Simbol PKI di Kasihan Resahkan Warga
A
A
A
BANTUL - Simbol dan tulisan Partai Komunis Indonesia (PKI) muncul di Kecamatan Kasihan. Setidaknya ada tiga tempat terdapat tulisan dan simbol PKI, dua di Jalan Bibis, tepatnya di Jembatan Gangin dan depan pabrik wig di Desa Tamantirto.
Di jalan itu, ada tulisan menggunakan cat phylox warna putih dengan bunyi Neo PKI, dan ada gambar lambang Palu Arit sangat rapi. Satu lagi simbol partai terlarang ada di atas talud Dusun Ngelo, pintu masuk perumahan TNI AL.
Salah satu pimpinan Organisasi Masyarakat (Ormas) di wilayah tersebut, Darrohman mengungkapkan, Rabu 7 Januari 2014 sore, sejumlah masyarakat melihat ada tulisan simbol partai terlarang tersebut melintang di aspal jalan.
Karena sadar hal tersebut, masyarakat lantas melaporkan ke pihak berwajib dan berinisiatif menutup tulisan tersebut dengan cat hitam. "Mungkin takut atau resah, mereka lantas menutupnya," ujarnya, kepada wartawan, Kamis (8/1/2014).
Dia menduga, tulisan neo PKI tersebut dilakukan oleh orang profesional, bukan anak-anak yang sering corat-coret di sejumlah tempat. Karena dari karakter tulisan dan bentuk simbol yang ada sudah disiapkan sebelumnya.
Simbol tersebut dibentuk dengan cetakan kertas sebelum dicat. Kemunculan tulisan ini bukan yang pertama di wilayah Kasihan. Sehingga dia meminta kepada pihak berwajib untuk serius melakukan penyelidikan sebelum mereka beraksi sendiri.
"Paham PKI mengancam keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kami meminta polisi dan TNI mengungkap ini," tandasnya.
Berdasarkan informasi di lapangan, di wilayah Kasihan memang ada seseorang yang dulu tersangkut masalah PKI. Sampai saat ini, orang yang tinggal di Desa Donotirto tersebut masih hidup meski usianya sudah uzur.
Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) Bantul Letkol Kavaleri Tukiman mengatakan, pihaknya memang sudah mengetahui hal tersebut dan sudah melakukan aksi dengan menutup simbol-simbol dan tulisan tersebut.
"Kami akan melakukan penelusuran aksi corat-coret ini. Semua sudah kami tutup," tuturnya.
Dia menduga, aksi tersebut hanyalah sekedar orang iseng. Dia mengklaim, sudah melokalisir dan menutup semua aktivitas menuju ke PKI tersebut. Jika memang di wilayah Kasihan ada warga bekas PKI, namun bukan berarti akitivitas muncul lagi.
"Karena ia bersama keluarganya sudah bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Kami menduga, aktivitas corat-coret simbol partai terlarang tersebut dilakukan orang luar Bantul," pungkasnya.
Di jalan itu, ada tulisan menggunakan cat phylox warna putih dengan bunyi Neo PKI, dan ada gambar lambang Palu Arit sangat rapi. Satu lagi simbol partai terlarang ada di atas talud Dusun Ngelo, pintu masuk perumahan TNI AL.
Salah satu pimpinan Organisasi Masyarakat (Ormas) di wilayah tersebut, Darrohman mengungkapkan, Rabu 7 Januari 2014 sore, sejumlah masyarakat melihat ada tulisan simbol partai terlarang tersebut melintang di aspal jalan.
Karena sadar hal tersebut, masyarakat lantas melaporkan ke pihak berwajib dan berinisiatif menutup tulisan tersebut dengan cat hitam. "Mungkin takut atau resah, mereka lantas menutupnya," ujarnya, kepada wartawan, Kamis (8/1/2014).
Dia menduga, tulisan neo PKI tersebut dilakukan oleh orang profesional, bukan anak-anak yang sering corat-coret di sejumlah tempat. Karena dari karakter tulisan dan bentuk simbol yang ada sudah disiapkan sebelumnya.
Simbol tersebut dibentuk dengan cetakan kertas sebelum dicat. Kemunculan tulisan ini bukan yang pertama di wilayah Kasihan. Sehingga dia meminta kepada pihak berwajib untuk serius melakukan penyelidikan sebelum mereka beraksi sendiri.
"Paham PKI mengancam keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kami meminta polisi dan TNI mengungkap ini," tandasnya.
Berdasarkan informasi di lapangan, di wilayah Kasihan memang ada seseorang yang dulu tersangkut masalah PKI. Sampai saat ini, orang yang tinggal di Desa Donotirto tersebut masih hidup meski usianya sudah uzur.
Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) Bantul Letkol Kavaleri Tukiman mengatakan, pihaknya memang sudah mengetahui hal tersebut dan sudah melakukan aksi dengan menutup simbol-simbol dan tulisan tersebut.
"Kami akan melakukan penelusuran aksi corat-coret ini. Semua sudah kami tutup," tuturnya.
Dia menduga, aksi tersebut hanyalah sekedar orang iseng. Dia mengklaim, sudah melokalisir dan menutup semua aktivitas menuju ke PKI tersebut. Jika memang di wilayah Kasihan ada warga bekas PKI, namun bukan berarti akitivitas muncul lagi.
"Karena ia bersama keluarganya sudah bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Kami menduga, aktivitas corat-coret simbol partai terlarang tersebut dilakukan orang luar Bantul," pungkasnya.
(san)