Aktivis Ditembak, Koalisi Antikekerasan Gelar Aksi Solidaritas
A
A
A
SURABAYA - Puluhan orang yang tergabung dalam Koalisi Antikekerasan (KAK) menggelar aksi solidaritas untuk Mathur Husyairi, aktivis antikorupsi Bangkalan yang ditembak. Aksi solidaritas ini menuntut pengungkapan kasus penembakan tersebut.
Aksi digelar di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (22/1/2015).
Para pengunjuk rasa menumpang mobil bak terbuka. Mereka membentangkan sejumlah poster yang bertuliskan kecaman terhadap penembakan tersebut. Aksi yang digelar pada pukul 13.00 WIB ini juga mendapatkan penjagaan dari aparat kepolisian.
Akibat aksi tersebut, arus lalu lintas di depan Gedung Grahadi sempat tersendat, karena para pengunjuk rasa memakan setengah jalan protokol tersebut.
Koordinator aksi Edi Firmanto mengatakan, mereka menuntut penuntasan kasus penembakan tersebut. "Dia (Mathur Husyairi) sering menerima teror. Beberapa waktu lalu pernah dilempar bom molotov, rumahnya seperti ada yang mengintai. Puncaknya ya penembakan ini," kata Edi di sela-sela aksi.
Ia menjelasakan, aparat kepolisian terkesan kurang serius dalam mengungkap kasus tersebut. Malahan, cenderung melempar opini.
"Harusnya ketemu. Saya pernah baca di salah satu media ada pernyataan dari kepolisian yang digunakan adalah senjata rakitan. Ini tidak mungkin karena yang proyektilnya berkaliber 9 mm. Dengan kaliber seperti itu adalah organik," jelasnya.
KAK merupakan gabungan dari sejumlah elemen seperti SAKERA (Satu Kedaulatan Rakyat), JARPEK (Jaringan Rakyat Peduli Keadilan), GOIB (Gabungan Orang Independen Bersatu), ARM (Aliansi Rakyat Merdeka), dan ALMISBAT (Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat).
Aksi digelar di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (22/1/2015).
Para pengunjuk rasa menumpang mobil bak terbuka. Mereka membentangkan sejumlah poster yang bertuliskan kecaman terhadap penembakan tersebut. Aksi yang digelar pada pukul 13.00 WIB ini juga mendapatkan penjagaan dari aparat kepolisian.
Akibat aksi tersebut, arus lalu lintas di depan Gedung Grahadi sempat tersendat, karena para pengunjuk rasa memakan setengah jalan protokol tersebut.
Koordinator aksi Edi Firmanto mengatakan, mereka menuntut penuntasan kasus penembakan tersebut. "Dia (Mathur Husyairi) sering menerima teror. Beberapa waktu lalu pernah dilempar bom molotov, rumahnya seperti ada yang mengintai. Puncaknya ya penembakan ini," kata Edi di sela-sela aksi.
Ia menjelasakan, aparat kepolisian terkesan kurang serius dalam mengungkap kasus tersebut. Malahan, cenderung melempar opini.
"Harusnya ketemu. Saya pernah baca di salah satu media ada pernyataan dari kepolisian yang digunakan adalah senjata rakitan. Ini tidak mungkin karena yang proyektilnya berkaliber 9 mm. Dengan kaliber seperti itu adalah organik," jelasnya.
KAK merupakan gabungan dari sejumlah elemen seperti SAKERA (Satu Kedaulatan Rakyat), JARPEK (Jaringan Rakyat Peduli Keadilan), GOIB (Gabungan Orang Independen Bersatu), ARM (Aliansi Rakyat Merdeka), dan ALMISBAT (Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat).
(zik)