Wakapolsek Banyumanik Tewas Minum Racun
A
A
A
SEMARANG - Wakil Kepala Polsek (Wakapolsek) Banyumanik AKP Sunarto ditemukan tewas di rumah dinasnya Nomor A 03, Kompleks Asrama Polisi 1 Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, kemarin.
Sunarto diduga bunuh diri dengan cara menenggak racun. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Sunarto diketahui meninggal dunia oleh istrinya di lantai samping tempat tidur pukul 13.30 WIB. Posisinya telentang, baju terbuka memakai sarung.
Pantauan KORAN SINDO di tempat kejadian perkara (TKP), tak begitu lama dari penemuan Sunarto, petugas gabungan dari Polsek Banyumanik, Polrestabes Semarang dan Polda Jateng tiba di lokasi. Mobil Panther bernopol K 8686 JB terlihat terparkir di depan rumah Sunarto. Setelah memeriksa ke dalam rumah, petugas lalu melingkarkan police line di pagar rumah.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono menyebut dari hasil pemeriksaan TKP, Sunarto diduga menenggak racun. “Ada luka lebam (di dada). Kami duga meninggal dunia bunuh diri, racun. Ada muntahan di dekatnya. Ini memang rumah dinasnya, korban punya rumah di daerah Ketileng (Tembalang),” katanya di TKP.
Djihartono menyebut Sunarto sudah tewas 12 jam dari sebelum ditemukan. Sunarto kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum luar dan autopsi. “Kami juga koordinasi dengan Labfor untuk mengetahui itu (muntahan dan racun apa),” tutur Djihartono.
Berdasarkan laporan, kemarin Sunarto tidak masuk dinas tanpa keterangan. Beberapa kali Kapolsek Banyumanik Kompol Kristanto menelepon tapi tidak direspons. Kepala Sub Dit Paminal Bidang Propam Polda Jateng AKBP Yohanes yang turun ke TKP belum memberikan kesimpulan. “Sejumlah keterangan masih dikumpulkan,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Jateng Kombes Pol Rini Muliawati membenarkan korban sudah berada di RS Bhayangkara. “Iya, ini untuk diautopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya,” ucap Rini saat dihubungi via telepon seluler.
Beli Kaligrafi
Beberapa saat setelah olah TKP, kondisi lingkungan rumah AKP Sunarto sudah sepi. Tibatiba, ada seorang perempuan bernama Yuli datang dari Bedono, Kabupaten Semarang ke rumah Sunarto. Dia bekerja di usaha kaligrafi milik Syech Puji.
Kepada KORAN SINDO dia mengaku sudah janjian dengan Sunarto untuk urusan jual beli kaligrafi. Menurut Yuli, Sunarto membeli dua buah kaligrafi seharga Rp5,2 juta, tapi baru di bayar 2,5juta.
“Saya dikirimi SMS Pak Sunarto untuk datang hari Jumat ini (kemarin), ternyata sudah begini (meninggal),” katanya. Yuli pun akhirnya pulang bersama seorang temannya mengendarai mobil Granmax warna silver nomor polisi H 8896 SC. Kedatangan Yuli sore kemarin merupakan yang kedua kalinya.
Sebelumnya pukul 09.00 WIB, dia telah datang ke rumah itu dan melihat kunci pintu depan berada di luar. Dia mengaku sempat membuka pintu sedikit, tapi saat dipanggil tidak ada sahutan dari dalam rumah.
Eka Setiawan
Sunarto diduga bunuh diri dengan cara menenggak racun. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Sunarto diketahui meninggal dunia oleh istrinya di lantai samping tempat tidur pukul 13.30 WIB. Posisinya telentang, baju terbuka memakai sarung.
Pantauan KORAN SINDO di tempat kejadian perkara (TKP), tak begitu lama dari penemuan Sunarto, petugas gabungan dari Polsek Banyumanik, Polrestabes Semarang dan Polda Jateng tiba di lokasi. Mobil Panther bernopol K 8686 JB terlihat terparkir di depan rumah Sunarto. Setelah memeriksa ke dalam rumah, petugas lalu melingkarkan police line di pagar rumah.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono menyebut dari hasil pemeriksaan TKP, Sunarto diduga menenggak racun. “Ada luka lebam (di dada). Kami duga meninggal dunia bunuh diri, racun. Ada muntahan di dekatnya. Ini memang rumah dinasnya, korban punya rumah di daerah Ketileng (Tembalang),” katanya di TKP.
Djihartono menyebut Sunarto sudah tewas 12 jam dari sebelum ditemukan. Sunarto kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum luar dan autopsi. “Kami juga koordinasi dengan Labfor untuk mengetahui itu (muntahan dan racun apa),” tutur Djihartono.
Berdasarkan laporan, kemarin Sunarto tidak masuk dinas tanpa keterangan. Beberapa kali Kapolsek Banyumanik Kompol Kristanto menelepon tapi tidak direspons. Kepala Sub Dit Paminal Bidang Propam Polda Jateng AKBP Yohanes yang turun ke TKP belum memberikan kesimpulan. “Sejumlah keterangan masih dikumpulkan,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Jateng Kombes Pol Rini Muliawati membenarkan korban sudah berada di RS Bhayangkara. “Iya, ini untuk diautopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya,” ucap Rini saat dihubungi via telepon seluler.
Beli Kaligrafi
Beberapa saat setelah olah TKP, kondisi lingkungan rumah AKP Sunarto sudah sepi. Tibatiba, ada seorang perempuan bernama Yuli datang dari Bedono, Kabupaten Semarang ke rumah Sunarto. Dia bekerja di usaha kaligrafi milik Syech Puji.
Kepada KORAN SINDO dia mengaku sudah janjian dengan Sunarto untuk urusan jual beli kaligrafi. Menurut Yuli, Sunarto membeli dua buah kaligrafi seharga Rp5,2 juta, tapi baru di bayar 2,5juta.
“Saya dikirimi SMS Pak Sunarto untuk datang hari Jumat ini (kemarin), ternyata sudah begini (meninggal),” katanya. Yuli pun akhirnya pulang bersama seorang temannya mengendarai mobil Granmax warna silver nomor polisi H 8896 SC. Kedatangan Yuli sore kemarin merupakan yang kedua kalinya.
Sebelumnya pukul 09.00 WIB, dia telah datang ke rumah itu dan melihat kunci pintu depan berada di luar. Dia mengaku sempat membuka pintu sedikit, tapi saat dipanggil tidak ada sahutan dari dalam rumah.
Eka Setiawan
(ftr)