Indahnya Kebaya Sentuhan Blowing

Minggu, 25 Januari 2015 - 09:57 WIB
Indahnya Kebaya Sentuhan...
Indahnya Kebaya Sentuhan Blowing
A A A
PERPADUAN dua sentuhan, selalu melahirkan kreasi baru di ranah mode. Racikan apik itu pun bergulir di dunia fesyen pernikahan dan busana tradisional.

Kebaya misalnya, kini tak lagi berwujud sebagai pakaian adat yang klasik dan mempertahankan pakem lama. Salah satu tren yang saat ini banyak digemari, tak lain kebaya etnik yang dikolaborasi dengan selera internasional.

Inovasi dua sisi ini bisa dilihat dari karya perancang busana Fijria Pressayu yang mengusung label Trifi by Ririe. Desain kebaya terbarunya, mengusung tema klasik bernafaskan etnik, namun diperkaya dengan aksen international dress. Sebagai perancang yang fokus terhadap kebaya, dia memperkuat sentuhan desain pada ornamen utama yang disesuaikan dengan pakemnya.

Meski demikian, ide kreatifnya kerap tertuang pada sisi modifikasi dan permainan aplikasi yang bernuansa penuh kemewahan. Secara utuh, kebaya klasik modern yang dimaksud Ririe, tak lebih dari potongan kebaya nasional yang sudah terbesut dri tatar Jawa dan Sunda. Impresi khas ala Indonesia klasik itu biasanya tervisualisasi dari siluet kerah, kupnat, lekukan badan serta bentuk tangan yang dibuat simetris seperti genre lama.

Namun, pemahaman klasik dalam rancangan ini juga tak berarti kuno dan bermodel usang. Berkat kepiawaiannya dalam hal padu padan, sebuah kebaya pengantin pun sanggup memunculkan aura kecantikan kaum wanita. Layaknya ratu, tata rias dan kebaya pengantin juga harus memancarkan kemewahannya dari berbagai detail suguhan.

Kebaya Ririe misalnya, secara konsep selalu bermain dengan aksentuasi payet dan kristal swarovskyuntuk menciptakan kilau kemegahannya. Sementara untuk aplikasi yang menempel pada bahan tile, biasanya menyajikan sulam bordir dan brokat untuk menyempurnakan tampilan.

“Kebaya klasik modifikasi yang saya ciptakan, memiliki nafas baru yang lebih segar, memancarkan kecantikan sekaligus bernuansa modern. Pada tahun ini, saya memastikan selera kebaya pengantin memang identik dengan detail gaun internasional yang mewah, glamor namun ada misi tema klasik khas Indonesia,” ujar Ririe.

Kendati memetik main streamklasik, Ririe tetap mengikutitren dengan munculnya berbagai layerdan tulle bernafaskan royal gown. Misalnya untuk kebaya pernikahan, dia tetap menggunakan trainalias ekor panjang antara 1,5 hingga 2 meter untuk menggenapi kecantikan sang pengantin. Sementara di bagian pinggang dan kerah, tetap mengarahkannya pada lekukan bersahaja tanpa sentuhan yang terlalu ramai.

Untuk menghasilkan gemerlapnya yang paling memukau, kebaya klasik modifikasi ini juga tetap mengandalkan payet dan kristal swarovskyasal Austria. Ada pula payet batang, payet pasir dan masih banyak lagi. “Semua bahan aplikasi saya perkuat dengan bahan yang elegan juga. Misalnya brokat semi-Perancis, satin sutera atau prada. Hal ini sangat saya jaga karena aplikasi detail inilah yang menjadi penunjang kemewahan dari kebaya pengantin,” rincinya.

Bicara tren warna, secara pribadi Trifi by Ririelebih memilih warna-warna pastel yang terkesan elegan. Namun polesan elektrik juga turut ambil bagian pada inovasi etnik modern ini. Untuk pastel, ada hijau mint, dusty pink, peach, abu dan masih banyak lagi. Sementara merah menyala, hijau stabilo serta kuning menjadi dominasi warna yang disuguhkan.

Bagaimana untuk siluet bawah? Untuk bawahan biasanya Ririe mendominasinya dengan tren potongan blowing, peplum atau berbentuk tulip. Beragam bentuk ini biasanya menyesuaikan dengan selera dan bentuk tubuh. Namun untuk yang terbaru, bentuk peplum terhitung banyak disuakai karena model ini dapat menyiasati pinggul atau perut yang besar.

Di workshop-nya yang terletak di Jalan Aquarius II, Trifi biasa mendesain kebaya konsumennya dengan konsep customize. Namun bisa juga menyewa dengan syarat modelnya ditentukan oleh Ririe. Untuk banderol kisarannya antara Rp500.000 hingga Rp7 juta untuk satu item kebaya. Kebaya Ivan lebih menyukai gaya klasik yang menggunakan bahan kain dengan bentuk lurus.

Namun jika kesan modernnnya ingin lebih dominan, potongan A line, putri duyung dan ball gownyang bergaya Cinderela juga bisa dipilih para pengantin. Selama ini, kebayanya biasa dipesan oleh peminat yang tersebar di Bandung, Jakarta hingga Aceh. Untuk satu pengerjaan kebaya, dia mematok waktu terbaik tiga bulan agar semua ornamen bisa dikerjakan dengan hasil memuaskan. Sementara untuk kebaya yang lebih sederhana, bisa menghabiskan waktu sebulan.

Pasalnya, hampir 90 persen pembuatan kebaya menggunakan kecekatan tangan alias hand made. “Kenapa pembuatannya lama, karena pengerjaan kebaya cenderung hand made. Untuk satu setel kebaya bisa menghabiskan waktu lama untuk memasang tempelan,” pungkasnya.

Dini budiman
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2526 seconds (0.1#10.140)