Deadlock, Hipmi Status Quoa

Kamis, 15 Januari 2015 - 12:29 WIB
Deadlock, Hipmi Status Quoa
Deadlock, Hipmi Status Quoa
A A A
BANDUNG - Musyawarah Nasional (Munas) XV Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Soebroto, Kota Bandung, deadlock sekitar pukul 05.00 WIB kemarin.

Munas dihentikan sampai batas waktu yang belum di tentukan. Artinya, kepemimpinan Hipmi dalam status quo. Untuk sementara, tampuk pimpinan Hipmi diambil alih oleh steering commite (SC) Munas XV Hipmi 2015. Padahal, sesuai jadwal hari ini seharusnya sudah terpilih ketua umum baru periode 2015-2017 yang dilakukan pada rapat pleno IV.

Proses penghentian munas yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini akibat terjadi baku pukul antarsesama peserta munas. Kericuhan terjadi saat sidang rapat pleno III yang membahas AD-ART berlangsung. Pimpinan sidang Alex Yahya Datuk menskors sidang pleno tersebut lantaran masih banyak interupsi dilakukan para anggota.

Selain itu, kondisi lelah dan habisnya masa kontrak penggunaan Trans Luxury Hotel untuk lokasi Munas juga menjadi salah satu alasan penghentian sidang tersebut. Alex yang juga Steering Committe Munas Hipmi XV ini mengatakan, untuk sementara kepemimpinan Hipmi dipegang oleh steering committe yang beranggotakan lima orang pimpinan sidang.

“Kepemimpinan steering committee berlaku hingga Hipmi memiliki ketua umum baru melalui munas yang diharapkan bisa terwujud dalam waktu secepatnya,” kata Alex kepada KORAN SINDO kemarin. Perebutan kursi nomor 1 di Hipmi itu menjadi alot setelah suara mengerucut kepada dua kubu calon ketua umum, yakni Bayu Priawan Djokosoetono dan Bahlil Lahadalia.

Walau, Andika Anindia Guna belum me nyatakan mundur dari pencalonan, tapi suara dukungan kepadanya dianggap minim. Kericuhan yang mewarnai Munas XV Hipmi terjadi berulang kali. Kericuhan mulai men dera sejak awal munas berlangsung. Sidang mulai memanas sejak penentuan pimpinan sidang Munas XV Hipmi pada Senin (12/1).

Munas kemudian berlanjut keesokan harinya dengan jadwal pembahasan sidang pleno I dari empat sidang yang diagendakan. Namun kericuhan kembali mewarnai diawal sidang pleno I dan berlanjut se hingga harus diskors berulang kali. Begitu juga ketika pembahasan tentang tata cara pemberian suara dalam pemilihan ketua umum, antara menuliskan nama kandidat, mencoblos, atau mencontreng.

Dalam pembahasan teknis itu pun terjadi perdebatan dengan nada tinggi. Suasana panas makin terasa saat pembahasan AD/ART, terutama hal yang mengatur kriteria calon ketua umum. Perdebatan mengenai perlu atau tidaknya calon ketua um um HIPMI di tingkat pusat harus pernah menjadi ketua umum HIPMI tingkat provinsi.

Hal tersebut langsung disambut pro dan kontra yang datang dari dua kubu bersebrangan. Kedua kubu menjaga kepentingan dua kandidat ketua umum yang bersaing ketat, yaitu Bayu Priawan Djokosoetono dan Bahlil Lahadalia. Sekitar pukul 03.00 WIB, kemarin, kericuhan terjadi.

Berdasarkan pantauan, aksi baku pukul tidak dapat di hindaran saat sejumlah peserta menggeruduk meja pimpinan sidang. Akibat kericuhan ini, dua peserta terluka parah di bagian wajah karena diinjakinjak dan hujani bogem mentah oleh peserta lain.

Kericuhan dipicu perebutan mik antarpeserta saat akan melontarkan interupsi di sidang pleno ketiga yang membahas tata tertib pemilihan ketua umum. Lebih dari 100 tenaga keamanan berpakaian hitam-hitam di kerahkan dan kepolisian didatangkan oleh pihak panitia untuk melerai kericuhan tersebut.

Sekitar pukul 04.00 WIB, kericuhan tak mereda. Perdebatan sengit kembali pecah, bahkan nyaris terjadi aksi lempar kursi. Se jumlah orang terpaksa diamankan keluar ruangan oleh petugas keamanan hotel. Akhirnya, pimpinan sidang pun menskor Munas XV Hipmi.

Salah satu kandidat ketua Hipmi Bayu Priawan Djokosoetono meninggalkan hotel kemarin pagi. “Nggak mungkin kalau dilanjutkan hari ini saya pulang ke Jakarta. Saya masih optimistis, kebenaran itu harus di tegakkan. Kalau kita cinta organisasi, kalau kita cinta HIPMI, kita hrus membela kebenaran,” tutur Bayu.

Ketum BPC Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat Mohammad Qadhafy menuturkan, memutuskan pulang ke daerah asal dan menunggu panggilan lanjutan Munas Hipmi. Dia mengaku kecewa, tapi siap dipanggil kembali. ”Pengusaha tidak memakai otot namun otak, selayaknya ketika menjual agar laku,” tutur Qadhafy.

Sementara itu, Wakil Gubernur (Wagub) Jabar Deddy Mizwar menyayangkan kericuhan yang terjadi pada Munas XV Hip mi di Trans Luxury Hotel, dini hari kemarin. Peristiwa itu tak mencerminkan sikap seorang pengusaha yang seharusnya patut dicontoh orang lain.

“Oh ricuh. Seharusnya kan kemarin harus sudah selesai. Semalam ketemu Pak Agung (Ketua Kadin Jabar) katanya belum beres. Saya belum mendapatkan informasi, nanti saya coba kontak panitiannya. Saya mnyayangkan. Apalagi sampai tinjutinjuan. Tentu itu tidak mencerminkan pengusaha muda,” kata Deddy kepada wartawan di Gedung Sate kemarin sore.

Dia mengemukakan, organisasi Hipmi merupakan inspirasi bagi para pengusaha. Tapi dalam kenyatannya saat pemilihan ketua, terjadi aksi tak terpuji. “Ini baru pertama kali di Jabar ada munas sampai ricuh. Saya menyayangkan,” sesal Wagub.

Ridwan Alamsyah/ Yugi Prasetyo
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8551 seconds (0.1#10.140)