Kuala Tanjung Muat 400.000 Teus Peti Kemas
A
A
A
MEDAN - Pembangunan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, Batubara, Sumatera Utara (Sumut) akan dimulai pada Maret 2015.
Untuk tahap awal, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I menargetkan pelabuhan yang berada di kawasan strategis ini dapat menampung 400.000 teus peti kemas per tahun. Dirut PT Pelindo I, Bambang Eka Cahyana, mengungkapkan, untuk tahap kedua, Pelindo akan melanjutkan pembangunan terminal kontainer sepanjang 21 kilometer (km) yang dapat menampung 25 juta teus peti kemas per tahun.
Pihaknya berusaha keras mempercepat pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, dan di-perkirakan dapat beroperasi pada awal 2018. Terlebih lagi, pelabuhan itu akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun, dan akan menampung ribuan pekerja.
“Bila Pelabuhan Kuala Tanjung selesai dibangun, wajah perekonomian Sumut pasti berubah karena akan ada banyak lowongan kerja tercipta,” paparnya di acara media gathering PT Pelindo I di Restoran Simpang Tiga, Tanjung Morawa, Jumat (23/1).
Menurut Bambang, pembangunan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung dan KEK Sei Mangkei sangat penting bagi Sumut. Sangat disayangkan jika hasil alam dari Sumut seperti karet, kelapa sawit tidak memiliki pabrik pengolahan langsung di daerah ini.
“Lihat saja di Jawa ada pabrik cokelat, padahal kebun kakaonya ada di sini. Begitu juga dengan kelapa sawit dan karet, banyak dari Sumut. Untuk itulah dibangun KEK Sei Mangkei agar Sumut memiliki pabrik pengolahan langsung di sini,” ucapnya. Proyek pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung akan dikerjakan PT Prima Multi Terminal, anak perusahaan dari PT Pelindo I.
Dirut PT Prima Multi Terminal, Hosadi, mengungkapkan, pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap awal menelan biaya Rp4,9 triliun. Pemerintah akan menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai hub pelabuhan di wilayah Barat Indonesia.
PT Prima Multi Terminal akan mempersiapkan dermaga di Pelabuhan Kuala Tanjung itu sebagai pelabuhan multipurpose, tidak hanya untuk terminal curah cair dan curah kering, namun juga bisa dimanfaatkan untuk general cargo.
Sebagai upaya mempercepat pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tersebut, PT Pelindo I bersama Kementerian Perhubungan telah menandatangani kerja sama Jumat (23/1) pagi di Pelabuhan Pelindo I, Belawan. Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan; dan Direktur Pelindo I, Bambang Eka Cahyana.
Dicky Irawan
Untuk tahap awal, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I menargetkan pelabuhan yang berada di kawasan strategis ini dapat menampung 400.000 teus peti kemas per tahun. Dirut PT Pelindo I, Bambang Eka Cahyana, mengungkapkan, untuk tahap kedua, Pelindo akan melanjutkan pembangunan terminal kontainer sepanjang 21 kilometer (km) yang dapat menampung 25 juta teus peti kemas per tahun.
Pihaknya berusaha keras mempercepat pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, dan di-perkirakan dapat beroperasi pada awal 2018. Terlebih lagi, pelabuhan itu akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun, dan akan menampung ribuan pekerja.
“Bila Pelabuhan Kuala Tanjung selesai dibangun, wajah perekonomian Sumut pasti berubah karena akan ada banyak lowongan kerja tercipta,” paparnya di acara media gathering PT Pelindo I di Restoran Simpang Tiga, Tanjung Morawa, Jumat (23/1).
Menurut Bambang, pembangunan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung dan KEK Sei Mangkei sangat penting bagi Sumut. Sangat disayangkan jika hasil alam dari Sumut seperti karet, kelapa sawit tidak memiliki pabrik pengolahan langsung di daerah ini.
“Lihat saja di Jawa ada pabrik cokelat, padahal kebun kakaonya ada di sini. Begitu juga dengan kelapa sawit dan karet, banyak dari Sumut. Untuk itulah dibangun KEK Sei Mangkei agar Sumut memiliki pabrik pengolahan langsung di sini,” ucapnya. Proyek pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung akan dikerjakan PT Prima Multi Terminal, anak perusahaan dari PT Pelindo I.
Dirut PT Prima Multi Terminal, Hosadi, mengungkapkan, pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap awal menelan biaya Rp4,9 triliun. Pemerintah akan menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai hub pelabuhan di wilayah Barat Indonesia.
PT Prima Multi Terminal akan mempersiapkan dermaga di Pelabuhan Kuala Tanjung itu sebagai pelabuhan multipurpose, tidak hanya untuk terminal curah cair dan curah kering, namun juga bisa dimanfaatkan untuk general cargo.
Sebagai upaya mempercepat pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tersebut, PT Pelindo I bersama Kementerian Perhubungan telah menandatangani kerja sama Jumat (23/1) pagi di Pelabuhan Pelindo I, Belawan. Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan; dan Direktur Pelindo I, Bambang Eka Cahyana.
Dicky Irawan
(ftr)