggalang tanda tangan dukungan dari masyarakat Kota Semarang. Aksi tersebut menarik perhatian masyarakat yang sedang menikmati CFD. Sejumlah pengunjung kemudian ikut andil dalam menandatangani kain itu.
“Saya tertarik dan ikut tanda tangan saja memberikan dukungan. Tapi, ini bukan berarti mendukung KPK atau Polri,” kata Setya wan,27, salah satu warga Bulu Semarang. Menurut Setywan, konflik antara KPK dan Polri saat ini harusnya tidak perlu terjadi. Musuh sebenarnya saat ini, kata dia, bukan KPK atau Polri, melainkan para koruptor.
Hal berbeda disampaikan Marvel, 19, pengunjung CFD lainnya. Dia mengaku sangat menyay angkan terjadi konflik antara dua institusi penegak hukum di Indonesia itu. “Harusnya, keduanya berjalan seiringan menyelamatkan Indonesia dari para koruptor. Bukan seperti ini, justru saling bermusuhan dan bertikai,” ujarnya.
Dia berharap konflik antara dua institusi itu dapat segera berakhir. Menurutnya, masyarakat sudah muak dengan banyaknya permasalahan dipertontonkan para elite politik di Indonesia. Selain menggelar orasi bebas dan membubuhkan tanda tangan sebagai wujud dukungan terhadap KPK, mahasiswa juga menggelar aksi teatrikal.
Dalam aksi itu, mahasiswa mempertunjukan bagaimana dua orang yang menggambarkan dua institusi sedang berseteru. Dalam perseteruan itu, muncul bayangan hitam menari-nari dan bayangan putih berada di tengah untuk mendamaikan. “Teatrikal ini untuk mendorong Presiden Jokowi bersikap tegas menangani permasalahan itu,” kata koordinator aksi, Hanendya.
Lebih lanjut mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini menambahkan, pihaknya juga mendesak Presiden Jokowi agar memberhentikan Kabareskrim Irjen Pol Budi Waseso.
“Kami menolak politisasi terhadap lembaga penegak hukum. KPK dan Polri harus memberi contoh yang baik. Presiden harus segera mengambil sikap mengenai hal ini,” katanya.
Andika Prabowo
Kemarin, ratusan warga Kota Semarang ikut meramaikan aksi serupa yang digelar aktivis, mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam Car Free Day (CFD) di Jalan Pahlawan. Aksi dimulai sekitar pukul 06.00 WIB. Mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Semarang untuk #saveKPK itu melakukan longmarch dari Jalan Pahlawan memutari Lapangan Pancasila Semarang.
Mereka kemudian menggelar kain putih sepanjang 10 meter di depan Kantor Gubernur Jateng. Kain itu digelar untuk menggalang tanda tangan dukungan dari masyarakat Kota Semarang. Aksi tersebut menarik perhatian masyarakat yang sedang menikmati CFD. Sejumlah pengunjung kemudian ikut andil dalam menandatangani kain itu.
“Saya tertarik dan ikut tanda tangan saja memberikan dukungan. Tapi, ini bukan berarti mendukung KPK atau Polri,” kata Setya wan,27, salah satu warga Bulu Semarang. Menurut Setywan, konflik antara KPK dan Polri saat ini harusnya tidak perlu terjadi. Musuh sebenarnya saat ini, kata dia, bukan KPK atau Polri, melainkan para koruptor.
Hal berbeda disampaikan Marvel, 19, pengunjung CFD lainnya. Dia mengaku sangat menyay angkan terjadi konflik antara dua institusi penegak hukum di Indonesia itu. “Harusnya, keduanya berjalan seiringan menyelamatkan Indonesia dari para koruptor. Bukan seperti ini, justru saling bermusuhan dan bertikai,” ujarnya.
Dia berharap konflik antara dua institusi itu dapat segera berakhir. Menurutnya, masyarakat sudah muak dengan banyaknya permasalahan dipertontonkan para elite politik di Indonesia. Selain menggelar orasi bebas dan membubuhkan tanda tangan sebagai wujud dukungan terhadap KPK, mahasiswa juga menggelar aksi teatrikal.
Dalam aksi itu, mahasiswa mempertunjukan bagaimana dua orang yang menggambarkan dua institusi sedang berseteru. Dalam perseteruan itu, muncul bayangan hitam menari-nari dan bayangan putih berada di tengah untuk mendamaikan. “Teatrikal ini untuk mendorong Presiden Jokowi bersikap tegas menangani permasalahan itu,” kata koordinator aksi, Hanendya.
Lebih lanjut mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini menambahkan, pihaknya juga mendesak Presiden Jokowi agar memberhentikan Kabareskrim Irjen Pol Budi Waseso.
“Kami menolak politisasi terhadap lembaga penegak hukum. KPK dan Polri harus memberi contoh yang baik. Presiden harus segera mengambil sikap mengenai hal ini,” katanya.
Andika Prabowo
(ftr)